Batam, CNN Indonesia --
Bandara Internasional Hang Nadim akan segera dikembangkan fasilitasnya. Hal itu dilakukan karena banyaknya wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Batam, Kepulauan Riau.
Hebatnya, sudah ada 11 investor yang menyatakan bersedia ambil bagian tender untuk mengelola dan mengembangkan bandara terbesar di Batam itu. Rencananya, pelelangan akan dilakukan di akhir 2017 ini.
“Kesebelas investor tersebut antara lain Incheon dari Korea Selatan, GMR Group dari India, GVK Mumbai dari India, Mitsui dari Jepang, Vinci dari Prancis, Angkasa Pura II dari Indonesia, Regnum Resource dari Singapura, Zurich Airport dari Swiss, dan Munich Airport dari Jerman. Dua lagi perusahaan konsorsium asal China dan satu dari grup perusahaan lokal Indonesia,” ujar Pelaksana Harian Direktur Hang Nadim Dendi Gustinandar dalam keterangan tertulis, Jumat (21/7/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dendi menjelaskan, sebagian besar dari investor-investor itu merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan. Namun ada juga yang bergerak di bidang manufaktur seperti Matsui atau GVK yang bergerak di bidang komunikasi.
"Kesebelas investor ini telah mendapatkan penjelasan langsung dari BP Batam mengenai keuntungan yang diperoleh ketika mengembangkan Bandar Udara Hang Nadim Batam. Status tanah seluas 1.762 hektare jelas. Kami sudah mempersiapkannya agar bisa dikembangkan sesuai keinginan BP Batam,” sambung Dendi.
Dendi melanjutkan, untuk investor yang telah mengembangkan ekspansinya di Batam saat ini yaitu Garuda Maintenance Facility (GMF). GMF sudah menyetujui untuk menggunakan lahan seluas 23 hektare di samping lahan milik Lion Air seluas 29 hektare.
“Dengan demikian maka Hang Nadim akan menjadi klaster industri. Saat ini GMF tengah mempersiapkan tim pengukur yang akan datang ke Batam untuk melakukan tugasnya,” ujar Dendi.
Dendi menambahkan, angka penumpang yang melalui Hang Nadim sudah mencapai lebih dari 6 juta setahun. “Tumbuh 10 persen tiap tahunnya. Dengan data tersebut perlu ditingkatkan kapasitas bandara untuk menampung jumlah wisatawan yang datang ke Batam," ujar Dendi.
Menteri Pariwisata (Menapar) Arief Yahya pun menyambut baik perkembangan dan perluasan Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Mantan Dirut PT Telkom itu menuturkan, sekitar 75 persen kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya
seats pesawat yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target 2017 hingga 2019 mendatang.
"Kini kapasitas
seats hanya tersedia sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan Indonesia dan asing, yakni hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 masih membutuhkan tambahan 4 juta
seat," ujar Arief.
Demi mencapai target pariwisata 2018 yakni 18 juta wisman, membutuhkan tambahan 3,5 juta
seat atau menjadi 7,5 juta
seat. Sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan 3 juta
seat atau totalnya menjadi 10,5 juta
seat.
"Dalam memenuhi kebutuhan
seats, kita lakukan peningkatan kapasitas
airport dengan strategi tanpa pembangunan fisik bandara, pengembangan bandara secara terbatas, dan pembangunan bandara baru," kata Arief.