Puteri Diana dan Para Desainer di Balik Gaya Busananya

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 01 Sep 2017 05:00 WIB
Desainer yang pernah mendandani sang Princess of Wales ini adalah saksi transformasi Diana.
Foto: AFP PHOTO / PATRICK RIVIERE
Jakarta, CNN Indonesia --
Sudah 20 tahun berlalu semenjak kematiannya, tapi kenangan akan Puteri Diana tetap lekat di hati mereka yang pernah mengenal maupun bekerja dengannya. Desainer yang pernah mendandani sang Princess of Wales ini adalah saksi transformasi Diana.

Mulai dari seorang 'Shy Di' di awal kemunculannya sebagai menantu Ratu Elizabeth II, 'Dynasty Di' hingga seorang filantropis yang powerful, bebas dan fashionable. Diana begitu mencintai fesyen dan semua desainer yang turut berperan ketika ia tampil di muka umum tahu akan hal ini.

Stephen Jones dan tim, David Sasoon, Bruce Oldfiels serta Ronit Zilkha adalah sederetan nama desainer yang jadi tokoh di balik tampilan Diana. Setelah perceraiannya dengan Pangeran Charles, Diana seakan keluar dari kurungan. Bersama Jacques Azagury, Walker, Chanel dan Versace, ia akhirnya menemukan gayanya, minimalis tapi glamor. 
Mengutip dari Vogue, para desainer rupanya punya kenangan akan pertemuan mereka dengan Diana. Bahkan, mereka juga yang melindungi Diana dari para paparazi. Mereka ingin sang puteri punya waktu sejenak untuk menikmati dunia. 
 
Stephen Jones, Jasper Conran dan Arabell Pollen
Ketiga desainer ini merupakan kontingen desainer termuda yang dibawa Anna Harvey dari Vogue Inggris. Tugas mereka mendandani Diana dengan busana yang sesuai. Mereka seumuran dengan Diana, tapi karena posisi Diana sebagai istri pangeran, membuatnya harus berbusana layaknya ningrat pada umumnya. 
"Dia sangat mencintai dunia fesyen, dan dia menyukai orang-orang di dalamnya. Ini adalah jalan keluar untuknya," kenang desainer Stephen Jones dikutip dari Vogue (30/8).
Saat Diana berusia 20 tahun, ia bergabung dengan Jasper Conran dan Arabella Pollen untuk membuatkannya serial baret. Ia ingat, di bagian dalam baret tersebut terdapat bordir inisial nama Diana dan Pangeran Charles. 
"Dia di usia saat kami semua memasuki era New Romantics, berdandan ke Blitz Club di awal 1980-an. Diana tak pernah ke sana, tapi satu hal paling aneh, saya membuatkan baret yang sama persis dengan Steve Strange untuknya,"katanya seraya tertawa.
Pollen yang kini menjadi seorang novelis sukses ingat kebersamaannya dengan Diana. Ia yang menghabiskan masa kecil di Amerika sama sekali tak tahu soal kerajaan dan istana. 
Pollen merancang sebuah mantel coklat kotak-kotak dan dipadu dengan baret rancangan Jones. Busana ini dirasa lebih baik daripada busana 'emak-emak' dan gaun untuk dikenakan saat berjabat tangan dengan khalayak. 
"Dia seperti hilang. Tapi ia segera jadi berdaya berkat fesyen. Fesyen memberinya tempat dan senjata untuk menutupi kesedihannya," kata Pollen.
Jones ingat bahwa Diana tak mau dipanggil dengan embel-embel apapun selain Diana saja. Ia ingat betapa ia dan stafnya berusaha melindungi Daina dari incaran pers. Sementara stafnya membuat para awak media sibuk, Diana pun bisa meloloskan diri dari butiknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(eks/eks)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER