Jakarta, CNN Indonesia -- Pengetahuan soal program Keluarga Berencana (KB) dinilai belum seimbang antara laki-laki dan perempuan. Para suami masih sedikit yang peduli dengan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi.
Sementara, dalam mewujudkan program KB, penggunaan alat kontrasepsi penting untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak, serta menekan angka kelahiran.
Hal tersebut disampaikan Aditya Putra yang juga menjabat sebagai General Manager Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia di sela-sela acara peluncuran kontrasepsi Andalan, di Penang Bistro, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pengetahuan laki-laki masih kurang soal keluarga berencana. Padahal, peran mereka, kata dia, dapat membantu mewujudkan keluarga berencana dengan menggunakan kondom.
"Di antara semua kontrasepsi modern yang tersedia, penggunaan kondom itu paling rendah dan nomor satu itu ada di Pil KB (Keluarga Berencana). Mungkin karena bapak-bapaknya belum terlalu sadar," ujarnya.
Meski demikian, Aditya belum dapat menyebutkan angka pasti dari penggunaan kondom saat ini.
Aditya menilai, pengetahuan yang kurang itu menjadi salah satu penyebab belum terwujudnya program keluarga berencana. Perempuan masih dinilai sebagai pengendali dari terwujudnya keluarga berencana.
Sejauh ini, pemerintah khususnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pasangan suami istri belum memenuhi angka kelahiran rata-rata 2,1 persen yang ditetapkan 2015. Angka kelahiran rata-rata masih mencapai 2,6 persen.
Meski para suami tidak mau menggunakan kondom, Aditya mengatakan, mereka dapat memberikan dukungan kepada para istri yang akan menggunakan alat kontrasepsi.
"Suami jangan hanya menjawab dengan 'terserah kamu' karena sebenarnya perempuan juga butuh dukungan," ucapnya.
Maka itu, Aditya mengatakan, perlu dilakukan penyuluhan yang menyasar pada kaum pria untuk mewujudkan hal tersebut.
(rah)