Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Lara Djonggrang mengingatkan legenda populer Indonesia, Candi Prambanan. Namun, kini Lara Djonggrang 'berubah' menjadi sebuah restoran di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
Ditilik dari namanya, yang terbayang adalah sebuah berbagai kuliner Jawa dengan bangunan ala Jawa yang kental. Semua imajinasi tersebut berubah saat memasuki restoran. Harum aroma terapi bunga melati langsung menyergap indera penciuman.
Sementara, mata dihadapkan pada detail interior bernapaskan budaya China. Koordinator event Lara Djonggrang, Adinda Widyanti menemani 'jelajah rasa' saya kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama restorannya memang Lara Djonggrang, tapi kami menyediakan masakan dari seluruh Indonesia," katanya.
Widya menyebut restoran ini berkonsep ala Kerajaan Majapahit. Ini tergambar dari peralatan makan ala jaman kerjaan, sendok dan garpu berukuran besar, piring dari keramik serta wadah sajian berupa mangkuk dan piring dari gerabah berukuran besar.
Namun salah satu ruangan yang cukup menarik perhatian saya adalah Sukarno Room. Seperti namanya, ruangan ini didedikasikan untuk presiden RI pertama itu. Di dalamnya terdapat foto-foto serta gantungan jas asli miliknya. Widya berkata, putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri memberikan meja besar yang kini jadi meja jamuan di ruangan tersebut.
 Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari Sukarno Room |
Segelas minuman segar akan meredakan haus di siang hari. Es Teh Raja Gula yang jadi andalan restoran menjadi pilihan saya kala itu. Berbeda dengan sajian es teh lainnya, es teh raja gula disajikan dengan potongan tebu asli.
Minum lalu mengunyah tebu nan manis. Begitu mengasyikkan dan mengingatkan kita pada masa kecil.
Makan apa yang asli Indonesia? Mungkin semangkuk sayur genjer masak kacang hitam punya nilai yang lekat dengan Indonesia.
Sayur ini dimasak dengan tambahan kuah santan gurih dengan daun genjer yang segar. Tak lupa butiran kacang hitam semakin menambah kenikmatan rasanya.
Belum selesai dengan sayur genjer kacang hitam, sepiring Nasi Jamblang khas Cirebon tersaji ramai dengan kerupuk kulit kerbau, paru goreng, tahu goreng, sate telur muda, cumi tinta hitam, potongan daging sapi dan pepes ikan.
Ramainya sajian mampu meramaikan lidah dengan rasanya yang beragam. Jangan tertipu oleh merahnya sate telur muda, karena rasanya tak begitu pedas. Ini juga bentuk penyesuaian dengan lidah pelanggan yang sebagian besar adalah para bule.
 Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari Sayur genjer kacang hitam Lara Djonggrang |
Tak perlu buru-buru beranjak, karena masih ada Sate Lidah Sapi Padang. Tersaji lengkap dengan tungku bakaran kecil, sate dinikmati dengan beberapa potong lontong.
Gurih dan potongan lidah sapi yang empuk mampu membuat tiap kunyahan terasa nikmat. Semua terasa sempurna ketika alunan musik Jawa ini berpadu dengan suara percik air dan pemandangan pepohonan serta tanaman hias. Hal ini tak akan Anda dapat di dalam ruangan. Namun jika memang ingin makan beramai-ramai, ruangan memang lebih direkomendasikan.
Bagaimana dengan harga untuk hidangan dan suasana nikmat ini?
Lara Jonggrang mematok harga mulai dari Rp58ribu hingga Rp408ribu. Menu fantastis di sini adalah Pasar Sate, sebuah hidangan sembilan sate dari tujuh daerah yakni Sate Daging Manis, Sate Lidah Sapi Padang, Sate Kambing Kapuran Camaram, Sate Udang Sereh Lasem, Sate Cumi Bakar Manado, Sate Ayam Batang Tebu, Sate Lilit Ikan Gianyar, Sate Ayam Warok Ponorogo dan Sate Tempe.
(chs)