Jakarta, CNN Indonesia -- Wajar jika rasa lemas melanda selama bulan puasa. Apalagi cuaca panas membuat tubuh malas bergerak. Tidur siang yang rutin dilakukan kadang diperpanjang hingga sore atau bahkan jelang maghrib.
Terdengar menyenangkan. Mata terpejam, tak melakukan apapun yang memperparah rasa haus dan lapar, lalu bangun dan tak lama kemudian tiba waktunya berbuka.
Ketika bulan Ramadan, banyak yang beralasan ada hadis yang menyebutkan bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah. Bahkan ada juga yang membela diri dengan mengatakan lebih baik tidur daripada berkumpul dan menggunjingkan orang lain atau bergosip. Benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Maman Imanul Haq mengatakan anggapan bahwa tidur bagi orang puasa adalah ibadah sebenarnya salah di masyarakat.
Ia berkata saat bulan Ramadan, bukan berarti etos kerja melemah. Bahkan hanya diisi dengan kegiatan tidur seharian.
"Ramadan justru harus bisa jadi sarana agar kita bisa meningkatkan kualitas diri, potensi, dan meningkatkan prestasi. Maka siapapun yang tidur di bulan Ramadan, adalah perbuatan sia-sia, kalau tidurnya dari pagi sampai sore," katanya dalam seri Tanya Jawab Seputar Islam (TAJIL) yang tayang setiap hari selama Ramadan di
CNNindonesia.com."Kita tentu tidak ingin dalam catatan amal kita hanya berisi tidur dan tidur," ujarnya.
Catatan amal hendaknya diisi dengan aktivitas yang berguna termasuk ibadah-ibadah yang berdampak sosial bagi kehidupan.
"Jangan habiskan Ramadan dengan tidur, saatnya diisi dengan amal saleh yang diridhoi oleh Allah," tandasnya.
(rah)