Wisata Halal, Wisata yang 'Biasa Saja'

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Minggu, 18 Jun 2017 14:51 WIB
Wisata halal tak hanya bagi wisatawan Muslim, bukan juga berarti mempersempit pasar. Wisata halal malah memberikan banyak keuntungan bagi suatu daerah.
(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jangan dulu “bergidik” saat mendengar kalimat wisata halal. Wisata halal adalah wisata yang biasa saja, begitu yang secara singkat dijelaskan oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Rijanto Sofyan. 

“Wisata yang biasa saja dalam artian menyediakan fasilitas dan layanan menghibur wisatawan, seperti hotel, tempat makan, objek dan atraksi wisata. Hanya saja, wisata halal dituntut untuk menyediakan semua hal tersebut yang sesuai dalam aturan syariah Islam,” kata Rijanto saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Jumat (2/6).

Misalnya, hotel. Hotel biasa akan membolehkan tamu lawan jenis yang belum menikah untuk menginap dalam satu kamar. Sedangkan hotel syariah akan bertanya terlebih dahulu mengenai status hubungan tamu tersebut. Jika bisa menunjukkan bukti suami istri atau keluarga, maka tamu baru boleh menginap dalam satu kamar. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selebihnya, hotel syariah tidak boleh menyediakan alkohol, tidak boleh menyajikan makanan dengan bahan baku non-halal dan memiliki ruang beribadah. Di Indonesia, aturan syariah dalam pariwisata ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Mereka telah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 yang mengatur serba-serbi tersebut.

Sudah mengikuti aturan DSN MUI bukan berarti sebuah tempat sudah memiliki ‘cap halal’. Hotel atau tempat makan tetap harus mendapatkan sertifikasi halal yang diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Bagi hotel, ada dua jenis ‘cap halal’, Basic Requirement dan Full Requirement. Untuk Basic, baru sekadar menyediakan menu halal dan tempat ibadah. Sedangkan Full, seluruhnya halal, dari menu sampai pilihan saluran televisi. 

“Secara umum, penerapan syariah sama di setiap negara. Intinya, wisatawan harus diberi informasi sejelas-jelasnya mengenai kehalalan fasilitas dan layanan yang dinikmati,” ujar Sofyan.

Banyuwangi ‘bercap halal’

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER