Barcelona, CNN Indonesia -- Beragamnya kekayaaan kuliner seharusnya membuat Indonesia bangga untuk memperkenalkannya ke tingkat dunia. Setelah rendang diakui sebagai salah satu makanan terenak dunia dari Indonesia, kini saatnya makanan Indonesia lainnya ikut berjaya.
Untuk memperkenalkan kuliner Indonesia ke tingkat dunia, chef muda Indonesia, Maxie Millian dan Renatta Moelek beraksi di Barcelona, Spanyol melalui Indonesia Food Tour.
"Acara ini sebenarnya digelar untuk memperkenalkan makanan Indonesia di luar negeri," kata chef Maxie Millian kepada
CNNIndonesia.com di Gran Hotel La Florida, Barcelona, Minggu (30/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, juga untuk menantang diri sendiri. Datang ke negara orang dan memperkenalkan makanan sendiri itu sangat menantang."
Dalam ajang yang digelar di Gran Hotel La Florida pada 29-30 April 2017 ini, Maxie dan Renatta berkolaborasi dengan executive chef hotel tersebut, Ivan Tarrago untuk menyajikan beraneka hidangan Indonesia dan Katalonia saat makan malam dan
brunch.
"Chef-chef Indonesia ini sengaja digandeng untuk memberitahu adanya talenta muda di Indonesia yang peduli dengan makanan Indonesia. Ajang ini akan dihadirkan di lima tempat yaitu Barcelona, Bratislava, Praha, Brussel, dan Rotterdam," kata Detty Janssen, penyelenggara Indonesia Food Tour.
Makanan yang disajikan saat makan malam dan brunch berbeda-beda. Saat makan malam, Renatta, Maxie, dan Ivan menghadirkan rawon, naniura, asinan bogor, gazpachio, dan beberapa menu Katalonia lainnya.
"Saat
brunch, kami masak opor ayam, lontong sayur, gado-gado, binte biluhuta, dan lainnya," kata Renatta.
Renatta dan Maxie mengungkapkan bahwa makanan tersebut sengaja dipilih karena mereka ingin memperkenalkan berbagai makanan lain dari seluruh Indonesia. Mereka membawa kuliner dari Sumatera dan Gorontalo yang kaya rempah.
Maxie mengungkapkan bahwa kekayaan Indonesia dari berbagai daerah menciptakan banyaknya pilihan makanan untuk diperkenalkan. Mereka sengaja tak membawa rendang yang jelas-jelas sudah punya nama besar di dunia kuliner Indonesia.
"Sengaja memang masak makanan Indonesia yang belum banyak dikenal negara lain, ini untuk memberitahu dunia bahwa Indonesia itu kaya, jangan hanya yang itu-itu saja."
"Tapi kami juga bawa kerupuk dan emping."
Untuk diperkenalkan ke warga Barcelona, Renatta dan Maxie yang berkolaborasi dengan Ivan Tarrago, membuat makanan Indonesia naik kelas.
"Senang sekali bisa kolaborasi dengan chef dari Indonesia karena jadi lebih kenal dengan makanan Indonesia lainnya," kata Ivan yang pernah menjadi chef restoran di Indonesia.
Sate padang, rawon, sampai gado-gado tidak dihadirkan seperti 'wujud' aslinya di Indonesia. Mereka mengubah wujud makanan tersebut dalam bentuk yang lebih elegan sehingga sesuai untuk konsep fine dining.
Sate padang yang identik dengan tusuk satenya, dihadirkan dalam piring saji besar tanpa tusuk. Sate padang ini disajikan mirip seperti steak lidah dan siraman saus kental yang berwarna kecokelatan.
Sedangkan rawon yang biasanya memiliki potongan daging kecil diubah dalam bentuk potongan daging besar yang empuk dan kuah yang terpisah. Tauge panjang dipadukan dalam hidangannya. Sebagai sedikit 'twist' rawon ditambahkan dengan irisan cumi panggang.
Naniura juga tampil berbeda. Mereka menghadirkan naniura dalam gaya yang lebih elegan. Tiga iris daging tuna disajikan dengan tambahan kecombrang dan bawang merah mentah.
Berbeda dengan yang lainnya, Gado-gado yang dianggap sebagai salad oleh warga Eropa ini juga sukses mencuri perhatian. Dalam beberapa menit, gado-gado saat
brunch langsung habis. Gado-gado ini dihadirkan dalam konsep prasmanan. Pengunjung bebas mengambil sendiri makanannya.
