Gagal Bayi Tabung, Wanita Berisiko Tinggi Sakit Jantung

Syanne Susita | CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 07:15 WIB
Seperlima wanita gagal IVF diperkirakan akan menderita penyakit jantung yang disebabkan karena kuatnya obat kesuburan yang dikonsumsi para wanita itu.
Wanita yang telah menjalankan 10 siklus IVF telah menambah kerentanan alami serangan jantung (Thinkstock/Monkey Business Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seperlima wanita yang gagal In Vitro Fertilization atau dikenal dengan IVF (bayi tabung) diperkirakan akan menderita penyakit jantung. Studi menunjukkan jika risiko ini disebabkan karena kuatnya obat kesuburan yang dikonsumsi. Efek lain dari konsumsi obat kesuburan ini akan mempengaruhi tekanan darah dan juga risiko penggumpalan darah.

Wanita yang telah menjalankan 10 siklus IVF telah menambah kerentanan mereka untuk mengalami serangan jantung atau gagal jantung. Studi menunjukkan pasien IVF yang belum pernah memiliki bayi memiliki 19 persen lebih tinggi risiko penyakit jantung dibanding pasien IVF yang pernah melahirkan bayi.

Para peneliti mengamati wanita yang mendapat suntikan hormon gonadotropins dapat merangsang indung telur untuk memproduksi lebih dari satu telur setiap bulannya. Produksi ini sebenarnya tidak normal. Obat ini dapat merusak jantung wanita dengan semakin tingginya risiko penggumpalan darah atau bagaimana tubuh mengontrol tekanan darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan para peneliti memperkirakan jika wanita yang hamil melalui IVF memiliki kemungkinan kecil untuk meminum obat ini sehingga risiko penyakit jantung rendah.

Indung telur yang terlalu dirangsang oleh bahan kimia dan mengalir dalam aliran darah dapat membuat pembuluh darah bocor. Ini menyebabkan sisa darah yang ada di dalam pembuluh darah mengental, dan terjadi penggumpalan darah.

Namun, ada kemungkinan juga jika wanita mandul cenderung memiliki masalah jantung. Ditambahkan oleh ketua penelitian Dr Jacob Udell jika penemuan ini hanyalah ujung permasalahan saja.

“Kami memperhatikan pasien ini dalam kurun waktu yang panjang. Perawatan kesuburan dengan obat-obatan ini dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama masa kehamilan.

Ditambahkan oleh dokter yang berpraktek di Kanada ini jika pemakaian obat kesuburan ini memiliki konsekuensi jangka panjang.

Ia percaya memang ada kecenderungan wanita alami masalah jantung tetapi penjelasan lainnya adalah siklus ulangan dari obat-obat kuat inilah yang membuat wanita alami penyakit jantung prematur.

Data terakhir menunjukkan 52.288 wanita di Inggris menjalani 67.708 IVF siklus di tahun 2014. Sementara itu, studi yang dipimpin oleh Dr. Jacob Udell menunjukkan wanita di bawah 50 tahun yang menjalani perawatan kesuburan gonadotropin di Ontario selama dua puluh terakhir mencapai 28.442 orang. Umur kebanyakan wanita ini berada di akhir 40-an.

Setelah satu dekade, mereka menemukan pasien yang perawatannya tidak berhasil memiliki 19 persen risiko lebih tinggi untuk masalah cardiovascular, termasuk serangan jantung, thrombosis dan gagal jantung.

Para peneliti menekankan jika hanya 10 orang dalam 1000 orang yang menderita penyakit jantung setelah upaya bayi tabungnya gagal. Sementara yang sukses, hanya 6 orang.

Namun, jika terbukti ada hubungannya, penelitian ini tentu akan berguna bagi banyak orang. Wanita yang menjalankan program bayi tabung yang gagal setelah menjalankan 3 siklus suntik seharusnya sadar jika mereka menambah risiko penyakit jantung pada dirinya sendiri.

Walau ada obat yang lebih ringan dalam program IVF, kebanyakan dari program ini adalah mencoba memproduksi telur sebanyak mungkin. Obat-obat inilah yang menambah resiko indung telur terlalu dirangsang dan menyebabkan penggumpalan darah.

“Penelitian ini kita lakukan bukan untuk membuat cemas para wanita yang menjalankan terapi kesuburan. Kami ingin mengingatkan jika wanita berumur untuk lebih memperhatikan kesehatannya,” kata Dr. Udell. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER