PESONA JAWA TENGAH

Merenungkan Ajaran Buddha dari Mendut ke Borobudur

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2017 17:45 WIB
Para biksu meminta umat Buddha merenungkan ajaran Buddha yang diamalkan sepanjang tahun lalu ketika mengikuti prosesi perayaan Waisak.
Para biksu bergabung dengan umat Buddha di Candi Mendut untuk melaksanakan prosesi berjalan sambil berdoa menuju Candi Borobudur. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai melaksanakan prosesi Pindapatta di alun-alun kota Magelang pada Rabu (10/5) pagi, para biksu bergabung dengan umat Buddha di Candi Mendut untuk melaksanakan prosesi berjalan sambil berdoa menuju Candi Borobudur.

Sebelum prosesi tersebut dilakukan, mereka melakukan doa bersama.

Di hadapan Candi Mendut, ratusan umat Buddha duduk bersimpuh sambil merapalkan doa yang disebut paritta suci.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana semakin padat karena banyak wisatawan yang juga datang berkunjung. Untuk bisa masuk ke kawasan Candi Mendut, wisatawan melalui pemeriksaan keamanan dengan metal detector dan penggeledahan barang bawaan.

Selama prosesi berjalan sambil berdoa, Polres Magelang akan melakukan sistem buka tutup jalan sepanjang Jalan Mayor Kusen (Candi Borobudur) dan Jalan Soekarno Hatta (Candi Borobudur).

"Sistem buka tutup jalan akan berlangsung selama dua jam, atau hingga seluruh umat Buddha sampai ke Candi Borobudur," kata Kiswanto, salah satu polisi yang bertugas.

Tepat pukul 3 sore, prosesi berjalan sambil berdoa dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur dimulai.

Dalam prosesi tersebut, rombongan juga akan melewati Candi Pawon, yang berada di kawasan Wanurejo.

Merenungkan Ajaran Buddha dari Mendut ke BorobudurSejumlah Biksu melakukan Pradaksina mengelilingi candi Mendut pada upacara penyemayaman api abadi di komplek candi Mendut, Mungkid, Magelang. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Dijelaskan oleh Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira dari Perwakilan Umat Buddha Indoensia (Walubi), prosesi ini memiliki makna perenungan akan ajaran Buddha yang diamalkan sepanjang tahun lalu.

"Jika ada perbuatan baik, maka teruskan. Jika ada yang tidak baik, maka tinggalkan. Sepanjang perjalanan itu kita harus merefleksikan diri sambil berdoa untuk Buddha," kata Biksu Tadisa, saat diwawancara CNNIndonesia.com di Magelang, Selasa (9/5).

Tahu bahwa desanya dilewati oleh prosesi Waisak, tentu saja warga Desa Wanurejo merasa senang.

"Setiap tahun mereka pasti lewat sini. Saya merasa senang, karena desa jadi lebih meriah," kata Susilo, salah satu warga Desa Wanurejo yang sudah duduk manis di teras rumah bersama keluarganya sejak pukul 2 siang.

Pukul 4 sore rombongan melewati Desa Wanurejo. Tak hanya biksu dan umat Buddha, arak-arakan itu juga dimeriahkan oleh kelompok marching band.

Arak-arakan sepanjang 100 meter itu lalu beranjak menuju Candi Borobudur. Diperkirakan, rombongan akan sampai pada pukul 6 sore.

Sesampainya di Candi Borobudur, biksu dan umat Buddha akan melakukan doa bersama kelompoknya masing-masing.

Menjelang tengah malam, mereka bersama wisatawan akan melakukan prosesi pelepasan lampion. (ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER