Menpar Resmikan Badan Otorita Pariwisata Borobudur

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 20 Jul 2017 14:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur.
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur. Pembentukan BOP ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017.

"Sudah sejak 3 bulan lalu, Perpres ini sudah ditekan Pak Presiden Jokowi. Saya percaya dengan Pak Arief Menpar, BOB ini akan segera running," ujar Luhut di acara peresmian BOP Borobudur di Gedung Trimurti, Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (19/7/2017).

Arief mengatakan, BOP ini akan menjadikan destinasi Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan. Selain itu mampu menarik 2 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas," jelasnya.

Arief menambahkan, tugas dari BOP Borobudur meliputi koordinasi dan sinkronisasi. Selain itu juga memfasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di kawasan Pariwisata Borobudur.

"Critical success factor-nya ada diakses dan itu sudah ada jawabannya. Bandara New Jogjakarta International Airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar," paparnya.

Ia menjelaskan 75 persen wisman masuk ke Indonesia melalui udara. Lalu 24 persen melalui penyeberangan, yang terbesar ada di Kepulauan Riau (Kepri) ke Singapura.

"Jadi kalau minus Kepri, maka hampir 100 persen wisman masuk melalui udara karena itu airport menjadi critical success," tambahnya.

Penetapan tim pansel, asesor, dan persiapan administrasi akan dilakukan pada 1-4 Agustus mendatang. Sementara Direktur Utama harus sudah ada pada (31/8/2017).

"Nanti akan ada 10 calon direktur utama yang diusulkan dan akan dilakukan seleksi untuk menjadi tiga orang. Dari tiga orang ini nanti salah satunya akan menjadi direktur utama Badan Otorita Borobudur," katanya.

Ia juga mengingatkan, kelemahan pengelolaan Borobudur selama ini yakni single destination dan multimanagement. Ada zona 1 yang dikelola Kemendikbud, zona 2 dikelola BUMN, zona 3 oleh pemda dengan ribuan pedagang, dan zona 4 oleh Kemenpar.

Perlu diketahui, BOP hadir dengan kawasan otoritatif dan kawasan koordinatif. Badan otorita inilah yang akan mengintegrasikan semua kekuatan atraksi Joglosemar dan tidak akan menyentuh zona 1-2-3. Keempat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Borobudur, Dieng, Karimunjawa dan Sangiran akan disentuh dalam single destination.

"Kita benchmark saja, Angkor Wat Kamboja itu candinya lebih kecil dan lebih muda sebagai heritage, tapi menghasilkan 2,5 juta wisman setahun. Borobudur yang menjadi mahakarya budaya dan jauh lebih kuat, hanya 275 ribu wisman setahun. Penang yang punya Georgetown juga sudah 720 ribu wisman. Maka kita harus menjadi single management," tukasnya.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin menegaskan, setelah peresmian BOP masih ada proses administrasi pemilihan Kepala BOP.

“Peraturan Presiden tersebut mengamanahkan pembentukan BOP Borobudur paling lambat tiga bulan setelah Perpres disahkan. Saat ini panselnya masih diproses Kementerian Pariwisata,” ujarnya.

BOP akan mengelola kawasan pariwisata di tiga destinasi pariwisata nasional meliputi Solo-Sangiran dan sekitarnya, Semarang-Karimun Jawa dan sekitarnya, serta Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya.

Setelah peresmian BOP Borobudur, pemerintah menargetkan potensi-potensi pariwisata dalam pengelolaan BOP agar dapat dimaksimalkan sekaligus dijaga supaya tetap lestari.

"Tugas BOP salah satunya mengkoordinasikan pengelolaan pariwisata dengan lembaga-lembaga pengelola yang sudah ada sebelumnya dan pelibatan masyarakat," tambahnya.

Pemerintah mengklaim pengelolaan dalam satu manajemen atau One Destination One Management melalui badan otorita khusus tiap destinasi dapat meminimalkan potensi konflik.

“One Destination One Management berfungsi meminimalkan potensi konflik agar penataan pariwisata dapat berkelanjutan, memberi manfaat bagi penduduk sekitar, sekaligus menjaga kelestariannya,” paparnya.

Borobudur menjadi satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang dikembangkan hingga 2019. Destinasi pariwisata lainnya yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Morotai di Maluku Utara, Tanjung Lesung di Banten, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Kawasan Bromo Tengger di Jawa Timur.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER