Thailand Mulai Berlari Sambut Kedatangan Wisatawan Muslim

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2017 17:11 WIB
Sebagai negara non-muslim, Thailand mulai menyiapkan segala fasilitas dan layanan untuk membuat wisatawan Muslim nyaman berkunjung.
Pagoda Chaimongkhon yang terletak dalam komplek Wat Yai Chai Mongkhon dibangun memperingati kemenangan besar Raja Naresuan atas Raja Maha Uparacha dari Burma. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dikenal sebagai negara tujuan wisata kaum hedonis yang gemar berpesta tak membuat Thailand kehabisan ide untuk mengembangkan industri pariwisata halalnya. Saat ini di sana, mulai banyak pusat wisata yang beroperasi untuk mengundang wisatawan Muslim datang.

Salah satu yang menjadi tujuan populer ialah Hotel Al Meroz, yang berada di kawasan Ramkhamhaeng Road.

Selain sebagai tempat menginap, hotel berbintang lima itu juga menyediakan fasilitas gedung pertemuan, yang sering digunakan sebagai tempat pesta pernikahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan jumlah wisatawan Muslim di dunia membuat Thailand tergiur untuk mengembangkan lebih banyak lagi pusat wisata halal, seperti yang dikatakan oleh Manajer Hotel Al Meroz, Sanya Saenboon.

“Saat ini ada 1,5 miliar wisatawan Muslim di dunia. Menurut kami ini adalah pasar yang potensial,” kata Saenboon, seperti yang dikutip dari AFP pada Senin (20/3).

Hotel Al Meroz mulai membuka layanannya pada tahun lalu, dan dengan percaya diri menawarkan nuansa Islami dalam setiap fasilitas dan layanannya.

Tidak ada minuman alkohol yang dijual di sini. Waktu menggunakan kolam renang juga di pisah, untuk tamu pria dan wanita.

“Dari mulai seprai sampai sabun mandi menggunakan bahan yang halal. Kami ingin tamu bisa dengan nyaman menginap di sini dan tak perlu bertanya lagi,’apakah saya bisa memakan menu ini?’” ujar Saenboon.

Berusaha Keras

Walau kondisi politik di Thailand sempat memanas, namun wisatawan tetap banyak berdatangan. Pada 2006, total kunjungannya “hanya” sebanyak 13,8 jutaan orang. Dan pada 2016, jumlah tersebut melonjak sebanyak 32,5 jutaan orang.

Wisatawan asal Barat tetap mendominasi jumlah kunjungan. Namun, wisatawan China mulai ikut mendominasi. Sepuluh tahun yang lalu, jumlahnya hanya sebanyak 949 ribuan orang, dan hingga tahun lalu jumlahnya sudah mencapai 8,7 jutaan orang.

Jumlah kunjungan wisatawan Muslim juga tak bisa dianggap remeh. Dari data yang dihimpun AFP, jumlah wisatawan Timur Tengah dan Asia meningkat dari sebanyak 2,63 jutaan orang pada 2006 menjadi 6,03 jutaan orang sampai tahun lalu.

“Industri pariwisata di Thailand terus berkembang,” kata Fazal Baharden, salah satu pimpinan dari lembaga pengamat industri wisata halal yang berbasis di Singapura, Crescent Rating.

Bersama Singapura, Thailand kini menjadi negara non-muslim yang bersaing untuk meraih hati para wisatawan Muslim.

“Wisata medis, belanja dan hotel yang nyaman menjadi incaran wisatawan Muslim dalam kunjungannya. Dan negara non-muslim mulai sadar diri untuk terus menggaet potensi tersebut,” kata Baharden.

Baharden mengatakan kalau industri wisata halal bisa berkembang dengan pesat karena disokong dengan banyaknya pilihan penerbangan murah dan semakin banyaknya kelas menengah ke atas.

Ia memperkirakan kalau jumlah wisatawan Muslim di dunia akan terus meningkat di masa depan. Buktinya, peningkatannya dari 2000 ke 2015 sangat drastis, dari 25 juta orang menjadi 117 juta orang.

Sertifikasi Halal

Tak hanya pelaku usaha perhotelan yang menyiapkan diri menyambut wisatawan Muslim. Para produsen makanan pun demikian.

Salah satunya ialah Lalana Thiranusornkij, pemilik tiga pabrik makanan olahan. Ia merupakan pemeluk Budhha, namun ia memahami kalau kini pabriknya juga harus mengolah makanan dengan bahan yang halal.

Salah satu langkahnya kini ialah mengekspor banyak bahan dari Indonesia, Malaysia dan negara Arab.

“Dulu kami membuat gelatin dari minyak babi, tapi kami kini menggantinya dengan rumput laut,” kata Thiranusornkij.

Rencana Thailand untuk menjadi tujuan utama wisatawan Muslim pada 2020 memang membuat banyak orang merasa heran.

Pemimpin dari Halal Science Centre, Dr Winai Dahlan, merasa optimis kalau negaranya bisa meraih target tersebut.

“Lima belas tahun yang lalu, hanya 500 pabrik makanan yang mendapat sertifikasi halal. Saat ini jumlahnya mencapai 6.000 pabrik. Kami melakukan tes menyeluruh untuk memastikan kalau makanan tersebut halal,” kata Winai.

Di saat yang sama, jumlah produk halal di Thailand juga meningkat, mulai dari 10.000 barang menjadi 160 ribu barang.

Usaha tersebut bakal berbuah manis, karena pemerintah telah memperkirakan kalau industri makanan halal akan menyumbang keuntungan sebesar US$6 miliar per tahun.

Sigapnya Negara Gajah Putih ini menyambut potensi industri wisata halal harus segera membuat negara Muslim lainnya melakukan hal serupa, bahkan yang lebih baik.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER