Menpar Promosikan Buku yang Diluncurkan KLHK dan UNDP

Advertorial | CNN Indonesia
Minggu, 04 Jun 2017 14:21 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama United Nations Development Programme menyusun The Magnificent Seven: Indonesia Marine National Park.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama United Nations Development Programme (UNDP) menyusun The Magnificent Seven: Indonesia Marine National Park.

Buku itu berisi cerita spektakuler seputar keragaman biota, keindahan terumbu karang, dinding-dinding jurang laut, dan warna-warni macro species di tujuh Taman Nasional Laut Indonesia. Buku The Magnificent Seven: Indonesia Marine National Park resmi diluncurkan di Restoran Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Jumat (2/6/2017) lalu.

Turut hadir dalam acara peluncuran, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Perwakilan UNDP untuk Indonesia, Christophe Bahuet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Luar biasa! Bukunya istimewa. Selamat untuk Ibu Menteri KLHK dan UNDP. Taman nasional laut kita bagus, potensi bawah laut kita juga sangat bagus,” ungkap Arief mengapresiasi inisiatif menyusun karya-karya fotografi bawah laut ke dalam buku.

Arief juga mengusulkan agar buku itu di highlight di website Wonderful Indonesia, indonesia.travel, dan kemenpar.go.id sebagai materi promosi pariwisata Indonesia.

“Saya yakin, siapapun yang melihat akan terpana dan enggan beralih ke situs lain sebelum menghabiskan gambar-gambar bawah laut Indonesia itu,” puji Arief.

Dari keragaman biota laut, terumbu karang warna-warni, schooling ikan dalam jumlah banyak, wheelshark, lionfish, napoleon, dan foto-foto macro untuk makhluk-mahkluk kecil. Buku itu memberi gambaran akan kekayaan taman nasional laut Indonesia yang tidak akan habis dieksplorasi melalui lensa kamera under water.

Potret 7 taman nasional laut itu antara lain Kepulauan Seribu-Jakarta, Karimun Jawa-Jawa Tengah, Wakatobi-Sulawesi Tenggara, Takabonerate-Sulawesi Selatan, Bunaken-Sulawesi Utara, Togian-Sulawesi Tengah dan Teluk Cenderawasih-Papua.

“Keren!” komentar Arief.

Dari rekam jejak yang ada, underwater Indonesia langganan juara dunia. Scuba Diving sudah memasukkan Indonesia di urutan pertama Indo Pasific kategori Macro Life, Overall Rating of Destination, Health of Marine Environment, serta Underwater Photography.

Dive Magazine juga tak segan memasukkan Raja Ampat Papua, Alor NTT, Pulau Komodo NTT, Lembongan Bali, dan Lembeh Sulawesi Utara ke dalam Top World Diving Destinations 2017.

Gelar lainnya, dinobatkan CNN kepada Raja Ampat di peringkat pertama World’s Best Snorkeling Destination. Bahkan gelar runner up-nya ikut disambar Taman Nasional Komodo.

“Karenanya buku fotografi ‘The Mangnificent Seven: Indonesia Marine National Park’ ini istimewa. Apalagi dipotret oleh fotografer-fotografer top dan memperkenalkan keindahan dan kekayaan alam bawah laut Indonesia,” ucapnya.

Marketer of The Year 2013 versi MarkPlus ini memberi usulan agar dibuat e-Book dan di-highlight di own media Kemenpar.

“Buku dan foto terbaik jangan hanya dipamerkan atau dipajang saja. Jika ada softcopy kita bisa bantu promosikan dan itu merupakan tugas dari Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan ke wisatawan mancanegara (wisman) agar bisa menikmati keindahan bawah laut Indonesia,” ucap Arief.

Namun ada tantangan penting yang perlu disampaikan. Tantangan itu menyangkut soal sampah, termasuk sampah plastik yang sudah menjadi musuh bersama dunia.

“Yang indah ini akan habis dengan sampah. Masalah sampah masih menjadi kendala laut di Indonesia, makanya perlu disadari dari sekarang. Kami meng-attract wisman China ke Manado, tetapi di Taman Nasional Bunaken masih banyak sampah. Kami harap UNDP membantu KLHK untuk mengatasi itu semua. Masalah sampah ini kategori gawat darurat, kita sudah buat gerakan nasional yang dikoordinatori oleh Menkomar, kementerian terkait menjadi anggotanya dan kami siap membantu,” ujar mantan Dirut PT Telkom itu.

Siti Nurbaya Bakar juga seirama dengan Arief. Dia juga ingin segera menuntaskan masalah marine debris. Untuk 2017 ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menkomar untuk fokus pada isu pencemaran plastik di laut.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Menkomar Luhut. Jadi 2017 ini, saya akan kembali melanjutkan perbaikan kawasan taman nasional, taman wisata alam, dan sejenisnya. Ini juga tentunya butuh kolaborasi dengan Kemepar. Kolaborasi yang intensif dengan target pencapaian yang lebih baik, sehingga masalah sampah di laut dapat terselesaikan dengan baik,” tuturnya.

Terkait pembuatan buku The Mangnificent Seven: Indonesia Marine National Park, Siti mengatakan, dalam pengelolaan tujuh taman laut ini dikelola pemerintah pusat (KLHK) yang dibagi dalam berbagai zona.

Alokasi anggaran pun naik menjadi Rp 160 miliar yang sebelumnya hanya Rp 60 miliar. Semua digunakan untuk mengelola dan memperbaiki sarana dan prasarana taman nasional aut yang ada di Indonesia.

“Dengan diluncurkannya buku ini, taman nasional laut Indonesia harus menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat yang berada di sana. Kami ingin menunjukkan pada dunia keragaman dan kekayaan laut Indonesia yang begitu indah. Karenanya masyarakat harus berpartisipasi dan menjaganya,” tutur Siti.

Perwakilan UNDP untuk Indonesia, Christophe Bahuet juga menambahkan, UNDP memiliki proyek bersama KLHK untuk melindungi ekosistem kehidupan laut di Indonesia.

Kebetulan proyek tersebut selalu diabadikan dengan foto-foto. Hasil foto terbaik itulah yang memunculkan ide untuk membuat buku ini.

Buku ini disusun selama enam bulan. Spot-nya terbagi di tujuh taman nasional dan didukung fotografer bawah laut Indonesia. Buku dan foto terbaik yang dipamerkan merupakan testimoni keaneragaman taman laut Indonesia.

“Keaneragaman ini perlu dilindungi untuk kehidupan masyarakat setempat serta pengembangan pariwisata berkelanjutan. Komitmen kita semua untuk melindungi ekosistem lautan, merupakan bagian penting dari UNDP Indonesia,” ucap Bahuet.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER