Alternatif Pembungkus Daging Kurban Selain Plastik Hitam

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 01 Sep 2017 10:21 WIB
Plastik tak cuma berbahaya untuk lingkungan, tapi nyatanya kantong plastik hitam juga berbahaya jika dipakai untuk membungkus daging kurban.
Plastik tak cuma berbahaya untuk lingkungan, tapi nyatanya kantong plastik hitam juga berbahaya jika dipakai untuk membungkus daging kurban.(Thinkstock/Dmitriy Sechin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantong plastik hitam biasanya menjadi andalan panitia kurban untuk memberikan daging kurban pada mereka yang berhak. Hanya saja, belakangan ini banyak beredar kabar bahwa kantong plastik hitam bisa berbahaya untuk kesehatan.

Dokter gizi klinis Gaga Irawan Nugraha mengungkapkan bahwa kantong plastik hitam bukanlah alternatif tepat sebagai pembungkus makanan.

“Plastik terbuat dari minyak bumi. Plastik juga banyak macamnya, ada yang paralon, botol minum, dan kantong kresek. Kantong plastik hitam sendiri memiliki kualitas yang paling rendah,” ucap Gaga kepada CNNIndonesia.com, Kamis (31/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alih-alih memakai kantong plastik hitam, dia sendiri menyarankan untuk menggunakan kantong plastik bening sebagai ganti bungkus daging kurban.

“Kantong plastik bening dapat digunakan sebagai alternatif. Untuk lebih amannya bisa memakai kertas, tapi kertas mudah hancur.

"Lebih baik lagi jika menggunakan daun. Sayangnya untuk alternatif daun sulit ditemukan,” ujarnya.


Tak cuma punya punya kualitas paling rendah, Gaga juga mengatakan bahwa kantong plastik yang berbahaya memiliki bau menyengat serta zat kimia yang tidak tahan akan panas, lemak, dan minyak.

“Daging kurban mengandung lemak, sehingga membuat zat kimia dalam kantong plastik tersebut mudah larut dan menempel di daging,” ujarnya.

Yang lebih berbahaya, zat kimia tersebut sulit dinetralisir oleh tubuh.

“Semua bahan yang tidak terbuat dari alam dan bercampur dengan makanan yang berpotensi untuk dikonsumsi oleh tubuh bersifat karsinogenik, yaitu sebagai pemicu kanker," katanya.

"Ada plastik yang tidak dirancang untuk makanan karena memiliki kandungan minyak bumi dan merkuri, di mana zat tersebut akan menempel di makanan. Hal itulah yang bersifat karsinogenik,” jelasnya.


Ia kembali menyarankan untuk segera mencuci daging yang telah terbungkus oleh kantong plastik untuk menghindari zat sintetik yang terdapat di dalamnya.

Hanya saja, soal pencucian daging, pendapat Gaga berbeda dengan koki atau pemilik rumah makan berbahan dasar kambing.

"Daging kambing tidak boleh dicuci agar tak bau prengus," kata koki eksekutif Hotel Dharmawangsa Felix Budisetiawan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/8).

"Sebenarnya, kalau cara masaknya benar, kuman dan bakteri dalam daging kambing akan mati dan aman dikonsumsi." (tab/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER