Ini Cara Kemenpar Memajukan Wisata Family Friendly

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 31 Mei 2017 15:35 WIB
Kementerian Pariwisata (kemenpar) akan menggelar Temu Bisnis Wisata Halal ke-2.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (kemenpar) akan menggelar Temu Bisnis Wisata Halal ke-2. Tahun ini, Kemenpar bekerja sama dengan Keluarga besar Halal Travel Konsorsium (HTK) dan Asoasiasi Travel Halal Indonesia ( ATHIN ).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, perhelatan ini juga akan melibatkan delegasi international antara lain delegasi Turki, Jepang, dan masih banyak negara lainnya.

”Untuk pelaksanaan yang diprakarsai oleh HTK dan ATHIN yang kedua ini akan lebih banyak lagi melibatkan pebisnis wisata halal dunia,” ujar Esthy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Esthy menambahkan, acara ini menjadi bagian perjuangan Kemenpar dan industri pariwisata. Selain itu, acara ini bertujuan untuk terus memajukan wisata halal yang saat ini disebut Family Friendly sehingga makin mendunia.

Peserta yang hadir di acara ini antara lain vendor dan reseller wisata halal dari Indonesia dan luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Jepang, China, Korea, Australia dan Eropa. Rencananya, acara ini akan dihadiri 300 peserta. Acara ini sekaligus untuk merayakan hari ulang tahun forum HTK dan ATHIN yang pertama.

”Transaksi wisata Family Friendly Indonesia dan dunia yang terus mengalami peningkatan disertai kemajuan digital marketing menjadi tantangan yang harus dihadapai semua palaku wisata ini. Semoga ajang temu bisnis ini jadi momentum kemajuan pariwisata Family Friendly di Indonesia,” kata Esthy.

Chairman HTK, Cheriatna mengatakan, dalam rangka memperkenalkan serta menyosialisasikan konsep wisata Family Friendly dan travel konsorsium, maka digelarlah acara tersebut.

”Poinnya untuk mempererat jalinan silaturahim para vendor dan anggota agar kerja sama antar sesama rekan-rekan vendor dan reseller HTK dan ATHIN dapat terbina seterusnya. Selain itu, kami juga ingin menjelaskan tentang konsep wisata halal secara lebih mendalam sehingga para vendor dan reseller lainnya semakin paham akan penerapan wisata halal,” kata Cheriatna.

Cheriatna juga berharap acara tersebut mampu menghasilkan kerja sama yang saling menguntungkan dan terjadinya peningkatan sales transaksi perusahaan peserta.

”Terutama dalam hal peserta mengetahui perkembangan dan kemajuan wisata halal dalam dunia digital marketing, menambah wawasan para peserta acara yang merupakan anggota forum halal, travel konsorsium karena wisata halal memiliki banyak manfaat dan membawa keberkahan yang melimpah untuk pariwisata Indonesia,” katanya.

Selain itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga mengatakan, Indonesia telah berhasil naik satu peringkat dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, dari posisi ketiga ke posisi empat. Ia meyakini Indonesia bisa melampaui Malaysia dan UEA yang kini di peringkat dua teratas.

''Kekuatan yang jadi kelemahan kita yaitu halal. Kita yakin halal tapi tidak mau sertifikasi, padahal itu daya tarik konsumen,'' kata pria asal Banyuwangi itu.

Menurut  Arief, untuk benar-benar bisa meraih potongan besar pasar wisata halal, Indonesia harus benar-benar menyiapkan wisata halal. Panduan industri wisata halal dunia seperti GMTI bisa jadi acuan Indonesia untuk membenahi wisata halal.

“Semua PR wisata halal Indonesia termasuk infrastruktur, kebersihan dan higienitas, harus bisa dikuantifikasi sehingga arah perbaikannya jelas,” ujar Arief.

Sementara untuk menggaet pangsa pasar halal, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Family Friendly, Riyanto Sofyan sudah menyiapkan formulanya. Ada empat pilar yang akan digunakan untuk mengembangkan wisata halal.

Pilar pertama, yakni terkait kebijakan dan regulasi. Berbicara kedua hal tersebut tentu sangat berkaitan dengam pemerintah pusat dan daerah.

Pilar kedua, yaitu pemasaran. Menurut Riyanto,  destinasi wisata harus melihat kebutuhan pasar. Adapun pilar ketiga dan keempat terkait dengan pengembangan aneka atraksi dan akses transportasi.

“Hal itu bertujuan agar wisatawan merasa nyaman dan sesuai dengan tujuan wisata Family Friendly,” tutur Riyanto.

“Peningkatan kapasitas untuk jaminan kontrol supaya wisman bisa kembali lagi. Kita harus cocokkan atraksi yang sesuai dengan wisata halal,” ucapnya. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER