Jember, CNN Indonesia --
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mulai berfokus pada wisata religi selama bulan Ramadan ini. Situs wisata religi yang banyak dikunjungi wisatawan antara lain ziarah Walisongo dari Cirebon, Jawa Barat, Masjid Agung Demak dari Kudus, Jawa Tengah, dan Tuban dari Surabaya, Jawa Timur.
Di Jawa Timur, kagiatan Pesona Ramadan juga hidup. Sebagian umat Islam memilih aktivitas safari selama bulan Ramadan. Mereka melakukan perjalanan secara safari dari masjid ke masjid di sejumlah kota di Indonesia.
"Wisata religi itu
peak season-nya di bulan Ramadan," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu wisata yang menjadi andalan di Jawa Timur, yaitu masjid Roudhotul Muchlisin di Jember. Masjid Roudhotul Muchlisin di Jl Gajah Mada, Kaliwates, Kota Jember ini sudah lama berdiri. Tampilannya baru dan mentereng.
Masjid yang diresmikan secara simbolis pada pertengahan Mei 2017 ini selalu dipadati jamaah dan pengunjung yang ingin tahu kemegahannya. Setelah dibangun kembali, masjid ini menjadi ikon destinasi wisata religi baru di Jember. Desainnya yang megah dan futuristik, membuat masjid ini berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya.
Sekretaris Takmir Masjid Roudhotul Muchlisin Drs H Mahrus MPd menuturkan, desain ini meniru masjid-masjid yang ada di Turki. Terdapat untaian ayat- ayat suci Alquran yang terpampang di setiap sisi dindingnya yang didominasi warna kuning dan jingga.
"Di dinding barat lantai bawah ada Surat Ar-Rahman dan Al-Waqi’ah serta Asmaul Husna di setiap sisi dinding. Sementara di atas terdapat tulisan surat-surat pendek," ujarnya.
Pilar-pilarnya dihiasi ornamen layaknya sebuah istana. Di beberapa sudut, jajaran kitab suci Alquran juga tertata rapi.
Tak hanya itu, persis di depan pintu masuk terdapat air mancur dengan hiasan lampu warna warni. Tidak heran jika tempat ini menjadi sasaran swafoto bagi pengunjung yang datang dari berbagai lokasi.
Salah satunya adalah Pipin, yang datang dari daerah Patrang bersama teman-temannya. Alumnus Akbid dr Soebandi ini mengaku ingin melihat dan merasakan langsung tarawih di masjid yang dibangun di atas tanah seluas satu hektare tersebut.
"Kebetulan habis ngabuburit sama teman-teman, sekalian salat tarawih di sini," ujarnya.
Gadis asal Bali ini mengaku sering mendengar kemasyhuran Masjid Roudhotul Muchlisin dari teman-temannya yang lain. Setiap harinya, lebih dari seribu jamaah juga berkunjung ke masjid tersebut.
Menurut Mahrus, masjid ini mampu menampung lebih dari 1.500 jamaah per hari. "Itu hanya di bagian dalam, belum termasuk jamaah yang salat di teras dan di lantai dua. Kalau ditotal bisa mencapai 2.500 jamaah," terangnya.
Harapannya, selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga dijadikan tempat untuk belajar agama. Di sini juga akan dibangun menara yang difungsikan sebagai perpustakaan dan penginapan bagi musafir yang melewati Jember. Gagasan ini muncul setelah adanya larangan tidur di masjid.
"Jadi kalau ada yang melakukan perjalanan dan kebetulan sampai di Jember terlalu malam, bisa menginap di sini," lanjut Mahrus.
Sejak dibangun pada 1978, masjid ini sebenarnya sudah melewati berbagai proses pembangunan. Namun tak terlalu tampak, sebab hanya ada sekitar 10 tukang yang mengerjakan.
"Jadi kelihatannya mangkrak, tetapi sebenarnya ada proses pembangunan," tutur dosen tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Jember tersebut.
Setelah mendapat donasi, baru pada 2014 lalu proses pembangunan masjid ini kembali dikebut. Nantinya pada hari raya Idul Fitri, seluruh halaman masjid akan dijadikan area salat Ied.