Dieng, Wonosobo, CNN Indonesia -- Tak hanya menyimpan banyak objek wisata alam berpemandangan indah, Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah juga punya fakta menarik yang patut disimak:
1. Tempat Para Dewa Dewi BersemayamDieng berasal dari Bahasa Sansekerta, ‘di’ artinya tempat yang tinggi, dan ‘hyang’ yang berarti kahyangan. Kalau digabung menjadi daerah pegunungan tempat dewa dan dewi bersemayam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telaga Dringo, yang sering disebut sebagai Ranu Kumbolo-nya Dieng. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari) |
2. Dieng Terbagi dalam Dua KabupatenBanyak orang mengira Dieng terletak di Kabupaten Wonosobo.
Namun sebenarnya Dieng terletak di dua wilayah kabupaten, yakni Wonosobo dan Banjarnegara. Malah, kebanyakan objek wisata berada di wilayah Banjarnegara.
Sejumlah petani mengolah sawah untuk ditanami padi di tepi Waduk Wadas Lintang, Wonosobo. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin) |
3. Anak BajangBeberapa anak Dieng atau yang disebut Anak Bajang punya rambut gimbal alami.
Dipercaya, anak-anak ini adalah keturunan leluhur Dieng, yakni Kyai Kolodethe. Rambut gimbal tidak boleh dipotong sembarangan, tapi harus dengan ritual tertentu.
Sebelum dipotong, keinginan Anak Bajang harus dipenuhi. Tak jarang keinginan itu sangat aneh dan tak wajar untuk seorang bocah.
4. Carica dan PurwacengKedua tanaman ini hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng. Carica punya bentuk menyerupai pepaya, buahnya segar dan biasa dijadikan oleh-oleh khas Dieng.
Sedangkan Purwaceng dijuluki Ginseng Jawa, karena khasiatnya yang beragam, sampai untuk vitalitas pria.
Carica, buah endemik Dieng dalam kemasan siap jual. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
5. Empat Jenis Destinasi WisataDieng punya empat jenis destinasi wisata, kawah (Sikidang dan Candradimuka), telaga (Telaga Warna dan Telaga Dringo), gunung (Prau dan Pakuwojo) serta candi (Arjuna dan Dwarawati).
 Pemandangan Dieng saat dini hari dari Gunung Prau. (CNN Indonesia/Artho Viando) |
6. Salju DiengSalju tak hanya di Puncak Jaya Wijaya, Papua, tapi juga di Dataran Tinggi Dieng.
Salju alias embun beku disebut masyarakat setempat sebagai bun upas atau embun beracun, karena bisa membunuh tanaman komoditas pangan.
Salju biasanya turun sekitar Juli sampai Agustus, di mana suhu udara berada di titik beku.
 Wisatawan bisa berkemah di puncak Gunung Prau, namun harus tahan dengan suhu dinginnya. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
7. Desa Sembungan, Desa Tertinggi di JawaKetua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sembungan, Ngaizudin, mengklaim, desanya adalah desa tertinggi di Jawa.
Terletak pada ketinggian 2300 mdpl, di Desa Sembungan terdapat objek wisata seperti Bukit Sikunir dan Telaga Cebong.
Baru pada 2009, gapura desa dengan kalimat ‘Desa Tertinggi’ dipasang di Desa Sembungan. Hal tersebut karena awalnya warga malu dengan sebutan tersebut.
(ard)