Nuniek Mawardi Usung Busana Muslim Batik Buketan

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 19:45 WIB
Mengambil inspirasi dari pengaruh zaman kolonial, khususnya Belanda, desainer Nuniek menghadirkan busana muslim dengan motif batik buketan yang khas.
Mengambil inspirasi dari pengaruh zaman kolonial, khususnya Belanda, desainer Nuniek menghadirkan busana muslim dengan motif batik buketan yang khas. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang hari raya Idul Fitri, banyak desainer berlomba untuk menghadirkan busana-busana muslim terbaik versi mereka, baik lewat desain maupun pemilihan material yang digunakan. Tidak hanya itu, desainer juga ingin menyampaikan suatu pesan atau hal yang ingin dihadirkan lewat sebuah busana.

Begitu pula dengan desainer Nuniek Mawardi. Nuniek menuturkan, ia ingin memunculkan suasana syahdu pada perayaan Idul Fitri lewat warna-warna yang tidak begitu mencolok atau bersifat 'adem' pada busananya.

"Saya inginnya suasana Idul Fitri yang syahdu dimunculkan ke busana kita lewat warna yang punya semangat yang sama," ujarnya di sela-sela pembukaan gelaran Ramadan in Style, Jakarta Selatan, pada Jumat (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kesan syahdu ini hadir lewat warna-warna 'adem' seperti abu-abu, merah jambu dan krem. Bertajuk "Meraki", koleksi ini dipamerkan pada pembukaan Ramadan in Style di Gandaria City, Jumat lalu. Pada enam busana yang dihadirkan, Nuniek menggunakan batik motif buketan atau bunga-bunga yang populer pada era zaman penjajahan Belanda.

Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari

"Batik gedongan, motif buketan itu terkenal pada zaman Belanda. Nyai-nyai pakai samping dari buketan itu. Ini mengilhami saya untuk mengambil gaya victorian-nya di sini," tuturnya.

Kecintaannya pada detail tertuang pada koleksinya lewat kain dengan kerut-kerutan yang dibuat dengan teknik smock Belanda. Jika smock biasanya dibuat kecil-kecil, maka smock ala Nuniek dibuat besar, dan disematkan di bagian dada.


Selain itu untuk material, ia memakai batik buketan. Teknik quilting pun digunakan agar batik tampak tiga dimensi. Kesan klasik Victorian makin tampak dengan penggunaan kain dengan bagian kosong atau missing embroidery.

Jika selama ini busana muslim terbiasa dengan siluet kaftan, gamis atau tunik, Nuniek mengaplikasikan gaya Victorian lewat long dress dengan ikatan kain bentuk pita pada bagian belakang.
Hijab khas Nuniek

Menurut Nuniek, modest wear di Indonesia lebih pas dipadu dengan hijab yang 'ringan'. Muslim di Indonesia begitu heterogen, sehingga pemilihan gaya berhijab pun beragam. Beda desainer, beda pula gaya hijabnya. Ada desainer yang menyukai hijab yang simpel, ada pula yang suka hijab tumpuk-tumpuk.

"Saya termasuk modest konvensional, jadi boleh aja di atas kepala dikasih hiasan, tapi itu hanya untuk di stage. Kalau sehari-hari bisa dilepas dan tampilan jadi sederhana," imbuhnya.

Bagi Nuniek, hijab digunakan untuk menutup aurat. Kendati demikian, ia sendiri mengaku jika hijab versi Nuniek adalah hijab dengan rambut yang masih sedikit terlihat.

"Saya merasa lebih pas ke situ, yang penting tetep Islami," pungkasnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER