Jakarta, CNN Indonesia -- Ancaman penduduk kota Venesia yang menyatakan bakal eksodus jika pemerintah kotanya tidak membatasi jumlah kunjungan wisatawan asing membuahkan hasil.
Pemerintah setempat telah menerbitkan larangan pembukaan hotel dan penginapan baru, yang diharapkan bisa mengurangi jumlah wisatawan yang berlibur ke kota yang memiliki banyak aliran sungai tersebut.
Massimiliano De Martin, konsultan perencanaan tata ruang kota Venesia yang menyodorkan usulan rencana kebijakan tersebut ke Walikota, mengatakan larangan pembukaan hotel baru perlu diambil justru untuk melindungi warga lokal yang menjadi motor utama kota tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari
Telegraph, De Martin mengatakan semakin banyak investor membeli bangunan klasik yang sebelumnya menjadi tempat tinggal penduduk dan mengubahnya menjadi hotel. Hal tersebut membuat warga lokal, yang disebut Venetian, terdesak oleh turis asing yang terus berdatangan.
Jika tren ini terus berlanjut, dikhawatirkan jumlah penduduk Venesia akan terus berkurang karena terpaksa pindah ke luar kota. Data yang dilansir Telegraph dari media lokal menyebutkan, sampai akhir tahun lalu jumlah penduduk asli kota tersebut hanya sebanyak 55 ribu jiwa. Jika depopulasi terus berlanjut, maka pada 2030 kota tersebut sudah tidak memiliki satu pun Venetian.
Aksi warga asli Venesia yang mengancam akan meninggalkan kota jika pemerintah tidak membatasi kedatangan jumlah wisatawan digelar pada November 2016 silam. Selain turun ke jalan, mereka juga membuat viral aksi dengan menebar tagar #Venexodus di media sosial.
Bahkan, warga lokal yang tersulut amarah sampai memblokir kanal Giudecca dengan sederet perahu gondola agar kapal pesiar tidak bisa sandar di pelabuhan yang ada di kotanya.
"Venesia bisa kehilangan wisatawan kapal pesiar kalau terus dibiarkan," ujar Pino Musolino, Presiden Otoritas Pelabuhan Venesia, dikutip Rabu (14/6).
Namun, Pemerintah Kota Venesia tampak lebih memilih berpihak kepada warga lokal dengan mengembalikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan sosial kotanya.
Selain melarang dibukanya hotel baru, pemerintah setempat juga menetapkan sejumlah kebijakan pro-Venetian.
Diantaranya, memprioritaskan warga lokal untuk menggunakan alat transportasi sungai dan melarang kapal pesiar dengan bobot lebih dari 96 ribu ton untuk merapat ke dermaga.
 Aksi warga asli Venesia yang mengancam akan meninggalkan kota jika pemerintah tidak membatasi kedatangan jumlah wisatawan digelar pada November 2016 silam. (REUTERS/Manuel Silvestri) |
Selain itu, pemerintah kota juga melarang dibukanya restoran cepat saji yang dikhawatirkan akan merusak dan menggerus penjualan masakan lokal yang disajikan warganya.
Setiap tahun, Venesia dikunjungi sekitar 22 juta wisatawan asing. Artinya sebanyak 60 ribu wisatawan masuk ke dalam kota, yang jumlahnya jauh lebih banyak dari warga lokal.
(gen)