Manado, CNN Indonesia --
Perkembangan sektor pariwisata di Manado melaju pesat. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) yang meningkat drastis hingga 449 persen pada Mei 2017 dibandingkan dengan Mei 2016.
Melihat perkembangan sektor pariwisata yang meningkat pesat di Manado, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong Sulut, khususnya Manado untuk menjadi kawasan destinasi wisata favorit di Indonesia. Berdasarkan laporan Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Marthedy Tenggehi, kunjungan wisman ke Sulut sebagian besar berasal dari China, Jerman, dan Singapura.
"Pada Mei 2017, wisman yang datang ke Sulut dari China yakni 4.396 orang (78,65 persen). Di urutan kedua diikuti Singapura 176 orang (3,15 persen), dan Jerman 138 orang (2,47 persen) di urutan ketiga," ungkap Marthedy, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/7/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian berturut-turut turis dari Amerika 106 orang (1,90 persen), Inggris 87 orang (1,56 persen), Hong Kong 74 orang (1,32 persen), Malaysia 67 orang (1,2 persen), Ausralia 64 orang (1,15 persen), Belanda 62 orang (1,11 persen), dan Prancis 47 orang (0,84 persen).
Marthedy menambahkan, jumlah wisman yang datang ke Sulut mayoritas melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi yang signifikan.
“Maraknya turis ke Sulut karena banyaknya
direct flight ke Manado yang menjadi pertimbangan tersendiri. Terobosan yang dilakukan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan promosi dari Kemenpar mampu meningkatkan jumlah wisman ke Sulut sampai ratusan persen setiap bulannya,” paparnya.
Di Sulut, wisman biasanya menikmati sejumlah destinasi wisata bahari, gunung, serta menikmati kuliner Sulut yang dianggap sesuai dengan selera dan
taste mereka.
"Kalau wisman datang di Manado selama enam hari, mereka menyerbu wisata bahari. Mayoritas tertarik dengan Bunaken, Danau Tondano dan Danau Linow. Nomor duanya suka wisata budaya, dan
city tour karena turis itu suka berbelanja di Mantos, mengunjungi patung Tuhan Yesus di Citraland, ke kawasan Kampung Cina dan jalan-jalan di area Boulevard," lanjutnya.
Laporan BPS ini tentu membuat Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya semakin bersemangat. Dia meminta pemerintah daerah untuk terus membenahi destinasi wisatanya, terutama dari segi Akses, Atraksi dan Amenitasnya (3A) agar wisman yang datang ke Sulut merasa nyaman dan betah tinggal di Sulut.
"Untuk menambah kunjungan wisman yang baik dipertahankan dan yang kurang dibenahi. Kebersihan, keamanan, kenyamanan harus tetap dijaga agar wisman nyaman datang dan tinggal di sini," kata Arief.
Arief juga ingin menjadikan daerah yang ditetapkan sebagai Ibu Kota terumbu karang dunia oleh World Coral Reef Conference (WCRC) ini sebagai hub atau jaringan Pariwisata dari pasar pasifik, seperti China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
“Destinasi wisata sudah kelas dunia, juga atraksi pariwisata di Sulut kita acungkan jempol. Kita harus terus berpromosi dan membuat
event berskala internasional sehingga Sulut bisa menjadi hub pariwisata,” harapnya.