Irisan telur, kentang, tempe, sayuran dan bumbu kacang disiapkan dalam wadah terpisah. Namun untuk memberikan sedikit sentuhan lain, mereka menggunakan sayuran yang berbeda dari gado-gado pada umumnya.
Mereka menggunakan kacang kapri, buncis, dan daun selada.
"Bumbunya pakai kacang mete dan juga sedikit santan."
"Sedikit perubahan wajah ini dilakukan karena makanan Indonesianya disajikan di restoran bintang lima, jadi disesuaikan saja. Yang penting rasanya yang autentik," kata Maxie.
Untuk mendapatkan rasa yang autentik, Renatta dan Maxie membawa bumbu-bumbu dari Indonesia. Beberapa bumbu yang dibawa antara lain kecombrang, kluwek, sampai andaliman.
Renatta menambahkan bahwa mereka juga membawa bumbu-bumbu halus lainnya dalam bentuk pasta. "Karena bawang merah di sini berbeda dengan bawang merah yang ada di Indonesia," ucapnya.
Maxie dan Renatta sejak awal merasa yakin jika masakan Indonesia bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Barcelona. Maxie mengaku bahwa banyak orang luar negeri merasa masakan Indonesia punya bumbu yang terlalu kuat.
"Masakan Indonesia seringkali dianggap masakan yang agresif dan kuat, tapi kenyataannya kami tidak mengurangi rasa apapun. Kami bawa rasa asli makanan Indonesia," kata Maxie.
Dalam dua hari penyelenggaraan, Indonesia Food Tour di Barcelona nyatanya berhasil menggaet banyak penikmat kuliner.
"Kami memang membuatnya eksklusif, saat dinner kami hanya menyediakan 30 kursi saja. Sedangkan saat brunch kami punya reservasi 80 orang, tapi melonjak sampai 96 orang dengan tambahan tamu-tamu hotel," ucap Detty.
"Beberapa tamunya juga ada orang terkenal, termasuk Llongeres, seorang ahli salon kecantikan."
Tamu-tamu lain yang hadir di makan malam dan juga brunch mengungkapkan bahwa mereka suka dengan berbagai sajian makananan Indonesia.
Gramae Marshall salah seorang pengunjung mengatakan kalau dia sedikit terkejut dengan makanan Indonesia. "Enak sekali, terutama rawonnya," ucap dia kepada
CNNIndonesia.com.
"Ini pertama kalinya saya mencoba makanan Indonesia."
Pujian serupa juga dilontarkan oleh Laura Alvarez Rodriguez. Namun berbeda dengan Marshall, Rodriguez mengaku sedikit banyak tahu tentang makanan Indonesia. Pasalnya, sang suami berkewarganegaraan Malaysia.
"Beberapa kali saya ke Indonesia dan mencoba makanannya. Enak sekali," ucapnya.
"Terutama daging sapinya. Saya lupa namanya tapi itu enak, dagingnya empuk," katanya sembari merujuk pada rawon.
Upaya pengenalan kuliner Indonesia sendiri melalui Indonesia Food Tour ini mendapatkan dukungan penuh dari KBRI.
Kurniawan, bagian pensosbud KBRI Madrid yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan dukungannya.
"KBRI mendukung penuh adanya acara ini karena ini adalah bagian dari promosi Indonesia. Ini juga jadi langkah untuk menggambarkan budaya kuliner Indonesia yang beragam sebagai aset budaya," ucapnya.
Kurniawan menambahkan bahwa Spanyo sebenarnya adalah negara yang punya komitmen kuat untuk memajukan kulinernya. Bukan cuma kuliner Katalonia tapi juga kuliner dari berbagai negara lainnya.
"Ini peluang bagi chef Indonesia yang punya
style sendiri untuk memperkenalkan makanan Indonesia."
"Ini langkah yang baik untuk promosi Indonesia di Barcelona. Karena selama ini kebanyakan hanya ada di Madrid."
Di Madrid sendiri, kuliner Indonesia memang sudah cukup dikenal. Salah satunya dibuktikan lewat nilai transaksi produk-produk makanan kemasan, kopi Indonesia menghasilkan capaian sebesar US$210 ribu di paviliun Indonesia dalam IFEMA Madrid pada 24-29 April 2017 lalu.
Selain memperkenalkan dan menjual produk kemasan, paviliun Indonesia juga menghadirkan kuliner Indonesia seperti sate ayam, nasi kuning, rendang, ayam goreng kremes, dan lainnya. Para pengunjung yang mencicipinya menyatakan kekaguman pada kuliner Indonesia tersebut. Hanya saja mereka menyayangkan tak adanya restoran makanan Indonesia di Madrid.