Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai kreasi makanan Indonesia kembali menggoda Eropa. Kali ini warga giliran Brussel, Belgia yang kebagian mencicipi nikmatnya makanan Indonesia dari chef Indonesia seperti Renatta Moelek, Maxie Millian, Ari Munandar. Di Brussel, ketiga chef bekerja sama dengan chef Yudi Yahya dalam rangkaian Indonesia Food Tour 2017. Berbeda dengan kota-kota sebelumnya, Indonesian Food Tour 2017 menggelar Taste of Indonesia di Callens Cafe, Brussel.
“Taste of Indonesia di Brussel merupakan agenda promosi kuliner Nusantara yang dilakukan dalam rangkaian Food Tour di Eropa,” kata Olvy Andrianita, atase perdagangan KBRI Belgia saat ajang Indonesian Food Tour di Belgia.
“Targetnya jelas untuk mempromosikan aneka kuliner Indonesia langsung dari tangan-tangan chef Indonesia yang profesional dan berbakat.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Callens cafe, keempat chef menghadirkan berbagai makanan Indonesia yang sedikit berbeda dibanding di kota-kota sebelumnya. Mereka menghadirkan beberapa makanan Indonesia seperti kerupuk squid, tuna sambal matah, sate padang, ikan kuah asam, opor ayam, martabe, rawon, dan asinan.
Ini adalah kota pertama yang disuguhi dengan tuna sambal matah, karena di kota sebelumnya Maxie dan Renatta menyajikan tuna naniura.
“Di sini, kami juga menyajikan minuman pembuka berupa minuman tradisional Indonesia yaitu jahe rempah dan bir pletok,” ucap Detty Janssen, penyelenggara Indonesian Food Tour 2017 kepada
CNNIndonesia.com.
Makanan Indonesia dengan konsep
fine dining ini dihadirkan di restoran terkenal Brusel tersebut selama tiga hari. Untuk menarik perhatian warga Brussel pada makanan Indonesia, ruangan kafe ini didesain secara khusus oleh kepala pelayan kerajaan Belgia, Monsieur Richard van deballe.
Penataan ruangan yang istimewa ini terlihat unik dengan dengan percampuran Barat dan Timur karena suasananya dibuat semirip mungkin dengan nuansa Bali. Pesta pembukaan dimulai dengan lenggokan tarian para penari Bali yang gemulai.
Tak sampai di situ saja, saat menyantap berbagai makanan Indonesia, para tamu juga diiringi dengan rindik. Rindik adalah salah satu alat musik tradisional Bali yang terbuat dari bilah bambu.
Keunikan budaya dan kuliner Indonesia ini ternyata mampu memancing rasa penasaran warga Brussel. Jean Callens, pemilik Cafe Callens mengungkapkan bahwa dia sangat mendukung adanya promosi makanan Indonesia ini. Pasalnya, saat pertama kali mencicipi makanan Indonesia, dia juga langsung jatuh cinta pada cita rasanya yang unik dan kaya bumbu.
“Antusiasme mereka sangat tinggi, bahkan dalam satu hari ada 70 reservasi di kafe untuk bisa menikmati makanan ini,” ucap Detty.
Belgia, pasar kuliner IndonesiaOlvy mengungkapkan bahwa promosi kuliner Indonesia di Brussel ini sejalan dengan dengan Europalia 2017. Dalam ajang tersebut, Indonesia adalah negara tamu yang dinilai memiliki potensi berkembang.
“Belgia adalah
niche market bagi produk kuliner Indonesia,” katanya.
Melihat antusiasme warga Brussel soal makanan Indonesia, baik Olvy maupun Jean sama-sama optimis bahwa makanan Indonesia akan sukses di negara tersebut.
Jean sendiri mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi awal rencananya untuk membuka restoran Indonesia
fine dining di Brussel.
“(Di KBRI) kami juga ingin mengembangkan restoran Indonesia yang high end di Eropa khususnya Belgia,” ucap Olvy.
“Ekspor produk makanan dan minuman dari Indonesia nantinya juga perlu didorong sejalan dengan berkembangnya industri kuliner tersebut.”
Perkenalan kuliner Indonesia di Belgia ini dianggap menjadi jawaban awal dari banyaknya pertanyaan warga akan adanya restoran khas Indonesia di Belgia.
(chs)