Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan obat terlarang dianggap bisa membantu membuat tubuh penggunanya jadi kurus. Dengan kata lain, ada beberapa jenis obat yang diklaim bisa menjadi obat diet.
Salah satu obat terlarang yang digunakan untuk menurunkan berat badan adalah ekstasi atau
methylenedioxymethamphetamine (MDMA).
Sejarah kelahiran ekstasi di pasaran dimulai tahun 1912. Obat ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jerman. Sejak awal kelahirannya, obat ini memang ditujukan sebagai obat penekan nafsu makan atau untuk penurun berat badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan inilah yang akhirnya membuat ekstasi akhirnya punya pangsa pasar besar. Ekstasi pun masuk ke dalam berbagai jenis pesta di tahun 1980, dan di tahun 1990, ekstasi mulai merambah masuk ke berbagai klub.
Ekstasi sendiri merupakan stimulan kuat yang mirip dengan fungsi amfetamin dalam tubuh. Dalam tubuh, amfetamin mengganggu kerja tiga neurotransmitter utama yaitu dopamin, serotonin, dan
norepinefrin.
Ekstasi yang masuk ke dalam aliran darah akan mempertegas kehadiran neurotransmitter dalam otak. Akibatnya, metabolisme dan euforia akan meningkat. Selain itu, enegeri dan denyut jantung juga meningkat.
Metabolisme yang tinggi akan meningkatkan pembakaran kalori dalam tubuh dan menyebabkan penurunan berat badan.
Mengutip
Livestrong, ekstasi juga berefek pada level serotonin. Hal ini akan menyebabkan nafsu makan jadi menurun. Serotonin memainkan peran penting saat merasa lapar atau kenyang.
Ekstasi akan memengaruhi serotonin aktif dalam tubuh. Ekstasi akan 'menipu' tubuh untuk merasakan kenyang dan tak lapar.
Hanya saja, bukan tanpa alasan obat ini dianggap sebagai obat-obatan berbahaya. Obat ini memiliki efek samping yang berbahaya untuk tubuh.
Terciptanya euforia dan perasaan senang lain yang menimbulkan kecanduan, peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, keringat tak berkesudahan, sampai menggertakan gigi yang tak terkontrol. Selain itu, nausea atau perasaan tak nyaman di perut, sampai kematian jadi bahaya yang dihadapi pecandu ekstasi.
Ketika dikombinasikan dengan tarian dan udara yang panas dalam klub malam, ekstasi bisa menyebabkan dehidrasi dan hipertermia yang memicu kegagalan organ dan kematian.
Selain ekstasi, kokain juga diklaim bisa membuat penggunanya kurus. Kemampuan kokain untuk menurunkan berat badan ini diteliti oleh empat ahli saraf dari University o Cambridge di Inggris dan diterbitkan dalam jurnal Appetite.
Mengutip
Pop Science, kokain dianggap bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk menyimpan lemak, sekalipun mereka mengonsumsi banyak kalori. Namun, seperti ekstasi, konsumsi kokain juga bisa menyebabkan kecanduan dan bahaya lain seperti kematian.
(chs)