Kiamat Kecil Dunia Mode, Butik Colette Paris Tutup

Rahman Indra | CNN Indonesia
Jumat, 14 Jul 2017 09:56 WIB
Butik yang populer di kalangan para pecinta mode dunia ini tutup setelah beroperasi sejak 1997. Saint Laurent dikabarkan akan mengambil alih lokasi butik.
Butik yang populer di kalangan para pecinta mode dunia ini tutup setelah beroperasi sejak 1997. Saint Laurent dikabarkan akan mengambil alih lokasi butik. (Foto: Thinkstock/zhudifeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Colette, butik mode ternama Paris tutup setelah beroperasi 20 tahun sejak 1997. Butik ini menjadi salah satu spot yang wajib dikunjungi oleh para pecinta mode saat berkunjung ke Paris.

"Segala hal baik harus berakhir, setelah 20 tahun, Colette mesti mengumumkan akan tutup pada 20 Desember tahun ini," ungkap pernyataan resmi Colette seperti dilansir dari BoF, pada Rabu (12/7).

Saint Laurent dikabarkan sedang dalam tahap pembicaraan untuk mengambi allih lokasi butik yang berada di jalan Rue Saint-Honore tersebut. Pernyataan resmi itu juga menyebutkan, Colette Roussaux telah sampai pada waktu ketika ia ingin rehat, dan Colette tak akan bisa eksis tanpa Colette.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Negosiasi sedang dalam pembicaraan dengan Saint Laurent, dan kami bangga bahwa lokasi bersejarah itu akan diambil oleh brand yang sering berkolaborasi dengan kami," urai pernyataan.


"Kami senang Saint Laurent menunjukkan ketertarikan akan tempat kami, dan akan kesempatan yang baik juga buat karyawan kami," tambahnya.

Didirikan oleh Colette Roussaux pada 1997, Colette dalam beberapa tahun terakhir dipimpin oleh putrinya Sarah Andelman. Ia juga membagi kabar tutupnya Colette lewat postingan di Instagram Colette pada Rabu pagi.

[Gambas:Instagram]

Andelman terkenal berkat tangan dingin dan kurasinya yang kritis. Ia memadukan produk dengan gaya yang unik sehingga membuat Colette menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi pecinta mode di Paris. Menggabungkan gaya eklektik dan edgy, Andelman secara rutin menampilkan rancangan para desainer yang sedang 'in' dan selalu menarik untuk dilihat, dari mulai koleksi Proenza Schouler, Mary Katrantzou, Simon Rocha dan Rodarte.

Butik mode tiga lantai itu berdiri di lahan seluas 8.000 square dan menjadi destinasi para penggemar mode dunia. Butik ini menjual beragam jenis produk mode, dari busana, kaos, aksesori hingga produk khusus dari label, majalah mode serta keluaran terbaru seperti Apple Watch.

Favorit desainer 

"Colette satu-satunya toko di mana saya pergi karena di sana terdapat produk yang tak ada di tempat lain," ungkap Karl Lagerfeld pada BoF tahun lalu.

"Saya membeli jam tangan, telpon, perhiasan, dan semuanya! Mereka menemukan sebuah formula yang tidak bisa dikopi dengan mudah, karena hanya ada satu Colette, dan dia (Colette Roussaux) dan Sarah, yang 200 persen usaha keras."

[Gambas:Instagram]

Colette juga dikenal mengombinasikan high-end ready to wear dan streetwear yang membuatnya menjadi yang pertama menggaungkan gaya mewah dunia mode dengan estetik edgy.

"Kami mulai bekerjasama dengan desainer seperti Virgil [Abloh] sebelum ia membangun Off White, begitu juga Luke Meier OAMC ketika ia datang dengan Supreme, dan dengan tumpahan desainer seperti Hood By Air," ungkap Andelman pad BoF tahun lalu.

Butik multi-fungsi

Tidak hanya menjual busana, Colette juga kerap menjadi tempat untuk peluncuran buku, konser, pameran seni, dan diskusi panel tentang budaya. Dengan berbagai fungsinya itu, tak pelak butik ini kerap disandingkan sebagai hub budaya yang selalu 'happening'. Ini juga yang membuatnya beda dan selalu menarik perhatian publik.

Colette telah menjadi bagian dari generasi butik dengan konsep landmark kota di dunia, seperti 10 Corso Como yang buka di Milan pada 1990, dan kini hadir di Seoul, Shanghai dan Beijing serta New York tahun depan. Begitu juga Dover Street Market yang buka di London pada 2003, Tokyo di 2006 dan New York pada 2013.

[Gambas:Instagram]

Meskipun Saint Laurent sedang dalam pembicaraan mengambil alih lokasi bersejarah Colette, hubungan antara dua perusahaan sebenarnya tidak selalu baik. Pada 2013 lalu, Colette menjual T-shirt parodi 'Ain't Laurent Without Yves', tak lama setelah Hedi Slimane mengubah nama perusahaan dari Yves Saint Laurent menjadi Saint Laurent.

Direktur komersial Saint Laurent saat itu meminta agar kaos tersebut disingkirkan dari toko online Colette dan CEO mengirimkan surat pada Andelman karena tindakan yang berpotensi merusak label YSL itu. Andelman saat itu mengatakan 'kami telah membahasnya bersama'.

Kolaborasi H&M

Awal tahun ini, H&M mengumumkan kolaborasi dengan Colette. Koleksi 'H&M Studio x Colette' dijadwalkan akan diluncurkan pada 21 Agustus mendatang, dan akan masuk ke store serta online Colette dua pekan setelahnya dengan item pilihan dari koleksi H&M Studio AW17.

"Kami akan meluncurkan koleksi kapsul H&M pada 21 Agustus," ungkap Andelman. "Tentu saja tak ada perubahan dengan proyek Le Relais bersama Les Vacanes de Lucien, Sacai, Thom Browne, Chanel dan Saint Laurnet di lantai satu butik." 

Andelman mengatakan situs online, Colette.fr juga akan tutup, dan ia fokus pada 'hal baru'. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER