Menari di Atas Awan Jadi Agenda Kalender Tahunan BTS

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2017 14:07 WIB
Dinas Pariwisata Budaya (Disparbud) Kabupaten Lumajang kembali mempersembahkan event yang unik dan langka.
Salah satu kelompok penari yang sedang menari di ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) /Foto: dok. Kementerian Pariwisata
Lumajang, CNN Indonesia -- Dinas Pariwisata Budaya (Disparbud) Kabupaten Lumajang kembali mempersembahkan event yang unik dan langka. Event ini sekaligus menambah kalender pariwisata tahunan seputar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS).

Dalam event ini ditampilkan puluhan penari di atas puncak B-29, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) di wilayah Kabupaten Lumajang, Minggu 7 Mei 2017.

"Tahun depan kami akan laksanakan lebih besar lagi karena yang pertama ini cukup sukses," kata Deni Rohman, Kepala Disparbud Kabupaten Lumajang, Senin (8/5/2017). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disparbud Lumajang menggandeng lembaga pemerhati seni dan lingkungan Lumajang, Laskar Hijau selama pelaksanaan event berlangsung. Event tahunan Bromo Tengger Semeru ini juga digelar sebagai peringatan Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April lalu.

Jumlah penari yang ambil bagian sebanyak 56 penari. Mereka adalah para seniman tari Jatim, seperti STKW Surabaya, Malang Dance, Studio Plesungan Solo, Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, dan Isi Yogyakarta. Uniknya iringan musiknya bukan lagi gamelan seperti biasanya, namun musik akustik.

Selama event berlangsung, para penari secara bergantian menari di ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Mereka diiringi dua alat musik cello. Masing-masing dimainkan dua musisi asal Inggris.

Beberapa penari tampil dalam kelompok yang berbeda sesuai tema tarian. Satu kelompok penari terdiri atas dua hingga lima penari. Tema musik dan tarian ada pula yang menampilkan seorang seniman tari.  Para penari dari berbagai daerah ini menari dengan latar lautan pasir Gunung Bromo jauh di bawah. 

Suryo Darmo salah satu pelatih tari mengatakan, ada tantangan tersendiri bagi penari dalam memainkan lekukan tubuhnya. Apalagi alam memiliki sifat yang tidak bisa diperkirakan. Penari lah yang harus menyesuaikan sesuai kondisi alam. 

Suryo menuturkan, pihaknya merasa bukan apa-apa saat berada di tengah alam yang besar ini. Sudah seharusnya penari bisa menyesuaikan diri dengan alam.

"Karena tidak hanya panggung, panggung alam ini menjadi tantangan sendiri," katanya. 

Suryo juga mengaku tidak bisa mengontrol kondisi alam. Sebab, berbeda dengan kondisi panggung tertutup. Semua bisa dikontrol, namun jika menampilkan kesenian di alam, segala sesuatunya sangat mungkin terjadi. Artinya dengan menggunakan panggung alam ini, hujan bisa saja terjadi.

Sementara itu penyelenggara event, yang juga Koordinator Laskar Hijau, Aak Abdullah Al Kudus mengatakan, ide awalnya karena melihat potensi B-29 yg luar biasa, tapi sepi atraksi.

"Ketika saya ke sana saya tiba-tiba ingin baca puisi, tapi saya juga membayangkan jika di puncak B-29 ada orang menari, pasti lah akan luar biasa," katanya.

Menurut Aak, gagasan itu sudah ada tiga tahun lalu, namun baru terwujud sekarang.

"Itu karena dukungan dari teman-teman seniman, khususnya Halim HD dan Disparbud Lumajang," pungkasnya.

Menurut Menpar Arief Yahya sendiri, BTS merupakan satu dari 10 DestinasiPprioritas, jadi pengembangan atraksi di destinasi BTS juga menjadi prioritas. Kemenpar.

"Event itu jika ingin memperoleh impact yanh besar, harus dipromosikan secara luas melalui media. Idealnya, sebuah event itu 50% diinvestasikan untuk media agar meluas dan mendunia," katanya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER