Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat koordinasi ke-II Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB) digelar di Kantor Kemenko Maritim, Senin (22/8/2017). Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan penting bagi kelangsungan pengembangan Borobudur yang merupakan salah satu destinasi prioritas pariwisata.
Dalam rapat yang dipimpin Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro serta Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur.
"Pak Menpar, sampai di kantor langsung saya tanda tangan Surat Persetujuan tentang Pembentukan Struktur Organisasi Tata Kelola Badan Otorita Borobudur yang akan dipimpin oleh Direktur Utama," ujar Asman Abnur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rakor yang diawali dengan paparan Menpar Arief Yahya tersebut, semua peserta rakor sepakat dan sejalan dengan konsep besar Menpar untuk Borobudur.
"Bappenas siap mendukung dan secara khusus untuk Toba, Mandalika, dan Borobudur sudah dilakukan
mapping untuk 2018 dan siap harmonisasi anggaran di Bappenas," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Namun dia menitikberatkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Honorarium terkait Badan Layanan Umum (BLU) yang prosesnya melalui KemenPan dan KemenKeu.
Dia mengusulkan cukup satu Perpres Honorarium BLU Kepariwisataan sehingga tidak perlu banyak Perpres. Tinggal merevisi Toba sehingga menjadi generik.
"Bappenas mendorong KemenPan dan KemenKeu agar bentuk Perpres dapat diusulkan lebih generik, agar BLU misalnya pariwisata tidak lama untuk memperoleh PerPres Honorarium," ujar Bambang.
Untuk itu Bambang mengapresiasi Menpar yang mampu menginisiasi dana untuk menanggulangi honorarium Badan Pelaksana Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT) hingga saat ini.
Sementara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyatakan tidak ada kendala dan sudah memberi persetujuannya.
Bahkan Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan dalam pernyataanya menyambut baik paparan ringkas Arief. Luhut menilai Arief sangat menguasai zona 'Single Management, Single Destination' Borobudur.
"Dan akan merangkumnya dalam Visioning Masterplan Borobudur," ujar Luhut.
Di lain pihak, Menko Maritim juga mengapresiasi langkah-langkah Kementerian Pariwisata dan telah menunjukkan arah sebagai penyumbang devisa Indonesia terbesar tahun 2019 nanti.
"Silakan Badan Otorita (Borobudur) mengembangkan sayapnya. Saya percaya dengan Pak Menpar Arief, BOB ini akan segera
running," ujar Luhut.
Arief mengaku bersyukur proses pembentukan struktur kepengurusan Badan Otoritas Pariwisata Borobudur berlangsung cepat.
Dia mengatakan BOP akan menjadikan Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan yang mampu menarik 2 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas," ujar Arief.
Arief menjelaskan tugas dari BOP Borobudur ini nantinya meliputi koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di kawasan pariwisata Borobudur.
"Critical success factor-nya ada di akses! Dan itu sudah ada jawabannya, Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar," jelas Arief.
Dia menjelaskan 75 persen wisman masuk ke Indonesia melalui udara. Kemudian 24 persen melalui penyeberangan dan itu terbesar di Kepri ke Singapura.
"Jadi kalau minus Kepri, maka hampir 100 persen wisman masuk melalui udara, karena itu
airport menjadi
critical success," ungkap Arief.
Menpar Arief mengingatkan bahwa kelemahan pengelolaan Borobudur selama ini adalah
single destination, multimanagement.
Ada zona 1 yang dikelola Kebudayaan (Kemendikbud), zona 2 dikelola BUMN, zona 3 Pemda dengan ribuan pedagang, dan zona 4 Kemenpar.
BOB hadir dengan kawasan otoritatif dan kawasan koordinatif. Badan otorita inilah yang akan mengintegrasikan semua kekuatan atraksi Joglosemar yang tidak akan menyentuh zona 1-2-3.
Sementara empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Borobudur, Dieng, Karimunjawa dan Sangiran akan disentuh dalam single destination.
"Kita
benchmark saja, Angkorwat Kamboja itu candinya lebih kecil, lebih muda, sebagai heritage, tapi menghasilkan 2,5 juta wisman setahun. Borobudur yang menjadi mahakarya budaya dan jauh lebih kuat, hanya 275 ribu wisman setahun? Penang yang punya Georgetown juga sudah 720 ribu wisman! Maka kita harus menjadi
single management," ungkap Arief.
BOB akan mengelola kawasan pariwisata di tiga destinasi pariwisata nasional meliputi Solo-Sangiran dan sekitarnya, Semarang-Karimun Jawa dan sekitarnya, serta Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya.
Borobudur menjadi satu dari 10 destinasi pariwisata yang jadi prioritas dikembangkan hingga 2019. Destinasi pariwisata lainnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Morotai di Maluku Utara, Tanjung Lesung di Banten, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan Kawasan Bromo Tengger di Jawa Timur.