Penyerangan Jepang ke Pearl Harbor jadi alasan AS ikut terjun dalam Perang Dunia II di kawasan Pasifik. AS lantas membalas serangan Pearl Harbor dengan bom atom yang meratakan Kota Nagasaki dan Hiroshima pada 1945.
Alur sejarah yang bermula dari Honolulu itu berdampak besar pada nasib bangsa Indonesia di era perjuangan kemerdekaan.
Mengetahui negaranya terdesak dan tak bisa berkutik, Kaisar Hirohito pada 15 Agustus 1945 mengumumkan kepada rakyatnya bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu. Pidato yang disiarkan lewat radio itu sampai ke telinga Soekarno dan Mohammad Hatta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua hari berselang, Soekarno-Hatta bergegas memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selebihnya adalah sejarah.
Menara pantau di landasan udara Pearl Harbor, Oahu, Hawaii. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Aloha Hawaii! Usai Perang Dunia mereda, Hawaii menjelma jadi rujukan destinasi pelesiran para pesohor. Presiden AS hingga Elvis Presley pernah membanggakan liburannya di kepulauan tengah samudera itu.
AS berhasil merawat Hawaii sebagai primadona pariwisata dan mengembalikan hakikat makna 'tanah pujaan' --secara komersial.
Sejak diproyeksikan jadi ladang pariwisata, Hawaii dikonstruksi identik dengan gambaran tarian eksotis para penari hula berbikini tempurung --yang meliuk-liukkan pinggulnya di bawah nyiur kelapa, diiringi deburan ombak dan berpadu instrumen musik ukulele dengan variasi sayatan melodi lap
steel guitar di beberapa partitur.
Melalui pencitraan semacam itu, Hawaii menjelma jadi negeri kepulauan yang mampu melenakan pengunjung dengan suguhan keindahan panorama alam dan budaya yang melatarinya.
Aloha!
Pemandu mengajak wisatawan menari Hula di Polynesian Cultural Center, Oahu, Hawaii. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Potensi Hawaii sebagai surga wisata itu sudah diramal dengan kehadiran resor penginapan Moana di kawasan pantai Waikiki pada 1901 --belakangan berganti nama menjadi Moana Surfrider.
Seiring waktu, pebisnis jasa wisata turut melirik ladang usaha abadi itu dan penginapan pun menjamur di kawasan tersebut.
Kawasan pantai Waikiki sejak itu menjadi ikon pusat wisata paling ramai di Honolulu --kota paling banyak memberi kontribusi pemasukan sektor pariwisata di Hawaii.
Royal Hawaiian Hotel di kawasan Waikiki, Honolulu, Hawaii. Hotel ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang berdiri sejak 1927. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Lebih dari satu abad berlalu, sektor pariwisata Hawaii berhasil mencatat rekor terbaiknya. Kunjungan pendatang yang berlibur ke Hawaii sepanjang 2016 tercatat mencapai 8,94 juta orang.
Para pelancong dari berbagai penjuru negeri pada tahun lalu terhitung menghabiskan uang di Hawaii hingga US$15,6 miliar, perputaran uang itu belum termasuk pemasukan pajak US$1,82 miliar.
Roda perekonomian di Hawaii berhasil didongkrak oleh sektor pariwisata. Pada 2015, pemerintah setempat mencatat sektor pariwisata mampu membuka sekitar 170 ribu pekerjaan.
Musisi lokal menyuguhkan lagu-lagu Hawaiian di kawasan Prince Waikiki, Honolulu, Hawaii. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Merawat budaya leluhurWarga Hawaii kebanyakan adalah pekerja di bidang seni, hiburan, agrikultur, serta para pekerja lapangan di beberapa lapak gurita bisnis korporasi AS.
Mereka sangat diandalkan sebagai representasi orisinalitas kultural di kepulauan tropis tersebut. Tak heran wisatawan sering menjumpai mereka berprofesi sebagai musisi, penari, aktor teatrikal dan/atau pemandu wisata.
Kebudayaan leluhur, yang menjadi modal utama eksotisme Hawaii, hingga kini terus dirawat dan menjadi komoditas suguhan edukasi berbasis hiburan bagi para wisatawan.
Warga Hawaii menyuguhkan makanan khas Hawaiian dengan bahan dasar talas rebus di Polynesian Cultural Center, Oahu, Hawaii. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Di Polynesian Cultural Center, misalnya, warga Hawaii berusaha menegaskan kembali bangsa Polinesia sebagai identitas leluhur mereka. 'Kembali ke asal' adalah semboyan yang mereka pegang.
Pusat kebudayaan sealuas 17 hektare itu menghadirkan replika pedesaan bangsa Polinesia seperti Hawaii, Samoa, Fiji, Tahiti, Aotearoa, dan Tonga.
Di kompleks itu, warga Hawaii bersama 'keluarga leluhurnya' berkumpul menyambut wisatawan dengan segudang atraksi. Mereka tak hanya memperlihatkan adat dan kebudayaan rumpun Polinesia, tetapi juga memperkenalkan suasana keakraban sesama insan.
Warga Hawaii tak cuma menyambut terbuka dengan kehangatan
aloha (halo), tetapi juga senantiasa meninggalkan kesan kekeluargaan ketika mengakhiri perjumpaan dengan kata
mahalo (terima kasih).
(ard)