Jakarta, CNN Indonesia -- Malam final panggung Puteri Indonesia 2017 kemarin menyisakan cerita. Entah meniru insiden malam final Miss Universe atau Piala Oscar lalu, insiden salah penyebutan nama pemenang terjadi di panggung ini.
Awalnya, pembawa acara, Choky Sitohang menyebut Bunga Jelitha sebagai Runner Up 2, dan Karina Nadila sebagai pemenang.
"Ketiga besar, mohon kembali ke tempat dan memasang formasi semula. Saya telah menerima amplop, dan dinamika telah terjadi. Sekretaris dewan juri kasih saya kertas resmi sebagai koreksi," ujar Choky, Jumat (31/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya Bunga Jelitha Ibrani keluar sebagai pemenang Puteri Indonesia 2017.
Sebulan lebih menyandang predikat sebagai 'puteri', membuat Bunga sedikit demi sedikit bertransformasi. Sebelas tahun berkarier di dunia modelling, tentu berbeda dengan dunia 'peagant' yang sekarang ia jalani.
Saat berkunjung ke kantor CNNIndonesia.com, Bunga bercerita ia harus lebih banyak 'berteman' dengan sepatu hak tinggi daripada sepatu kets.
Selain itu, ia juga lebih sering berdandan dan mengenakan baju terusan atau gaun. Perlakuan istimewa bak 'puteri' pun kadang membuatnya canggung karena ia terbiasa mandiri saat menekuni profesinya di dunia modelling.
"Saya tuh biasanya naik ojek, dan jadi Puteri Indonesia, ada aturan tidak boleh naik angkot atau ojek gitu. Jadi, sekarang ke mana-mana diantar pakai mobil," ujarnya.
Dara kelahiran 6 September 1991 ini pun bercerita tentang kisahnya mengikuti ajang Puteri Indonesia 2017, hingga curhat perasaannya saat insiden salah penyebutan nama pemenang kemarin. Berikut curahan hati Bunga Jelitha pada CNNIndonesia.com.
Bagaimana rasanya setelah akhirnya memakai mahkota Puteri Indonesia 2017?Yang pasti rasanya saya sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT dan juga kepada YPI (Yayasan Puteri Indonesia), karena telah mempercayai saya sebagai Puteri Indonesia 2017.
Jujur saya sampai sekarang masih tidak menyangka menjadi Puteri Indonesia, memakai mahkota dan juga selempang bertuliskan Puteri Indonesia 2017.
Sebelumnya saya fokus di dunia modelling dimana kondisi berbeda dengan kontes kecantikan. Apalagi Puteri Indonesia adalah salah satu kontes kecantikan tertua dan tertinggi di indonesia.
Jadi perasaannya sangat bangga dan ya ini hasil yang sangat menyenangkan.
Bagaimana menyikapi insiden salah penyebutan nama pemenang saat malam final kemarin?
Saya pribadi menyikapinya dengan hal yang positif. Sebagai finalis, semua ketentuan dari ajang Puteri Indonesia itu tergantung dewan juri.
Dan memang di atas panggung, saya tidak tahu apa-apa. Ekspresi itu natural keluar dengan sendirinya saat nama saya disebut menjadi Puteri Indonesia.
Saat saya mengikuti ini, saya sudah tahu konsekuensi atau resiko apapun yang akan terjadi di kompetisi ini. Entah itu kalah, juara 1,2,3. Dan di situ saya sudah melewati posisi 10 besar, 6 besar dan juga 3 besar. Menjadi 3 besar itu akan mewakili di ajang internasional.
Ketika saya disebut sebagai Runner Up 2, itu sudah menjadi kebanggaan bagi saya karena kita akan mewakili Indonesia di ajang internasional.
Tapi ketika saya melihat dari atas panggung, di meja dewan juri kok terjadi huru hara. Ini ada apa? Saya pikir apa saya tidak jadi menang. Saya tidak jadi tiga besar atau apa.
Dan karena kan memang sebelumnya pernah kejadian di Miss Universe dan juga di Oscar. Apa mungkin ini salah satu settingan? Tapi saya pikir ini tidak mungkin settingan karena memang semua kita tidak tahu. Penonton pun saya dengar yang tadinya berteriak mendukung saya, sempat diam seketika. Saya hanya mendengar bisikan-bisikan, ‘Wah kenapa nih? Kenapa nih?.
