Banyuwangi, CNN Indonesia --
Akses udara menuju Banyuwangi dari Jakarta akan semakin terbuka lebar. Dua maskapai penerbangan siap membuka rute ke Banyuwangi. NAM Air membuka rute ini pada 16 Juni 2017 dan Garuda Indonesia pada 21 Juni 2017.
"Kami sudah mematangkan rencana
direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya. Tim dari Sriwijaya sudah bertemu dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Jumat (12/5/2017)," kata Direktur Operasional NAM Air Capt. Daniel Adhitya, Sabtu (20/5/2017).
Frekuensi NAM Air pun konstan. Jadwalnya diatur reguler setiap hari. "Kami akan terbang setiap hari dengan jadwal pukul 07.00 WIB dari Jakarta menuju Banyuwangi dan pukul 09.30 WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta," jelas Daniel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel menjelaskan, NAM Air akan menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 500 berkapasitas 120 penumpang. Pesawat ini melayani kelas bisnis sebanyak delapan
seat, sisanya merupakan kelas ekonomi.
"Kami mempersiapkan tim advance untuk mengurus persiapan teknis,
safety sampai
market-nya, agar target 16 Juni bisa terealisasi," cetus Daniel.
Pihak NAM Air menilai Banyuwangi mempunyai potensi pasar pariwisata yang sangat menjanjikan. Bahkan belakangan jumlah wisatawan yang berlibur Banyuwangi angkanya terus naik.
"Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016. Jadi prospeknya sangat besar," ungkap Daniel.
Garuda Indonesia juga tak mau ketinggalan. Maskapai berpelat merah itu juga ikut membuka rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi PP mulai 21 Juni 2017.
"Kami sudah melakukan survei. Mulai 21 Juni 2017, rute Jakarta-Banyuwangi PP siap dilayani Garuda Indonesia. Kami optimis pembukaan penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya akan meningkatkan jumlah penumpang, karena 20% penumpang dari Banyuwangi ke Surabaya adalah yang melanjutkan ke Jakarta," jelas Vice President PT Garuda Indonesia Region 2 (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara), Flora Izza.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya penambahan jumlah penerbangan ke Banyuwangi ini juga salah satu bagian dari sukses Rakornas I/2017 Hotel Borobudiur, Jakarta. Rakor itu digelar oleh Kemenpar dengan tema 'Indonesia Incorporated Air Connectivity'.
Rakornas itu mempertautkan kepentingan pariwisata,
airlines, airports, airnavigation authority, masyarakat, dan pemerintah daerah. "Semua unsur Pentahelix academician, business, community, government, media (ABCGM) bisa bergerak oleh aktivitas pariwisata yang makin kuat," jelas Arief.
Dengan dibukanya rute langsung ke Banyuwangi, Pesona pariwisata Banyuwangi diharapkan semakin bisa semakin tersohor. Potensinya sangat kuat untuk dikembangkan lebih besar. Hal ini juga mendorong dunia usaha Banyuwangi ikut terkatrol naik.
Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menduduki peringkat ketiga di Jatim. Pasar masyarakat secara umum juga besar, termasuk dunia pendidikan dengan kehadiran sejumlah kampus negeri, seperti Universitas Airlangga (Unair), Politeknik Negeri, dan sekolah pilot negeri.
"Banyuwangi juga kerap dijadikan tempat studi berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Jawa. Terutama setelah Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP), Banyuwangi mendapat peringkat A atau terbaik se-Indonesia. Pertemuan instansi pemerintah dan BUMN/swasta pun mulai sering digelar di Banyuwangi. Jadi kami melihat ini sebagai sebuah peluang yang harus kami ambil," kata Daniel.
Daniel menambahkan, pasar rute tersebut bisa menjaring penumpang dari sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Bali barat.
"Daerah sekitar Banyuwangi menjadi
market penyangga. Jadi orang Jember atau Bali barat kalau mau ke Jakarta, bisa ke Banyuwangi dulu. Otomatis ini juga menguntungkan Banyuwangi karena mereka pasti belanjakan uang di Banyuwangi," ujar Daniel.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan adanya rute Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal. "Siapapun silakan masuk, yang penting bisa menggerakkan ekonomi lokal," ujarnya.
Sejalan dengan hal itu, Arief Yahya turut mengapresiasi spirit Indonesia Incorporated yang diperlihatkan NAM Air dan Garuda Indonesia. Niat baik kedua maskapai dinilai dapat memperbesar ruang keluar masuk wisatawan ke Banyuwangi.
"Konektivitas udara itu adalah 'jembatan masuk' wisatawan untuk datang. Setelah jembatannya terbangun, wisatawan akan makin banyak datang ke Banyuwangi," ucapnya.