Jakarta, CNN Indonesia -- Benteng Van Den Bosch di Ngawi merupakan benteng peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang pernah menjadi pusat koordinasi perdagangan dan pelayaran di wilayah Jawa Timur.
Benteng berukuran 165 meter x 80 meter yang dibangun pada 1845 itu sengaja dibangun lebih rendah dari tanah sekitar, sehingga warga sekitar menyebutnya sebagai Benteng Pendem.
Mengingat benteng tersebut pernah dihuni oleh 250 orang tentara Belanda di bawah komando Johannes Van Den Bosch yang bertempur melawan warga Ngawi, tidak heran jika banyak cerita misteri yang menyelimuti Benteng Pendem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah sejarah sekaligus klenik benteng ini membuat banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung. Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menilai Benteng Pendem berpotensi untuk dijadikan cagar budaya nasional.
Hal tersebut bahkan telah disampaikannya kepada Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kementrian Pariwisata (Kemenpar) Lokot Ahmad Enda belum lama ini.
"Pemkab Ngawi akan terus mendorong upaya pengembangan destinasi wisata setempat, termasuk Benteng Pendem. Butuh dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah pusat untuk merevitalisasi Benteng Pendem dan menjadikannya cagar budaya," ujar Ony dikutip dari Antara, Kamis (15/6).
Menurut Ony, pemerintah pusat juga menilai Benteng Pendem memiliki keunikan tersendiri, yakni masih kokoh berdiri ditopang oleh pilar aslinya sejak tahun 1845.
Sementara benteng warisan Belanda yang lain sudah mengalami renovasi pilar.
"Itulah nilai plusnya Benteng Pendem Ngawi hingga berpotensi menjadi cagar budaya nasional," kata Ony.
Untuk bisa ditetapkan sebagai cagar budaya, Pemkab Ngawi diminta untuk mengajukan izin ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar bisa mendorong audiensi Benteng Pendem menjadi cagar budaya.