Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) menetapkan larangan membawa barang elektronik ke dalam kabin pesawat dari penerbangan Timur Tengah, maskapai penerbangan Air India seakan kecipratan rezeki.
Dilansir dari
Travelers Today pada Senin (10/4), maskapai penerbangan yang berbasis di India itu mengalami peningkatan penjualan tiket sebesar 100 persen, terhitung sejak 25 Maret 2017 sampai 31 Maret 2017.
Sebelumnya, Air India hanya mampu menjual 150 lembar tiket per hari. Namun, sejak larangan itu ditetapkan, penjualan tiketnya menjadi dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan membawa barang elektronik ke dalam kabin pesawat memang tak berlaku untuk penerbangan dari India. Oleh karena itu, penumpang dari seluruh bandara di sana diperbolehkan membawa barang elektroniknya, seperti laptop dan tablet.
Dikutip dari Money Control, sebanyak 83 persen tiket yang terjual dibeli oleh penumpang yang berasal dari Timur Tengah, terutama yang bandaranya terkena larangan dari AS.
Larangan membawa barang elektronik yang lebih besar dari telepon genggam ditetapkan, setelah pemerintah AS mengaku mendapat informasi kalau ada teroris yang berniat meledakkan pesawat dengan menggunakan baterai laptop.
Penerbangan yang terkena aturan tersebut ialah penerbangan yang berasal dari sejumlah negara Timur Tengah, seperti Kasablanka, Istanbul, Kairo, Amman, Jeddah, Kuwait, Doha, Abu Dhabi dan Dubai.
Jika masih ingin dibawa, seluruh barang elektornik tersebut wajib dimasukkan ke dalam bagasi pesawat.
Tak hanya barang elektroniknya, penumpang dari bandara tersebut harus melalui pemeriksaan yang lebih ketat dibandingkan penumpang lainnya saat tiba di bandara AS.
Jika Air India kecipratan untung, maka maskapai penerbangan yang melalui bandara tersebut terpaksa memberi promo harga tiket, karena banyak penumpangnya yang jadi malas untuk berkunjung ke AS menggunakan jasa mereka.
(ard)