Asyiknya Wisata Ngabuburit di Jalan Pahlawan Semarang

adv | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jun 2017 16:43 WIB
Tidak salah Menpar Arief Yahya memotivasi masyarakat agar memgambil kesempatan pada bulan puasa untuk mengambil peluang wisata.
Semarang, CNN Indonesia -- Tidak salah Menpar Arief Yahya memotivasi masyarakat agar memgambil kesempatan pada bulan puasa untuk mengambil peluang wisata religi. Salah satunya, ngabuburit yang semakin merebak di mana-mana.

Salah satu yang melegenda ada di Jalan Pahlawan, Semarang. Sejak puluhan tahun jalan utama dekat Simpang Lima itu selalu ramai dengan cewek-cewek cantik penjaja takjil.

Mereka yakni para mahasiswi dan siswi sekolah yang sedang menunggu waktu berbuka puasa. Daripada nongkrong di pinggir jalan lebih asyik beratraksi dengan jualan takjil berbuka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan utama bukan jualan Mas. Tetapi iseng saja menghabiskan waktu puasa. Sekalian belajar bisnis," tutur Siska, mahasiswi Undip yang jualan kolak bersama teman-teman kosnya.

Tidak ketinggalan juga pacarnya yang ikut membantu sambil mengambil fotonya. Maklum, bagi gadis-gadis cantik anak orang berpunya ini, jualan kolak merupakan sesuatu yang langka. Sembari ngabuburit dan mejeng juga.

"Nanti foto-foto ini saya unggah di medsos. Teman-teman pada heboh," aku gadis yang berlari-lari menguber mobil yang lewat untuk ditawari takjil itu.

Ada ratusan cewek dan cowok yang setiap sore memenuhi jalan Pahlawan itu. Mereka sebenarnya lebih tepat disebut mejeng daripada jualan. Dari dandanannya umumnya tipe orang berpunya dari kalangan mahasiswa dan siswi sekolah. Keasyikan menghabiskan waktu itulah yang membuat tradisi ngabuburit di Jalan Pahlawan ini melegenda hingga sekarang.

Bahkan setiap sore aksi-aksi bakul kolak itu nenjadi tontonan masyarakat. Sembari menghabiskan waktu, mereka nongkrong sepanjang jalan sambil melihat para penjaja kolak yang seksi itu.

Jalan protokol terlebar di Semarang itu tiap sore menjadi obyek wisata tersendiri. Mereka berjejer di pinggir jalan, menjajakan dengan meja atau ditenteng.

Pelintas Jalan Pahlawan bisa memilih sesuai selera. Ada makanan ringan, makanan berat serta aneka jenis minuman baik kolak atau hidangan es. Transaksi pun mudah. Cukup mendatangi penjual atau diantar ke kendaraan yang berhenti.

"Dari pukul 15.00 WIB,kami sudah di Jalan Pahlawan. Ramainya mulai pukul 16.30 WIB, banyak pejalan yang mampir," kata Ricko (21), penjaja nasi ayam. Dia menjajakan aneka jenis nasi ayam, garang asem, dan jenis kolak. Harganya mulai dari Rp 10 ribu-Rp 15 ribu. Untuk kolak ia banderol Rp 5 ribu per cup.

Pedagang lainnya, Risa (35), sengaja menjual jajanan berupa aneka gorengan yang sudah dikemas dalam wadah. Dia juga menjual aneka jenis es buah. "Gorengan sama es buah menu paling banyak dicari pelintas Jalan Pahlawan.  Agar mudah dibawa saya kemas dan harga terjangkau cuma Rp 5-7 ribu saja," katanya.

Risa yang sudah berdagang dua tahun Ramadan ini mengaku, antusias masyarakat dalam ngabuburit selalu tinggi. Jalan Pahlawan dipilih menjadi tempat yang strategis lantaran dilintasi para pekerja kantor yang tak sempat mempersiapkan hidangan berbuka puasa.

"Sejak awal puasa saya mangkal ramai terus. Paling ramai akhir pekan dagangan mesti ludes. Bukan hanya saya saja tapi semua pedagang pasti panen," tambahnya.

Akibatnya, Jalan Pahlawan selalu macet. Kadang bukan untuk membeli takjil, tetapi sekadar ingin menyaksikan aksi anak-anak muda yang ngabuburit. Kawasan itu benar-benar menjadi tempat favorit ngabuburit selama bulan Ramadan.

Selain lebar, area pedestarian juga sangat nyaman untuk sekadar nongkrong atau berburu makanan berbuka puasa. Di sini juga sudah tertata.  Untuk lajur sebelah Timur ditempati para penjual makanan dan jajan, mulai arah Simpang Lima masuk Jalan Pahlawan sampai ujung Jalan Pahlawan.

Sedangkan sisi Barat biasanya lebih dimanfaatkan untuk para komunitas berkumpul, nongkrong, atau kegiatan sosial lainnya. "Jalannya adem banyak pohonnya, pilihan menu banyak bisa cari jenis nasi, jajanan, minuman. Harga juga reatif terjangkau karena yang jualan tak hanya warga biasa juga para mahasiswa," kata Dian Eka, salah satu pengunjung.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER