Banyuwangi, CNN Indonesia --
Festival apapun yang digelar di Banyuwangi, selalu berjalan meriah dan menjadi bahan perbincangan warganet. Festival Patrol Banyuwangi yang belum lama ini digelar juga berhasil menghebohkan #PesonaRamadan di ujung timur Pulau Jawa.
Ada 25 grup patrol yang tampil memukau di festival yang diselenggarakan di parking zone Stadion Diponegoro, Banyuwangi. Selanjutnya 15 orang dari grup patrol bertugas berkeliling kampung untuk membangunkan warga dengan alunan alat musik yang terbuat dari bambu ini.
"Lewat festival ini, tradisi-tradisi menggugah sahur melalui alat musik tradisional bisa dinikmati lagi. Mereka akan keliling memutari kampung-kampung di sepanjang kota Banyuwangi sejauh 3 kilomter," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Festival ini dibuka langsung oleh Anas bersama dengan SKPD Banyuwangi yang ditandai dengan memukul alat musik patrol. Setelah dibuka, para peserta tampil memainkan musik yang hanya ada di bulan Ramadan ini.
Anas mengaku, Festival Patrol ini sengaja digelar untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang kini sudah mulai tergeser akibat perkembangan teknologi. Menurutnya, patrol merupakan tradisi unik karena hanya bisa dijumpai saat Ramadan.
"Patrol merupakan tradisi kebersamaan yang harus kita lestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Melalui festival semacam ini, kita coba membangkitkan kembali tradisi lama yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat akibat perkembangan teknologi," kata Anas.
Tak salah bila Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menobatkan Banyuwangi sebagai Kota Terbaik Penyelanggaraan Festival atau 'The Best Festival City' di Indonesia. Penobatan itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat
launching Banyuwangi Festival 2017 di kantor Kemenpar beberapa waktu lalu.
"Melihat dari berbagai festival yang ada di Indonesia, Banyuwangi saya nobatkan sebagai 'the best festival city’ atau kota terbaik penyelenggara festival. Banyuwangi peringkat pertama," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/6/2017).
Arief mengatakan, sejak 2012 Banyuwangi rutin menggelar festival yang telah dibuat jadwalnya sejak awal tahun. Penyelenggaraannya pun dinilai terus mengalami peningkatan secara kuantitas dan kualitas. Tahun 2017 ini, Banyuwangi menggelar 72 kegiatan dalam rangkaian Banyuwangi Festival.
Menurut Arief, dengan atraksi wisata seperti festival, ada dua hal yang didapat, yakni nilai budaya dan nilai bisnis. Untuk nilai budaya berkaitan dengan tingkat kebahagiaan, sedangkan nilai komersial merupakan keuntungan secara ekonomi bagi rakyat Banyuwangi.