Mengenali Gangguan Menstruasi dan Cara Mengatasinya

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Selasa, 25 Apr 2017 19:16 WIB
Gangguan menstruasi dapat disebabkan gangguan fisik, nyeri haid (dismenore) dan gangguan siklus. Gangguan ini dapat diatasi jika sudah diketahui penyebabnya.
Gangguan menstruasi dapat disebabkan gangguan fisik, nyeri haid (dismenore) dan gangguan siklus. Gangguan ini dapat diatasi jika sudah diketahui penyebabnya. (Foto: DieterRobbins/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap perempuan dianjurkan untuk mengenali gangguan menstruasi lebih awal supaya tidak berakibat buruk pada kesehatan. Kendati merupakan proses alami yang dilewati setiap perempuan dalam usia reproduktif, penting untuk mengenali menstruasi, apakah normal atau tidak.

"Setiap perempuan harus tahu menstruasi yang normal seperti apa sehingga ketika menstruasi tidak normal, ia jadi aware lalu berkonsultasi ke dokter," kata dokter spesialis kandungan, Muhammad Dwi Priangga dalam seminar bertajuk 'Sehat Reproduksi Milik Segala Usia' di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (25/4).

Dokter Angga memaparkan, normalnya perempuan mengalami menstruasi selama 4,5 hingga 8 hari dengan siklus 20-35 hari. Selain itu, volume darah yang dikeluarkan sekitar 5-80 mililiter atau normalnya berganti pembalut sekitar 3-5 kali per hari. Menstruasi yang tidak normal bisa dilihat dari kriteria lamanya menstruasi, siklusnya, volume darah yang dikeluarkan serta keluhan penyerta saat menstruasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan menstruasi dapat dialami tiap perempuan bahkan mereka yang sudah mengalami menopause. Menurut dokter Angga, 50 persen perempuan akan mengalami gangguan menstruasi setidaknya satu kali dalam masa reproduktifnya. Ia berkata, gangguan menstruasi dapat disebabkan oleh tiga hal yakni gangguan fisik, nyeri haid (dismenore) dan gangguan siklus.

Gangguan fisik bisa disebabkan oleh tumbuhnya jaringan abnormal berupa polip, mioma, adenomisis, atau tumor. Gejala yang timbul bisa meliputi dismenore atau nyeri haid berlebihan, periode menstruasi yang semakin panjang atau volume darah yang semakin banyak.

Nyeri haid atau dismenore sendiri terbagi menjadi dua, yakni primer dan sekunder. Untuk dismenore primer, nyeri akan muncul menjelang dan selama menstruasi, kemudian hilang setelah menstruasi berakhir. Sedangkan dismenore sekunder bisa terjadi akibat endometriosis atau tumbuhnya jaringan abnormal pada luar rahim. Hal ini ditandai dengan rasa nyeri yang tidak berkurang selama menstruasi.

Gangguan siklus ditandai dengan pendarahan yang tidak teratur atau bahkan terjadi amenorea. Amenorea adalah kondisi di mana perempuan tidak mengalami menstruasi dalam jangka waktu tertentu. Dokter Angga menambahkan, amenorea umumnya terjadi akibat gangguan hormonal, tumor otak atau penyakit metabolik lain.

"Manifestasi gangguan menstruasi juga dapat berupa perubahan mood bahkan dapat menjadi gangguan depresi berat," ucapnya.

Dokter Angga mengatakan, gangguan menstruasi dapat diatasi jika sudah diketahui penyebabnya. Terapi yang dilakukan dapat berupa terapi sederhana seperti perubahan gaya hidup dan diet, pemberian obat hormonal atau pembedahan.

"Mengatasi gangguan haid juga harus melihat tujuannya, apakah ingin mengatur haid, atau bagi yang sudah menikah tujuannya ingin memiliki anak. Karena treatment-nya pun akan berbeda," tambahnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER