Jakarta, CNN Indonesia -- Patricia Lauder mengaku jika alat pelacak kebugarannya telah menyelematkan hidupnya setelah alat yang pakai sebagai gelang itu mendeteksi keanehan detak jantungnya.
Patricia yang telah berumur 73 tahun ini menggunakan FitBit untuk melacak detak jantungnya selama setahun lebih. Selama ini, ia kerap berobat ke dokter karena infeksi sinus yang ia kira sebagai efek dari perubahan cuaca.
Namun, ketika alat pelacak kebugarannya, FitBit, memberinya peringatan untuk mengurangi kecepatan detak jantungnya yang lebih dari 140 degup per menitnya. Sementara detak jantung normalnya biasanya berada di angka 60 atau 70.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pensiunan asal Connecticut ini pun langsung merasa cepan dan segera menghubungi 911 untuk mendapatkan ambulans. Di rumah sakit, seperti yang dilaporkan oleh CNN, hasil pindai menunjukkan ada dua gumpalan darah di kedua paru-paru yang memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mengkompensasi rendahnya kadar oksigen.
“Jantung saya telah membesar sekitar 65 persen di atas kapasitas normal,” ungkap Lauder.
Jika kondisi ini tidak ditangani segera, penggumpalan darah telah terbukti mematikan. Namun, karena ini telah diketahui, pada saat itu Lauder mendapat pengobatan sehingga bisa kembali normal.
Dr JuYongLee, direktur dari pengobatan vascular dan endovascular di Uconn Health Calhoun Cardiology Center, dimana Lauder berobat menganggap jika Fitbit telah menolong pasiennya itu.
“Saya pikir Fitbit lah yang sebenarnya membantu dirinya untuk mengambil keputusan jika kondisinya serius atau tidak pada saat itu. Kondisi yang dialaminya sangat kritikal. Ia mungkin saja meninggal jika ia tidak segera ke dokter.”
(sys)