Mataram, CNN Indonesia --
Maskapai penerbangan asal Korea Selatan (Korsel), Korean Air, resmi terbang dari Bandara Incheon, Seoul menuju Lombok. Korean Air dengan nomor penerbangan KE9629 mengangkut 194 penumpang dan mendarat di Lombok Internasional Airport, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang mendengar kabar itu pun langsung semringah. Sebab, Korean Air memutuskan untuk mendarat di Lombok setelah Arief Yahya melakukan pertemuan dengan Chairman Korean Air pada Mei silam.
Alasan utamanya, ada peluang sangat besar di Lombok. Peluang itu tidak kalah dengan rute yang sudah diterbangkan Korea Air di Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesona wisata Lombok tak pernah berhenti berdetak. Namanya kian nge-
hits di telinga
traveler dunia lantaran kesuksesannya menyambar dua gelar juara dunia di World Halal Tourism Award (WHTA) 2015 dan tiga gelar juara dunia WHTA 2016, itu menjadi salah satu alasan Korean Air terbang ke Lombok," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/7/2017).
Arief menyebut bahwa NTB sangat diuntungkan karena Lombok tergolong destinasi baru dalam peta pariwisata Indonesia. Lombok memang sudah terkenal, tetapi pintu masuknya masih berasal dari Bali. Namun kini ada peluang karena ada
direct flight ke Lombok.
"Wisman yang tercatat di pintu imigrasi Lombok akan semakin besar," kata Arief.
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) di NTB terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2013, jumlahnya mencapai 2,49 juta wisnus.
Lalu pada 2014, jumlah wisnus ke NTB meningkat menjadi 2,51 juta wisnus. Selanjutnya pada 2015 kembali meningkat menjadi 3,01 juta orang.
Arief memang serius mendatangkan wisatawan asal Korsel. Berdasarkan data Kemenpar, jumlah wiswan Korsel pada 2015 mencapai 338.671 orang. Tahun 2016, naik 18 persen menjadi 400 ribu wisman.
Tahun ini, Kemenpar pun menargetkan kunjungan wisman Korsel sebesar 514 ribu. Oleh karena itu, promosi perlu dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Seirama dengan Arief, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana mengatakan, embrio penerbangan Korean Air saat ini tak lepas dari kunjungan Arief ke Korsel pada Mei 2016. Saat itu beberapa
airlines yang ditemui, antara lain Korean Air, Jin Air, dan Busan Air.
"Ada dua yang tertarik penerbangan ke Lombok yaitu Korea Air dan Jin. Tapi diputuskan Korean Air yang terbang, selain bertujuan mendongkrak tingkat wisatawan, penerbangan langsung juga akan mempermudah iklim investasi yang masuk dari Korea ke NTB," ujar Pitana.
Pitana menjelaskan, kedatangan Korean Air di Lombok secara perdana pada Sabtu (29/7/2017) membuka peluang besar. Maskapai asal Korea Selatan tersebut, melakukan penerbangan secara reguler dari Korea ke Lombok.
Tidak lagi
carter flight seperti saat ini. Hal ini dikarenakan wisatawan Korea sudah penuh di Bali dan mereka cenderung mencari tempat lain dan terdekat itu ada di Lombok.
"Dari 194 penumpang tadi, semua senyum dan senang tidak sangka ada sambutan yang luar biasa," katanya. Korean Air hadir menunjukkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan jajarannya berkomitmen membangun pariwisata di daerah tersebut," ujar Pitana.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu. Menambahkan, Animo masyarakat Korea dalam enam bulan terakhir ke Lombok sangat tinggi. Melihat kesuksesan ini, Kemenpar kembali mengundang maskapai-maskapai, terutama dari Asia Pasifik untuk terbang ke Lombok langsung karena fasilitas, objek wisata dan
stakeholder harus kompak.
"Jadi Juli, Agustus, Oktober akan dilihat dari
charter flight-nya, mereka akan evaluasi kalau bagus reguler dan tahun ini akan diputuskan," katanya.
Berdasarkan data yang ada, sampai saat ini tamu Korea ke Indonesia mencapai 350 ribu orang dan ditargetkan sampai akhir 2017 sebanyak 550 ribu orang.
"Terbanyak wisatawan Korea ini ke Bali, baru sisanya ke Jakarta, Kepulauan Riau, dan Lombok," tandasnya.