Padang, CNN Indonesia -- Sumatera Barat (Sumbar) memang dikenal dengan kekayaan alam dan baharinya yang indah. Belum lagi budaya dan kulinernya yang beragam.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengakui pariwisata Sumbar yang komplet.
“Penonton Tour de Singkarak nomor 5 terbanyak di dunia. Kuliner rendangnya World’s Best Foods 2011 versi CNN. Di 2016 sukses menyambar tiga gelar juara dunia
family friendly tourism. Mereka juga punya Mandeh yang dijuluki Raja Ampat-nya Sumbar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelengkapan pariwisata Sumbar ditambah dengan gelaran
fashion tradisional dalam ajang Minangkabau Fashion Festival 2017. Buktikan langsung dengan menghadiri acara ini di Gedung Auditorium Gubernur Sumbar pada 15 September mendatang.
Arief mengatakan,
fashion merupakan salah satu industri yang penting dalam pengembangan Industri kreatif di Indonesia. Pada 2014,
fashion menyumbang 30% dari seluruh sektor industri kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
"
Fashion itu bisnis yang besar.
Size-nya sampai Rp 200 triliun atau 30% dari total industri kreatif. Ke depannya ini juga masih bisa terus dikembangkan," katanya.
Menurut Arief
, fashion tidak hanya memberikan pemasukan yang besar untuk negara. Namun juga berhasil menyerap jutaan tenaga kerja.
"Tenaga kerjanya sampai 4 juta orang. Untuk nilai ekspornya menyumbang sekitar Rp 100 triliun. Jadi ini (industri
fashion) harus kita bangun bersama-sama karena saya yakin industri
fashion kita bisa unggul di seluruh dunia," tegasnya.
Karena itu, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat bersikeras menggelar Minangkabau Fashion Festival 2017. Acara ini mengangkat tema ‘Budaya Minangkabau Warisan untuk Dunia’ dengan menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumbar.
Minangkabau Fashion Festival 2017 menjadi wajah pelaku industri
fashion mengkreasikan identitas Sumbar. Desainer muda juga ikut diberi ruang untuk berinovasii 4 nomor lomba. Antara lain Lomba Membuat Desain Motif Batik Minang, Minang Fashion Designer Competition, Lomba Modifikasi Batik Kurung, dan Lomba Sepasang Busana Pengantin Tradisional Minangkabau.
Koordinator Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumbar Aris Purnama memaparkan, ajang ini terbuka untuk para siswa sekolah desain, sekolah
fashion design, profesional, pengrajin, UKM, dan umum. Semuanya berkesempatan memenangkan hadiah total Rp 74 juta, trofi, dan sertifikat.
“Kriteria penilaian dari keempat lomba tersebut secara umum mencakup konsep
ready to wear dengan inovasi desain kekayaan lokal yang berdaya jual tinggi,” jelasnya.
Minangkabau Fashion Festival 2017 sukses menggaet banyak peserta. Hal ini bisa dilihat dari respons di media sosial. Sebanyak 60% dari peserta pemula dan 30% dari desainer profesional ikut mendaftar di acara ini.
“Angka ini membuktikan bahwa para desainer pemula pun memiliki minat yang tinggi untuk meng-
explore motif Minangkabau,” tambahnya.
Nantinya akan dipilih 10 sketsa terbaik dari setiap kategori. Lalu mereka akan diberikan pembekalan dan karyanya akan ditampilkan di auditorium. Untuk yang berhasil meraih juara 1, 2, dan 3, karya akan ditampilkan di Indonesian Modes Fashion Week di Jakarta pada 3-8 Oktober mendatang.
Ketua Dekranasda Sumbar Nevi Irwan Prayitno mengatakan, pemilihan nama Minangkabau Fashion Festival bertujuan mengangkat industri fashion di Sumbar dengan nuansa kekayaan budaya Minangkabau.
Contohnya bordir, sulam, tenun, songket yang dinilai sangat besar karena seluruh sulam dan bordir yang ada di Indonesia dimiliki Sumbar. Bahkan 10 daerah penghasil tenun tersebar di provinsi ini.
“Di level nasional, Sumatera Barat sudah diakui sebagai gudangnya industri
fashion,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian menjelaskan, acara ini akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa. Wisatawan akan semakin banyak yang berkunjung ke Sumbar yang akan membuat produk-produk
fashion bisa dipromosikan dengan baik.
”Ini bisa jadi suvenir. Kita dorong wisatawan untuk berbelanja,” katanya.