PESONA JAWA TENGAH

'Hilal' Waisak Nampak, Umat Buddha Kelilingi Borobudur 3 Kali

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2017 07:17 WIB
Setelah 'hilal' Waisak terlihat, umat Buddha melakukan prosesi Pradaksina yang sakral dengan khidmat di Candi Borobudur.
Setelah 'hilal' Waisak terlihat, umat Buddha melakukan prosesi Pradaksina yang sakral dengan khidmat di Candi Borobudur. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Magelang, CNN Indonesia -- Prosesi Pradaksina telah berlangsung di Candi Borobudur pada Kamis (11/5) dini hari. Berakhirnya prosesi tersebut menandakan kalau 'hilal' Waisak tahun ini telah terlihat. 

Sebelum melakukan prosesi Pradaksina, biksu dan umat Buddha menggelar upacara detik-detik Waisak, yang berisi doa bersama dari yang dipimpin oleh berbagai komunitas Buddha di Indonesia. 

Walau tak dihadiri oleh pemimpin negara, upacara yang dimulai dari tengah malam itu tetap berlangsung dengan khidmat. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ribuan umat Buddha duduk bersimpuh di depan Candi Borobudur sambil terus merapalkan doa untuk Sang Pencipta. 

Langit yang cerah dihiasi sinar bulan purnama ditambah semilir angin sepoi membuat upacara semakin syahdu.

Para biksu dari berbagai komunitas yang hadir juga membaca berbagai macam doa dengan nada yang merasuk kalbu, sehingga membuat umat Hindu yang hadir terus terhanyut.

"Sama seperti umat Islam, kami juga memiliki perhitungan 'hilal' dalam Waisak. Bedanya, 'hilal' dalam ajaran Islam ditandai dengan bulan sabit, sementara dalam Buddha ditandai dengan bulan purnama," kata Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira dari Perwakilan Umat Buddha Indoensia (Walubi), saat diwawancara oleh CNNIndonesia.com di Magelang pada Rabu (10/5).

Selain doa bersama biksu, upacara detik-detik Waisak juga diisi oleh penampilan Dewa Budjana yang berduet dengan penyanyi asal Malaysia, Imee Ooi. 


Dalam perayaan tahun ini, gitaris band Gigi itu sekaligus merilis album barunya yang berjudul 'Metta.’ 

Tepat pukul 04.40 pagi, seorang biksu mengumumkan kalau 'hilal' Waisak telah terlihat, sehingga Kamis (11/5) telah resmi menjadi Hari Raya Waisak.

Sekali lagi umat Buddha diajak berdoa, namun tak lama, puluhan biksu berkeliling untuk memberi Air Suci yang telah diambil dari mata air di Umbuk Jumprit, Temanggung.

Usai memberikan Air Suci kepada umat, para biksu baru melakukan prosesi Pradaksina, atau mengililingi Candi Borobudur searah jarum jam selama tiga kali.

Selain wisatawan, para juru kamera dari dalam dan luar negeri juga merasa antusias dengan prosesi yang sakral itu. 

Mereka berusaha berada di barisan paling depan untuk mengabadikan momen yang tidak terjadi setiap hari itu.


Selesai melakukan prosesinya, para biksu lalu mengajak umat Buddha untuk melakukan hal serupa.

Dengan berakhirnya prosesi Pradaksina pada pukul 06.00, maka berakhir pula rangkaian ritual Waisak 2017 yang telah dilaksanakan sejak sepekan yang lalu.

Waisak memang memberi kebahagiaan bagi masyarakat sekitar Candi Borobudur. Selain hotel dan restoran, pihak yang juga kecipratan rezeki ialah tukang ojek pangkalan.

Karena jarak antar pintu gerbang sangat jauh, maka tukang ojek pangkalan dijadikan andalan para wisatawan.

"Setiap kali Waisak pasti saya mengojek dengan motor saya. Dalam sehari bisa banyak penumpang. Tahun lalu, saat Wakil Presiden Jusuf Jalla datang, saya bisa mendapat sepuluh penumpang dalam sehari," kata Taufik, salah satu pengojek yang memberi tarif Rp15 ribu dari dalam kawasan candi sampai gerbang keluar.

[Catatan redaksi: Pernyataan Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira ditambahkan ke dalam artikel pada Kamis (11/5) sebagai penjelasan mengenai perbedaan makna istilah 'hilal' menurut ajaran Islam dan Buddha.]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER