Jakarta, CNN Indonesia -- Perayaan hari raya Waisak di Indonesia yang dipusatkan di candi Borobudur, Jawa Tengah membawa berkah bagi pengelola hotel di kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Istidjab Danunagoro, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, menuturkan puncak perayaan Waisak yang dilakukan mendekati akhir pekan pada 10-11 Mei 2017, juga ikut menyedot animo masyarakat untuk berlibur lebih panjang di Yogyakarta.
"Waisak kan pas hari Rabu (10/5), nah Kamis-nya kan tanggal merah. Jumatnya hari kejepit. Jadi pasti banyak yang cuti dan berlibur sampai Minggu, baru kembali ke rumahnya masing-masing," kata Istidjab saat dihubungi, Rabu (10/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pak Is, sapaan akrabnya, berani memastikan seluruh hotel berbintang sampai
homestay di sekitar candi Buddha terbesar se-Asia Tenggara tersebut sudah penuh terisi wisatawan yang ingin mengikuti prosesi Waisak.
"Tidak hanya dari domestik, justru tamu yang menginap kalau Waisak ini umat Buddha dari luar negeri termasuk biksu dari Thailand, Nepal, India," jelasnya.
Namun, Istidjab mengaku tidak ingin hanya perusahaan-perusahaan hotel besar saja yang menikmati untung dari hajatan Waisak. Menurutnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menginstruksikan seluruh perusahaan pelat merah di bawah naungannya untuk bisa meningkatkan perekonomian masyarakat desa sekitar candi Borobudur.
Menurutnya, pemerintah pusat meminta masyarakat tidak lagi menjual tanahnya untuk investor hotel. Tetapi mulai tahun lalu, BUMN-BUMN diminta menyalurkan dana
corporate social responsibility (CSR) nya untuk membangun Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
"Warga desa diberikan dana CSR untuk membangun penginapan tradisional yang berisi lima sampai 10 kamar, ada restorannya, dan fasilitas lainnya. Dan itu pun saya dapat laporan banyak yang menginap jelang Waisak," katanya.
Istidjab berharap tingginya animo umat Buddha untuk merayakan Waisak di candi Borobudur, bisa membantu asosiasi yang dipimpinnya dalam mencapai target kunjungan wisatawan yang ditetapkan pemerintah bersama PHRI Pusat.
"Yogyakarta dan sekitarnya itu dapat target 500 ribu wisatawan asing di 2017. Sementara kalau sampai 2019 targetnya 2 juta wisatawan. Mudah-mudahan dengan terus melakukan promosi, targetnya bisa kami capai," ujar Istidjab.
Dalam catatan Istidjab, PHRI Yogyakarta saat ini memiliki 216 anggota terdiri dari hotel, restoran, sampai sekolah pariwisata. Sementara total kamar yang tersedia ada sekitar 23 ribu kamar.
(ard)