Strategi Kemenpar Genjot Wisatawan India

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2017 18:12 WIB
Jumlah kunjungan wisatawan asal India tercatat paling tinggi pertumbuhannya di tahun ini.
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah kunjungan wisatawan asal India tercatat paling tinggi pertumbuhannya di tahun ini. Pada semester I 2017, jumlahnya meningkat 22,42 persen dibanding tahun lalu.

Ternyata ada alasan yang membuat wisatawan ‘Bollywood’ itu tertarik berkunjung ke Indonesia. Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu mengatakan wisatawan asal India masih menyasar Pulau Dewata, Bali sebagai tujuan berliburnya.

Berdasarkan BPS Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisatawan India tercatat mencapai 129.727 orang hingga Juni 2017. Jumlah itu naik 39,90 persen dibanding semester yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat 92.371 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini karena ada kesamaan mayoritas penganut agama Hindu sehingga menimbulkan kedekatan budaya yang kental antara masyarakat India dan Hindu di Bali. Dan ditunjang dengan adanya air connectivity dari Denpasar ke berbagai kota di India," ujar VJ dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/8/2017).

Wisatawan India yang berkunjung semakin banyak karena Garuda Indonesia sudah melayani penerbangan dari Denpasar-Mumbai. Kemudian Air Asia juga membuka penerbangan ke Mumbai dan Denpasar-Kolkata. Satu bulan berikutnya giliran Batik Air membuka rute Denpasar-Chennai.

"Ini berarti roadshow yang dijalani Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya hasilnya benar-benar luar biasa. Karena itu kami akan terus mendorong airlines, khususnya LCC untuk terbang ke beberapa kota besar India ke destinasi-destinasi yang sesuai dengan market profiling mereka," ujar VJ.

Tak sampai di situ, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berniat untuk kembali menggenjot kedatangan wisatawan India. Menurut VJ, Kemenpar akan menguatkan kedekatan budaya. Selama ini wisatawan India lebih mengenal Bali dan Kepri sebagai destinasi yang dituju. 

"Padahal kita punya Joglosemar (Yogyakarta-Solo-Semarang) yang juga kuat serta memiliki kesamaan budaya yang sama. Nantinya promosi akan diperkuat baik secara online maupun offline," kata dia.

Selain itu, pasar MICE juga akan ikut digenjot. Kebetulan, pasar MICE juga punya potensi sangat besar di India. Kemenpar akan menggandeng tour operator di 10 kota di India yang akan diberi pelatihan seputar cara menjual destinasi Indonesia. Pelatihan tersebut akan dilakukan berjenjang sehingga tour operator India benar-benar bisa menjual destinasi Indonesia. 

"Pasar MICE ini luar biasa di India. Selama ini saya akui belum tergarap baik, sementara Singapura menangkap peluang itu dengan baik sekali," kata VJ.

Selain itu, untuk memperlancar pasar MICE, pemerintah melalui Kemenpar juga akan memberi insentif. Dari penjajakan yang dilakukan akan didapat aspirasi dari whole seller di India yang menginginkan kemudahan-kemudahan dalam membawa wisatawan MICE, khususnya insentif.

"Misalnya fasilitasi antrean khusus di imigrasi, kemudian satu kali untuk lunch atau dinner, serta special gift seperti selendang atau udeng. Hal itu seperti bentuk penghormatan mereka diterima secara resmi," kata VJ.

VJ mengatakan nantinya promosi akan dikejar di 10 kota India. Kota itu meliputi Mumbai, Ahmedabad, Pune, Chandigarh, Konnagar, New Delhi, Kolkata, dan lainnya.

"Spending mereka rata-rata satu orang lebih dari USD 1.100. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, maka potensinya sangat besar. India merupakan pasar yang gemuk selain China," ujar VJ.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M) I Gde Pitana mengatakan, meningkatnya kunjungan wisatawan India juga tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan lainnya.

"Termasuk pemberlakuan bebas visa (free visa) dan penguatan konektifitas penerbangan yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia dari Mumbai ke beberapa kota besar di Indonesia," ujar Pitana.

Di lain sisi, Menpar ikut menegaskan berdasarkan data tahun 2015, outbound travellers India sejumlah 20.380.000 orang atau tumbuh 11,1% dibanding 2014. Dengan kedekatan budaya, akan ada potensi besar untuk menggaet pasar India.

"Ramayana dan Mahabharata yang sangat popular di Indonesia itu berasal dari India," ungkap Arief Yahya yang menilai industri pariwisata itu mirip dengan telecommunication dan transportation. Kuncinya ada di proximity, atau kedekatan.

Selain itu, india juga punya Mumbai yang notabene merupakan pusat bisnis India nomor dua terbesar setelah New Delhi. Sebanyak 45 persen dari jumlah outbound India berasal dari Mumbai.

"Ini semakin meyakinkan bahwa India, khususnya Mumbai merupakan pasar sangat potensial khususnya untuk memperkenalkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang ada di Indonesia," ucap Arief Yahya. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER