LANCONG SEMALAM

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi Dieng

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Minggu, 23 Apr 2017 16:30 WIB
Dataran Tinggi Dieng memiliki banyak objek wisata alam yang tak hanya indah, namun juga menyimpan legenda Tanah Jawa.
Bukit Sikunir di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. (Wikimedia Commons/russavia)
Dieng, Wonosobo, CNN Indonesia -- Satu hal yang tak pernah dilupakan CNNIndonesia.com setelah menginjakkan kaki di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, ialah udaranya yang dingin. Terletak di ketinggian 2093 mdpl, Dieng membentang dalam dua wilayah kabupaten, yakni Wonosobo dan Banjarnegara.

Dalam bahasa Sansekerta, nama Dieng terdiri dari dua kata. 'Di' yang berarti tempat yang tinggi dan ‘hyang' yang berarti kahyangan. Jika kedua kata digabungkan, Dieng berarti daerah pegunungan tempat di mana para dewa dan dewi bersemayam.

Tak sulit menjangkau negeri para dewa dan dewi ini. Ada dua pilihan moda transportasi darat yang bisa dipilih, yakni bus dan kereta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika naik bus, turun di Terminal Mandala (orang Wonosobo menyebutnya Mendolo), dilanjutkan dengan bus kecil ke Dieng. Apabila naik kereta, bisa turun di Stasiun Purwokerto lalu dilanjutkan naik kendaraan sewaan ke Dieng, atau naik bus ke Terminal Mandala lalu naik bus kecil ke Dieng.

Perjalanan menuju Dieng dijamin tak akan membosankan. Jalan berkelok-kelok dengan pemandangan bukit dan gunung menghijau dijamin menyegarkan mata. Sedikit demi sedikit udara dingin bakal menyergap. Maka persiapan pakaian hangat jelas diperlukan.

Ada banyak pilihan tempat penginapan di Dieng. Jika sedang tak libur panjang, mencari sehari sebelum atau saat sudah berada di sana tak terlalu sulit.

Pilihan jatuh ke Losmen Bu Djono. Selain lokasinya yang strategis, terletak di pojok pertigaan arah Dieng dan Wonosobo, losmen ini seakan menyediakan segala yang diperlukan orang saat berada di Dieng.

Mulai dari menu makanan yang hangat, pemandu wisata untuk wisatawan domestik atau mancanegara sampai sewa kendaraan.

Berikut ini ialah rangkuman perjalanan CNNIndonesia.com saat berwisata sehari selama di Dataran Tinggi Dieng pada akhir pekan kemarin:

04.30 - Mengejar Matahari di Puncak Sikunir

Bersiap menembus udara dingin desa tertinggi di Pulau Jawa, Desa Sembungan untuk mengejar matahari terbit di Bukit Sikunir.

Menjangkau bukit ini cukup dengan berkendara sekitar 10-15 menit dari penginapan, kemudian dilanjutkan dengan mendaki bukit selama 30 menit atau lebih cepat tergantung kemampuan.

Pukul 4 pagi dirasa pas untuk waktu keberangkatan, agar mendaki bisa lebih santai, dan bisa memilih tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit berwarna keemasan (golden sunrise).

Pengunjung yang masuk ke kawasan Bukit Sikunir wajib membayar tiket masuk seharga Rp 10.000 per orang. Untuk parkir, dikenakan tarif Rp5.000 per unit kendaraan.

Jalur menuju puncak pun tak sulit dilewati. Tangga tersedia berikut dengan tali atau kayu untuk berpegangan. Sembari menapaki tangga, sembari berdoa agar alam merestui keinginan untuk menyaksikan matahari terbit. Pasalnya, tak jarang matahari tertutup awan.

Tak disangka, alam menjawab doa pengunjung hari itu. Langit cerah langsung membuat pengunjung mempercepat langkah sampai ke puncak bukit.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengGolden sunrise di Bukit Sikunir. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Sekitar pukul 6 pagi, sedikit demi sedikit sinar matahari mulai nampak. Warna langit berubah perlahan dengan gradasi biru, oranye, merah dan kuning. Sungguh luar biasa.

Menjelang pukul 9 pagi, matahari mulai tinggi dan cuaca mulai terik. Pengunjung yang sudah puas berfoto berangsur turun bukit.

Sampai di bawah bukit, pengunjung langsung disambut oleh tempat makan yang menjual berbagai macam menu khas Dieng.

Kurang rasaya jika mengunjungi Sikunir tanpa menyantap Rendang Kentang. Dieng memang jadi penghasil kentang dengan kualitas baik.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengMenikmari Rendang Kentang dengan pemandangan Bukit Sikunir. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Kentang yang dibuat rendang adalah kentang berukuran kecil. Warga setempat menyebutnya 'rindil'.

Kentang mini itu dimasak dengan bawang merah, bawang putih, gula merah, garam dan sedikit cabe. Jangan bayangkan rasanya yang pedas seperti rendang pada umumnya. Rasanya lebih dominan manis.

Harganya pun terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000, tergantung lauk yang dimakan bersama.

08.30 - Kisah Gatotkaca di Kawah Candradimuka

Alkisah, Kurawa mendengar ramalan Durna tentang keturunan Pandawa yang akan menghancurkan keluarga Kurawa. Kurawa pun curiga pada Gatotkaca yang merupakan keturunan Werkudara. Mereka pun membuang Gatotkaca ke dalam Kawah Candradimuka.

Semar yang tahu akan hal ini, lalu mengambil air dari kahyangan. Air yang dikenal dengan nama 'adem semar' itu diminumkan pada Gatotkaca untuk menyembuhkan luka dalamnya. Sedangkan untuk luka luar, Semar mencampurkan air kahyangan dengan air kawah, sehingga menjadi hangat dan dibasuhkan ke badan Gatotkaca.

Setelah sembuh, Gatotkaca langsung melompat ke Sumur Jalatunda untuk menemui Antasena, saudaranya. Mulai dari kisah ini, bibit perang Baratayudha mulai muncul.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengKawah Candradimuka, tempat Gatotkaca dibuang. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Sepenggal kisah tentang Kawah Candradimuka ini dikemukakan oleh Yahya, sang penjaga kawasan kawah. Ia pun menunjukkan kawah tempat Gatotkaca diceburkan, sumber air hangat untuk menyembuhkan luka luarnya dan Adem Semar, air kahyangan yang digunakan Semar untuk menolong Gatotkaca.

Pengunjung dapat merasakan kesegaran adem semar. Air itu dapat langsung diminum dan tak kalah segar dengan air minum dalam kemasan. Sedangkan, air yang hangat dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit.

"Ayah saya sempat bercerita, Soeharto pernah bertapa di sini (dekat kawah), setahun setelah jadi presiden. Ia bertapa selama 7 hari 7 malam," kata Yahya pada CNNIndonesia.com.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengSumber mata air Adem Semar. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Yahya mengeluhkan sedikitnya pengunjung di Kawah Candradimuka, padahal ada fenomena alam yang unik; kawah dengan suhu sekitar 100 derajat Celsius dan berdampingan dengan sumber air segar yang langsung dapat diminum.

Ia menyebut, akses jadi kendala. Jalan berbatu-batu memang sulit dilalui dengan kendaraan.

Pengunjung dapat mengunjungi kawah yang berlokasi di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara ini dengan sepeda motor atau mobil. Namun perlu diperhatikan adalah kondisi jalan yang agak sulit dilalui.

10.30 - Menengok ‘Ranu Kumbolo’ Dieng

Dari Kawah Candradimuka, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke Telaga Dringo. Sekitar 15 menit berkendara, lalu berjalan menapaki bukit kecil, telaga terlihat berwarna biru dan dikelilingi perbukitan.

Di satu sisi telaga, terdapat gardu pandang. Kondisinya tak begitu terawat, sehingga wisatawan perlu berhati-hati saat naik.

Di sebuah bukit kecil, nampak tenda terpasang. Tiga sekawan asal Pekalongan sedang bermalam di sana. Mereka bercerita momen matahari terbit tak bisa maksimal karena langit berawan.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengPemandangan indah Telaga Dringo saat siang hari. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Mereka mengaku sudah tiga kali mengunjungi Telaga Dringo dengan mengendarai sepeda motor dari Pekalongan. Perlu 3 jam untuk sampai di sini.

“Selain matahari terbit, dari sini juga bisa melihat galaksi bima sakti juga. Tempat ini bisa dibilang fotokopinya Ranu Kumbolo," kata Reza kepada CNNIndonesia.com.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengJalan menuju Kawah Candradimuka dan Telaga Dringo. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

"Sebenarnya objek wisata ini sangat potensial, cuma jalannya, Masya Allah," ujar Sabil diikuti tawa kedua kawannya.

Mereka berharap infrastruktur jalan menuju Telaga Dringo bisa diperbaiki, ditambah rambu lalu lintas yang dapat memudahkan pengunjung.

12.00 - Melempar Batu ke Sumur Jalatunda

Rangkaian perjalanan CNNIndonesia.com berlanjut ke Sumur Jalatunda. Perjalanan ditempuh kurang dari 10 menit.

Kendati disebut sumur, tapi ukuran Sumur Jalatunda melebihi ukuran sumur-sumur pada umumnya, yakni berdiameter 100 meter. Menurut penjaga sumur, Hisbulloh, dari penelitian ditemukan bahwa sumur adalah bekas letusan gunung berapi.

Pengunjung kebanyakan mendatangi sumur karena percaya mitosnya. Barangsiapa yang melempar batu hingga menyentuh seberang sumur, maka keinginannya akan terkabul.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengSumur Jalatunda yang memiliki mitos jala gaib. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

"Sumur dipagari jala-jala gaib untuk menunda keinginan manusia. Kalau orang ke sini melempar batu agar cita-citanya tidak tertunda. Makanya disebut Jalatunda," kata Hisbulloh.

Berdasarkan cerita dari nenek moyang, sumur ini juga ada hubungannya dengan penyebaran agama Islam di Dieng.

Dahulu, murid Sunan Gunung Jati kesulitan menyebarkan ajaran Islam di Dieng karena kuatnya kepercayaan masyarakat akan roh-roh nenek moyang (animisme). Sunan Gunung Jati pun berpesan pada muridnya untuk mengambil batu dari Kali Serayu untuk dilempar ke Sumur Jalatunda.

Jika berhasil melempar batu, maka mereka bisa menyebarkan ajaran Islam di Dieng. Salah satu murid Sunan Gunung Jati berhasil melempar batu dan agama Islam pun tersebar.

Setiap hari, lanjut Hisbulloh, ada sekitar 200 wisatawan yang berkunjung. Untuk dapat masuk lokasi, wajib membeli tiket seharga Rp5.000 per orang.

13.30 - Hujan Membasahi Arjuna

Nampaknya cuaca mendung, tapi perjalanan CNNIndonesia.com masih berlanjut ke komplek Candi Arjuna. Sebelumnya, ada baiknya mengintip Museum Kailasa atau sekadar menikmati pemandangan Dataran Tinggi Dieng dari gazebo yang berada di atas museum.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengGazebo untuk bersantai di komplek Museum Kailasa. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Lapar? Tak perlu khawatir. Di sepanjang jalan menuju pintu masuk candi, terdapat warung-warung yang menjajakan kentang goreng. Tak seperti kafe di Jakarta, kentang goreng di sini berukuran lumayan besar.

Kentang dapat diberi perasa sesuai keinginan, mulai dari rasa jagung manis, barbekyu, pedas sampai sapi panggang.

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengKentang goreng aneka rasa. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratna Sari)

Sembari menyantap kentang goreng, hujan turun. Mungkin ini buka hari keberuntungan. Namun masih ada harapan. Rupanya, itu jadi hal biasa jika mengunjungi candi saat siang hari. Sesekali, wisatawan harus mencoba mengunjungi candi saat malam.

20.00 - Pendar Cahaya di Balik Arjuna

CNNIndonesia.com berencana untuk menghabiskan malam di komplek Candi Arjuna. Tak hanya satu, tapi ada banyak candi yang bisa dikunjungi, yaitu Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra.

Candi Puntadewa sedang direnovasi, karena di sekeliling candi terpasang bilah-bilah bambu. Dari keterangan petugas, candi direnovasi karena sempat terkena efek gempa.

Lalu apa yang menarik di kompleks candi saat malam?

Menjejak Negeri Para Dewa di Dataran Tinggi DiengPemandangan Candi Arjuna di malam hari. (CNN Indonesia/Artho Viando)

Jangan dibayangkan wisata ini adalah wisata horor, karena lampu yang menyoroti bagian belakang candi malah menimbulkan kesan dramatis. Wisatawan yang menggemari fotografi pasti betah berkunjung ke sini.

Makin lama udara semakin dingin. Suhu udara malam di Dieng bisa sampai 0 derajat Celsius. Menjelang pukul 10 malam, CNNIndonesia.com pun memutuskan pulang dan kembali ke peraduan.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER