Jakarta, CNN Indonesia -- Pantai Ujung Pandaran telah lama menjadi objek wisata kebanggaan masyarakat Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Namun, jika tidak segera diselamatkan, pantai yang berjarak 85 kilometer dari Kota Ampit itu hanya akan tinggal kenangan.
Sejak beberapa tahun yang lalu, kuatnya gelombang Laut Jawa menggerus bibir pantai. Abrasi membuat jarak antar air dan daratan pun memendek, membuat takut pengunjung yang datang.
Akibatnya, tempat makan dan tempat penginapan yang berada disekitarnya pun sepi pemasukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya lihat kerusakannya semakin parah. Beberapa fasilitas wisata yang sempat dibangun, seperti gazebo, telah habis dihantam gelombang,” kata salah satu pengunjung, Alfisyahrie, seperti yang dilansir dari Antara pada Senin (17/7).
[Gambas:Instagram] Selain fasilitas wisata, masyarakat setempat juga khawatir kalau abrasi akan menggerus jalanan dan pemukiman.
[Gambas:Instagram]Berdasarkan data pemerintah setempat, selama lima tahun terakhir sudah ada 30 rumah yang terpaksa dirobohkan karena pondasinya tergerus abrasi.
Pemilik rumah direlokasi di kawasan yang aman dari ancaman abrasi.
“Libur Lebaran tahun ini Pantai Ujung Pandaran sepi pengunjung. Hingga saat ini, abrasi telah menggerus bibir pantai sepanjang 15 meter,” ujar Kepala Desa Ujung Pandaran, Muslih.
Salah satu usaha dari pemerintah pusat untuk mengatasi abrasi pantai ialah dengan Program Sabuk Pantai, berupa pemasangan kantong serat kain berbentuk pipa yang diisi pasir berdiameter satu meter.
Sebelumnya, pemerintah pusat telah melakukan survei dan berencana untuk memasang Sabuk Pantai sepanjang 2.500 meter.
Pemasangan Sabuk Pantai rencananya akan dilakukan pada September hingga November 2017.
(ard)