Palembang, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menebar semangat Indonesia Incorporated. Hal itu dibuktikan dengan digelarnya pelatihan dasar SDM Kepariwisataan untuk para karyawan PT Angkasa Pura II Palembang dan beberapa Frontliner di Fave Hotel Palembang.
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kemenpar Ahman Sya mengatakan, program ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata Indonesia agar terus digenjot untuk kemajuan pariwisata dan percepatan segala bidang.
Pelatihan yang diadakan oleh Deputi Bidang Kelembagaan Kemenpar pada Kamis (13/7/2017) ini juga bertujuan mencetak tenaga profesional. Hal itu untuk menunjang pengembangan potensi pariwisata di daerah setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dalam dunia pariwisata tidak pernah lepas dari masalah ‘Melayani dan Dilayani’ contoh terkait mengenai petugas bandara dalam memberikan pelayanan di lingkungan bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Mereka harus ramah dan prima kepada wisatawan yang datang, ini bagian dari ujung tombak juga,” kata Ahman Sya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/7/2017).
Pria asal Ciamis ini menyebut, pelatihan kali ini diikuti oleh 200 orang peserta Frontliner dari Angkasa Pura II Palembang, hotel, restoran, dan destinasi wisata lainnya. Pekerjaan di bandara, lanjut Ahman, harus dilakukan dengan sempurna.
Hal itu untuk menghindari masalah yang dapat memberikan kesan yang tidak baik bagi pengguna jasa di bandara SMB II.
Bandara sendiri merupakan ujung tombak dan pintu masuk utama bagi pengembangan pariwisata di Sumatera Selatan. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sering menyebut bandara merupakan first impression bagi wisman, kesan pertama yang diperoleh ketika masuk ke Tanah Air, yakni melalui bandara.
“Soal melayani dan dilayani tersebut, jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan image yang kurang baik. Untuk memberikan pelayanan yang prima unsur 3S, senyum, sapa, dan salam dapat diimplementasikan sehingga mendapatkan kualitas pelayanan yang baik,” ujar Ahman Sya.
Tampak hadir dalam pelatihan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Ir. Sri Meliyana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga, Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan Joko Imam Santosa, dan GM Bandara SMB II Iskandar Hamid.
Ir. Sri Meliyana juga bertugas membuka pelatihan itu dan menyampaikan pentingnya Frontliner sebagai ujung tombak Pariwisata Nasional. Menurutnya, sebagai Frontliner diharapkan dapat menampilkan kesan pertama yang baik bagi wisatawan yang datang ke Sumatra Selatan.
“Pelayanan prima akan membangun sektor pariwisata sehingga tidak lepas dari peran serta industri jasa dan layanan. Operator bandara dan pemberi jasa pelayanan kepada penumpang,harus memberikan pelayanan terbaik. Yang paling mudah ialah dengan menebarkan senyuman kepada pengguna jasa bandara,” ucapnya.
Sementara Arief Yahya menyebut airport itu 75% gate bagi wisman ke Tanah Air. Kesan pertama tercipta dari pelayanan di bandara.
"Inilah mengapa airport itu harus menghitung sisi hospitality, sambutan yang hangat," kata Arief.
"Baik buruk wajah depan kita, ditentukan oleh petugas di bandara! Merekalah yang membuat kesan pertama itu bermakna," sambungnya.
Oleh karena itu, Pria asal Banyuwangi itu sangat perhatian dengan bandara-bandara tempat mendarat kali pertama wisman. Termasuk Angkasa Pura II yang mengoperasikan Bandara di Indonesia Barat, salah satunya Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
“Berbagai karakter wisatawan sering kita jumpai, hal itu wajar terjadi karena perbedaan latar belakang seperti pendidikan, budaya dan adat istiadat, lifestyle atau gaya hidup, tingkat ekonomi pendapatan serta status sosial wisatawan nusantara dan mancanegara yang beragam," ucapnya.