Wisman Jepang Turun, Kemenpar Boyong Jurnalis Fam Trip Bali

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2017 18:42 WIB
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengimplementasikan strategi Familiarization Trip.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengimplementasikan strategi Familiarization Trip atau bisa disebut dengan Fam Trip. Kali ini Kemenpar bersama Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Osaka menggelar Fam Trip untuk jurnalis dari Jepang ke Bali dan Labuan Bajo pada 21-25 Agustus 2017.

Jurnalis dari enam media ternama Jepang tersebut diajak mengeksplorasi keindahan alam dan kekayaan budaya di sana untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Jepang.

"Mereka akan merasakan dan melihat destinasi tersebut untuk mereka tulis dan beritakan di negaranya. Para jurnalis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan awareness dan timbulnya keinginan untuk berwisata,"ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana dalam rilisnya, Rabu (23/8/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pitana menjelaskan, Fam Trip kali ini  di-setting untuk pemberitaan perjalanan wisata Labuan Bajo yang menjadi salah satu destinasi prioritas pariwisata di Indonesia.

Labuan Bajo juga menjadi destinasi kelas dunia. Para artis dan tokoh dunia sudah pernah menyambangi pulau yang ada Komodo di dalamnya ini.

"Ketika mereka sudah merasakan, mereka bisa menceritakan dan menulis serta membuat tulisan feature dengan lebih gamblang dan tidak mengecewakan pembaca mereka. Mereka bisa menuliskan tentang Komodo hewan langka yang ada di Indonesia. Kita berani begitu, karena alam atau nature kita memang world class. Tidak perlu diragukan kalau atraksi alamnya," ujar Pitana.

Dalam kegiatan Fam Trip itu, seluruh peserta diajak ke berbagai tempat menarik. Di Bali, hari pertama peserta diajak makan malam ditemani sunset di pantai Jimbaran.

Di hari ke-2, mereka menjelajahi Nusa Penida melalui Sanur. Sorenya menikmati sunset di Angels Billabong dan Pasih Uug.

Di hari ke-3, peserta terbang dari Bali menuju Labuan Bajo. Sesampainya di Labuan Bajo para jurnalis asal Negeri Sakura itu akan menjajal keindahan Bukit Cinta.

Sore harinya, mereka menikmati sunset di salah satu restoran di Labuan Bajo yang terkenal dengan panorama sunset-nya.

Di hari ke-4 para peserta akan Live on Board (LOB) dari Labuan Bajo menuju pulau Padar, Pink Beach, Pulau Kanawa dan akan singgah di Pulau Komodo.

Para jurnalis akan juga dibawa melihat hewan langka endemik dari Indonesia itu. Selain ketempat wisata, selama di Bali dan Labuan Bajo, para jurnalis akan menikmati santapan kuliner khas Bali dan Labuan Bajo.

"Kami tidak disuguhkan makanan Jepang, agar para Jurnalis itu bisa merasakan cita rasa dan pedasnya sambal matah khas Bali,"kata Pitana yang juga asli Bali itu.

Jepang dipilih Kemenpar karena saat ini  wisatawan Jepang melorot berada di urutan ke lima, setelah sebelumnya berada di peringkat dua.

"Walaupun masyarakat Jepang ke Bali meningkat 2,41 persen menjadi sebanyak 112.065 orang selama semester I-2017. Dibanding semester yang sama tahun sebelumnya hanya 109.424 orang, karena negara lain meningkat lebih besar,maka ini akan terus kami genjot," jelas Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik , Vinsensius Jemadu.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai Fam Trip ini dapat menjadi momentum untuk membuktikan kepada para masyarakat Jepang  bahwa Bali yang menjadi Top Destination versi TripAdvisor dan Labuan Bajo yang memiliki destinasi wolrd class. 

Selain itu mrnjadi pembuktian bahwa kedua detinasi merupakan lokasi yang aman, nyaman, dan indahnya bukan main.

"Kita akan terus membangun industri pariwisata dan menjadikan negara-negara Asia, khususnya Jepang sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Indonesia dan melakukan berbagai upaya pembangunan industri pariwisata," tuturnya.

Selain itu, Arief juga mengkategorikan Fam Trip itu sebagai selling dalam framework BAS Branding, Advertising.

"Fam Trip mendatangkan endorser pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, media, itu penting untuk serangan udara, efektif mempengaruhi opini publik traveler. Karena itu, harus menggunakan media Jepang yang dibaca oleh masyarakat di sana," kata Arief
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER