Jakarta, CNN Indonesia -- Jika masyarakat Indonesia menganggap nasi adalah makanan pokoknya, warga Eropa termasuk Ceko menganggap daging sapi, ayam, dan ikan adalah makanan utamanya. Kondisi warga Ceko yang gemar makan ikan ini, diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko Dr. Aulia A. Rachman sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan devisa Indonesia. Hal ini ditunjang dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim.
“Beberapa waktu lalu, Menteri Susi sempat datang ke Praha untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat dalam urusan ekspor ikan,” kata Aulia kepada
CNNIndonesia.com di KBRI Praha beberapa waktu lalu.
“Biasanya, Ceko impor ikan dari Rusia, tapi saat ini ikan dari susah di Rusia, maka ada kemungkinan untuk membuka pasar baru ekspor ikan Indonesia ke Praha.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, diakui Aulia, meski berpotensi untuk membuka pasar baru dan menambah devisa negara, namun pasar ekspor ikan ini masih punya banyak kendala.
“Kemarin sempat juga diskusi dengan asosiasi penjual ikan dari sini agar ikan dari Indonesia bisa masuk ke Praha,” ucapnya.
“Hanya saja yang masih terkendala adalah sistem perhubungannya.”
Aulia menambahkan bahwa ekspor berbagai bahan makanan mentah seperti ikan, udang, dan produk laut lainnya harus mendapat jaminan kargo dari airlines. “Ini yang belum kita dapat.”
Namun, sebelum bicara soal kargo, konsistensi kualitas ekspor ikan dan seafood lainnya juga masih menjadi pertanyaan besar.
Untuk bisa mengekspor berbagai produk termasuk ikan dan seafood lainnya, kualitas ikan harus mengikuti standar kualitas ekspor dari Uni Eropa. Selain standar Uni Eropa, standar soal kesehatan dan kebersihan produk ekspor juga harus memenuhi standar dari BPOM setempat sebelum bisa disantap oleh warga Ceko.
Berdasarkan
BPKIPM dari Kementerian Kelautan RI, ada beberapa aturan yang harus dipenuhi untuk ekspor ikan ke Uni Eropa. Di antaranya adalah ikan tidak menunjukkan tanda-tanda klinis serangan penyakit yang dipersyaratkan. Ikan yang dikirim juga bukan jenis yang dilarang karena adanya kematian dengan penyebab yang tak diketahui.
Ikan yang diekspor juga tidak termasuk dalam kelompok
susceptible spesies atau jenis ikan yang bisa menjadi inang perantara penyebaran penyakit. Wadah transportasi yang digunakan pun juga harus bersih dan didisenfeksi serta diberi label dengan tulisan dan informasi relevan.
Ikan yang diekspor untuk konsumsi juga wajib disertai dengan sertifikat kesehatan hewan dan memenuhi persyaratan hewan.
(chs)