Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa hari belakangan dunia media sosial dihebohkan dengan penggunaan topeng yang dilakukan oleh sejumlah pasien dan perawat di rumah sakit Nong Krot, Provinsi Kamphaeng Phet, Thailand.
Dilansir dari
odditycentral, penggunaan topeng tersebut bertujuan untuk membuat perempuan merasa nyaman ketika melakukan pap smear. Tujuannya, untuk menyembunyikan identitas mereka dari pasien lainnya dan petugas kesehatan.
Perempuan di Thailand menilai, pemeriksaan dengan metode pap smear adalah hal yang memalukan. Bahkan, mereka lebih memilih untuk tidak memeriksakan awal mula dari kanker serviks tersebut.
Metode pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker serviks terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deteksi dini tersebut ditujukan sebagai peluang penyembuhan yang lebih besar untuk perempuan.
Upaya deteksi dini kanker serviks tersebut biasanya dilakukan oleh perempuan yang berusia 21-65 tahun.
Ada kondisis tertentu yang membuat seorang perempuan tidak dapat mengikuti tes pap smear, yakni setelah operasi total pengangkatan rahim termasuk leher rahim dan usia tua atau 65 tahun ke atas.
Dalam prosesnya, seorang dokter biasanya akan memasukkan alat yang disebut speculum ke dalam vagina untuk mengambil sampel sel serviks. Dari situlah akan diketahui seorang perempuan negative atau positif sebagai pengidap kanker serviks.
Melihat pentingnya pemeriksaan dini terhadap masyarakat soal kanker serviks, pemerintahan Sa Kaew dan RS Nong Krot pun memutuskan untuk menyediakan topeng bagi pasien dan pegawai rumah sakit. Keputusan itu disebut dengan julukan “The Mask Pap Smear Initiative atau The Mask Singer”.
Meski demikian, identitas mereka tetap akan diberikan kepada dokter yang bertugas untuk mendapatkan biaya tes pap smear secara gratis.
Pemerintah setempat mengklaim, penggunaan topeng itu sebagai sebuah keberhasilan besar. Saat proses pemeriksaan dengan dokter, pasien yang menggunakan topeng tidak merasa canggung.
Hal tersebut pun menuai pujian dan juga cacian dari masyarakat. Sebagian masyarakat menilai, penggunaan topeng dapat membantu perempuan yang merasakan malu untuk melakukan pendeteksian dini itu. Sebagaian lainnya menilai, hal tersebut tidak mendidik perempuan bagaimana pentingnya mengetahui soal deteksi dini kanker serviks.
(sys)