Saya yang tadinya tersenyum lebar, memang tiba-tiba nengok kanan kiri ada apa. Lalu kak Choky bilang "Untuk tiga besar, balik ke posisi semula". Nah dari situ saya berpikir, ‘Ah kenapa ya? Apa saya tidak jadi tiga besar? Apa saya tidak jadi menang?’ Dan ternyata Allah berkata lain, saya menjadi juara satu.
Apa yang menginspirasi Bunga untuk terjun ke ajang Puteri Indonesia? Mengingat karir di dunia modelling sudah mapan.
Keluarga dan diri sendiri. Yang utama adalah keluarga dan juga abang saya. Dari situ saya berpikir saya tidak mau hanya mentok di dunia modelling. Apalagi umur saya menginjak 25 tahun ini.
Saya berpikir mau ke mana ya? Kayak karier atau hidup saya mau dibawa ke mana lagi? Karena di modelling itu kan tidak selamanya. Ada batas umurnya.
Dan, memang tidak ada kepikiran untuk jadi wanita karier yang berdiam diri di kantor. Jika mengerjakan sesuatu di kantor, lebih untuk bisnis sendiri atau menjalani sesuatu otodidak gitu.
Saya melihat motivasi dan juga euforia peagant lovers. Banyak yang mendukung dan memercayai saya untuk mewakili indonesia di ajang internasional, khususnya Miss Universe.
Jadi, saya tertantang untuk mencoba. Kenapa orang lain percaya sama saya, kenapa saya tidak? Jadi saya ingin coba keluar dari zona nyaman dunia modelling yang sudah 11 tahun digeluti.
Sebelum mengambil keputusan untuk mengikuti kontes Puteri Indonesia 2017, adakah rasa ragu, tidak percaya diri? Sebelumnya, kan sempat gagal audisi Puteri Indonesia 2013?
Pasti sih, ada rasa ragu, tidak percaya diri. Saya itu tipe orang yang awalnya pesimis, tidak percaya diri dan ragu dengan hal yang ingin saya lakukan.
Tapi saya tidak mau berdiam diri dengan sifat itu. Dan di 2013 memang saya mengikuti audisi Puteri Indonesia area DKI Jakarta dan di situ memang bukan rejeki saya. Saya juga belum mengenal lebih dalam seluk beluk dunia beauty peagant.
Baru tahun 2017 ini saya mencoba lagi dan alhamdullilah, masuk. Selama karantina, saya dapat pembekalan. Di situ rasa percaya diri saya meningkat, rasa pesimis hilang. Saya berpikir Puteri Indonesia itu benar-benar mengubah sifat negatif saya.
Motivator terbesar Bunga untuk mengikuti kompetisi Puteri Indonesia?Keluarga, terutama mama dan abang saya.
Apa ada persiapan khusus sebelum mengikuti ajang Miss Universe? Kalau persiapan sendiri,
after crowning, YPI sudah menyiapkan rencana apa saja yang akan dilakukan menuju Miss Universe. Dari masalah fisik, mental, bahasa Inggris, hingga kemampuan
public speaking. Semuanya sudah diurus dan sudah dijadwalkan oleh yayasan.
Dari YPI juga sudah menyiapkan fitness untuk membentuk postur tubuh. Jadi, untuk sekarang ini, saya pribadi fokus ke situ. Karena saya melihat dari tahun-tahun sebelumnya itu wakil-wakil dari negara lain punya badan yang sangat bagus.
Saya bertekad untuk memiliki postur tubuhh sebagus mereka. Selain itu, public speaking dan bahasa Inggris, karena itu masih jadi kelemahan saya. Saya ingin mengasah dan buktikan ke orang-orang kalau itu bukan kelemahan saya lagi.
Minta saran sama Kezia Warouw? Dan, apa sarannya?
Saya sempet whatsapp-an si sama kak Kezia. Sama puteri indonesia sebelumnya saya juga minta sharing gitu. Tapi kalau sama Kezia, dia sempet bilang lebih banyak senyum dan juga dia tahu nih kekurangan saya dan dia bilang, coba tutupi kekurangan dengan kelebihan yang kamu punya. Itu yang kak Kezia bilang sama saya.
Saya masih sering kontak dengan Puteri-puteri Indonesia lainnya. Tapi saya lebih sering kontak dengan kak Whulandary (Whulandary Herman), karena kita sama-sama dari dunia modelling. Jadi kemarin ada fashion show desainer tunggal, saya ketemu sama kak Whulan, saya sempet sharing.