Jakarta, CNN Indonesia -- Dari penampakan luarnya yang seperti gudang, tak seorangpun mengira kalau di dalamnya terdapat ruangan mewah dan nyaman. Warung by William Café Arthistic memang tidak terlihat sebagai restoran mewah seperti kebanyakan.
Namun, jangan takut salah untuk memilih tempat. Ketika masuk ke dalam ruangannya, justru tempat ini menyediakan wadah yang nyaman untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dekat. Ruangan yang diberikan oleh tempat yang diinisiasi pakar kuliner William Wongso tersebut memang tidak memiliki ruangan yang cukup besar.
Dalam ruangan tersebut, pengunjung dapat melihat koleksi pribadi milik William Wongso serta membaca buku soal makanan yang dijejerkan di setiap rak yang tersedia. Kursi-kursi yang terbuat dari kayu pun tidak akan membuat pegal karena terdapat bantal sebagai alasnya. Lampu-lampu yang bersinar redup pun memberikan kesan yang nyaman untuk lebih intens dengan keluarga atau kerabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, warung yang telah berdiri sejak tahun 1998 itu bernama William by Café Arthistic dengan konsep fine dining dan hanya buka berdasarkan pesanan. Namun, pada Maret 2017 lalu pihak William pun mengubah konsep tersebut menjadi warung yang beroperasi setiap Selasa hingga Jumat dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Pemilik restoran, Tia Wongso mengatakan, perubahan konsep tersebut karena ingin memberikan makna yang berbeda soal kafe mereka dari konsep awal. Dia juga ingin menyajikan makanan yang sehari-hari dinikmati oleh masyarakat Jakarta.
“Seiring berjalannya waktu yang orang tahu tempat ini mahal dan dari situ saya mau memanfaatkan tempat ini karena sayang kalau tidak dimanfaatkan. Saya memutuskan buka Warung yang makanannya homey (rumahan) dan lebih ke hidangan sehari-hari,” ujarnya.
 Nasi padang dan mi item godog Jawa. (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Penyajian makanan sehari-hari itu pun ditampilkan dalam sajian nasi rendang, nasi rendang bebek, nasi jengkol merah hingga mi item godog Jawa. Hingga saat ini, Tia mengatakan, menu makanan Indonesia yang disajikan masih terbilang sedikit. Karena pernah ada sebuah acara yang mengangkat kopi solok dari Padang, makanan mereka pun masih di sekitar makanan Padang.
Mungkin sedikit aneh ketika mendengar satu restoran menengah ke atas menyajikan makanan seperti rendang dan jengkol. Tia mengatakan, pemesanan rendang dan jengkol cukup banyak di warungnya itu.
“Sebenarnya jengkol itu banyak yang suka karena memang enak, dan kalau saya lebih suka jengkol dibuat pedas dengan sambal daripada disemur,” ucapnya.
Untuk rendang sendiri, Tia mengatakan, kekhasan dari rendang tersebut karena menggunakan bumbu rendang buatan William. Rendang bebek merupakan salah satu yang banyak dipesan. Selain rasanya yang nikmat, daging bebek pun disajikan dengan cara disuwir sehingga tidak terdapat tulang dan mudah untuk menikmatinya.
Selain itu, terdapat menu Mi Item godog Jawa. Jika biasanya mi godog disajikan dengan mi kuning tidak demikian dengan rumah makan tersebut. Salah satu yang khas adalah mi item yang dibuat dengan mencampurkan tinta cumi dan daging cumi dalam mi nya.
“Mi item ini kan memang buatan sendiri dari Pak William. Rasa mi item ini memang mengandung daging cumi karena dicampur dalam pembuatan mi nya,” tuturnya.
Mi Item Godog Jawa layaknya mi tek-tek jika di Jawa Barat. Kuahnya yang kental begitu segar ketika dicicipi. Mi item pun terasa lembut saat dikunyah dalam mulut. Mi tersebut disajikan lengkap dengan telur orak-arik, kol, caesim dan daun bawang.
 Mi item. (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Tia menilai, makanan Indonesia tidak melulu harus bersifat tradisional. Menurut dia, mengikuti perkembangan zaman untuk dipadukan dengan makanan Indonesia tanpa harus mengubah rasa yang identik dengan makanan tersebut.
Salah satunya adalah campuran untuk tumpeng yang dapat dipadukan dengan rendang daging atau steak dengan bumbu rendang. Hal itu juga dapat dilakukan pada mi item. Tia mengatakan, mi item tidak hanya dapat dijadikan sebagai mi layaknya mi ayam tetapi dapat dibuat seperti spaghetti atau fetuccini.
“Mi item juga dapat dipadukan dengan krim atau dibuat dengan oglio olio, jadi tidak hanya sekedar mi biasa,” ucapnya.
(rah)