Festival Bakar Tongkang Kembali Digelar di Riau

advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 30 Mei 2017 11:56 WIB
Kini Riau sedang mempersiapkan Festival Bakar Tongkang 2017.
CNN Indonesia -- Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman terus menjalankan berbagai strategi demi menjadikan daerahnya sebagai destinasi wisata kelas dunia. Kini Riau sedang mempersiapkan Festival Bakar Tongkang 2017.

Festival ini merupakan acara adat Tionghoa yang sudah menyatu dengan masyarakat Bagansiapiapi. Ia yakin acara ini akan dihadiri banyak wisatawan mancanegara (wisman).

"Bahkan banyak yang berasal dari Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, hingga China Daratan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival yang akan dilaksanakan pada 10-11 Juni mendatang diadakan dengan maksud memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada 1820.

Gelaran upacara bakar tongkang atau perahu merupakan simbol bahwa masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi tak akan kembali lagi ke tanah leluhur dan berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang punya julukan Hong Kong Van Andalas.

"Ritual yang dikenal dengan nama Go Gwee Cap Lak dalam bahasa Hokkian ini sudah berlangsung sejak 134 tahun silam. Pada zaman Orde Baru, ritual ini sempat dilarang. Namun sejak era kepemimpinan Gus Dur, larangan terhadap ritual ini dihapuskan," papar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman.

Festival ini akan diawali dengan sembahyang di Kelenteng Ing Hok Kiong yang merupakan kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar. Lalu acara dilanjutkan dengan arak-arakan ke tempat pembakaran hingga berlanjut ke prosesi pembakaran di hari berikutnya.

"Prosesi pembakaran tongkang biasanya diawali dengan menetapkan posisi haluan tongkang sesuai petunjuk Dewa Kie Ong Ya atau dewa laut. Setelah mengetahui posisinya, tongkang akan diletakkan pada posisi pembakaran dan kertas sembahyang ditimbun dekat lambung kapal yang siap untuk dibakar," jelas Fahmizal.

Selama ritual ini berlangsung, berbagai kelenteng yang memenuhi Bagansiapiapi melakukan upacara pemanggilan roh. Biasanya ada orang yang bersedia menjadi medium untuk dirasuki roh.

Fahmizal mengimbau kepada masyarakat Tionghoa agar tetap menjaga toleransi beragama mengingat pelaksanaannya bertepatan dengan bulan suci Ramadan. "Kita minta malam hiburan bakar tongkang nanti dilakukan seperti tahun lalu setelah salat tarawih," ucapnya.

Selain mengembangkan dan mempromosikan potensi wisata daerah, festival ini juga dapat mendukung perekonomian daerah. Dukungan tersebut yakni dengan kedatangan wisatawan mancanegara.

"Festival ini juga mampu mendatangkan puluhan ribu orang wisatawan, baik domestik maupun wisatawan internasional. Biasanya mereka punya keturunan di Rohil. Itu banyak sekali," ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya akan membantu promosi Festival Bakar Tongkang karena acara ini sudah berkelas dunia dan banyak wisatawan yang datang mengikuti prosesi itu. Kegiatan ini juga sudah masuk dalam Calender of Event Riau dan diusulkan sebagai kegiatan nasional.

Strategi media yang dilakulan Kementerian Pariwisata yakni POSE, yakni Paid Media, Own Media, Social Media, dan Endorser Media. Channeling media akan dipilih yang paling efektif untuk mempromosikan kegiatan tahunan ini.

Sedangkan pola yang dikedepankan yakni melalui pre event, on event, dan post event. Maka festival ini harus dipromosikan melalui digital media terlebih dahulu.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER