Jaring Lebih Banyak Wisman, Bali Gelar Kompetisi Piano

Odin H | CNN Indonesia
Jumat, 01 Sep 2017 17:13 WIB
Anda termasuk orang yang hobi berlibur ke Bali? Yuk kembali luangkan waktu untuk berlibur ke Bali.
Bali International Open Piano Competition (Foto: Kemenpar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anda termasuk orang yang hobi berlibur ke Bali? Yuk kembali luangkan waktu untuk berlibur ke Bali. Sekarang Bali punya magnet baru yang dinamakan Pesona Bali International Open Piano Competition II 2017.

“Kami pilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan karena Bali adalah destinasi terbaik dunia 2017 versi TripAdvisor. Sekaligus mempromosikan destinasi utama pariwisata,” kata Ketua Panpel dari Opus Nusantara Eleonora Aprilita S dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2017).

Nora, sapaan akrab Eleonora Aprilita S, mengaku ingin mengulang sukses penyelenggaraan kompetisi piano tahun lalu yang juga digelar di Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun lalu, kompetisinya digelar sangat unik. Para pianis dan pemain violin banyak yang tampil dengan pakaian tradisional Bali. Lengkap dengan udeng (penutup kepala khas Bali), sarung, dan baju khas budaya Pulau 1000 Pura itu.

Tahun lalu, pianis cilik asal Bali menggetarkan dunia dan membuat nama Bali terdengar nyaring. Hal itu terjadi saat Joey Alexander Sila tampil memukau dalam acara pembukaan ajang penghargaan musik terbesar Amerika Serikat Grammy Awards 2016.

"Ini bukti Indonesia punya masa depan baik untuk menelurkan talenta di bidang musik klasik. Semoga kecemerlangan Joey Alexander bisa menginspirasi anak-anak muda untuk terus berlatih dan memainkan jari-jemarinya untuk membawa Indonesia terkenal di mancanegara," lanjutnya.

Dalam kompetisi piano yang digelar pada 23-24 September 2017 di Padma Resort Legian Bali.

akan ada 12 kategori yang akan dipertandingkan. Untuk kategori lagu pilihan terbagi dalam 6 kategori yaitu A: usia maksimal 7 tahun, B: usia 8-9, C:usia 10-11, D: usia 12-14, E:usia 15-17, dan F: usia minimal 18 tahun.

"Kemudian ada enam Kategori Bebas, Bebas A-F, mereka akan berkompetisi memainkan tuts-tuts piano dengan tema zaman barok, karya komposer tahun 1600–1750, zaman klasik karya komposer tahun 1750–1820 , zaman romantik karya komposer sekitar awal 1800-1900, dan zaman modern karya komposer pada abad 20 -21," terangnya.

Kompetisi akan dilaksanakan dalam 2 babak. Di babak penyisihan peserta harus memainkan 1 lagu. Lalu peserta yang terpilih untuk tampil di babak berikutnya harus memainkan 1 lagu. Lagu yang dimainkan di babak final tidak boleh sama dengan yang dimainkan di babak penyisihan.

"Peserta boleh mengikuti beberapa kategori di kelompok umur sesuai usianya atau satu kelompok umur di atasnya," tambahnya.

Semua peserta kompetisi akan mendapatkan sertifikat partisipasi. "Dewan juri akan mengumumkan 3 pemenang untuk setiap kategori dan tambahan 3 harapan untuk kategori A-E. Pemenang akan mendapatkan piala, sertifikat kemenangan, dan hadiah dari sponsor," imbuh Nora.

Pesertanya ditargetkan mampu mencapai 160 kontestan. "Jumlah ini pasti akan meledak. Tahun lalu juga banyak yang tidak bisa ikut karena kuota telah penuh. Pendaftaran akan kami tutup pada 8 September mendatang. Saat ini sudah banyak peserta luar negeri yang mendaftar seperti dari Jerman, Australia, Korea, dan China,” jelasnya.

Bagi Kementerian Pariwisata, kompetisi piano ini konkret memberikan dampak langsung maupun tidak langsung. Tahun lalu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti juga hadir di kompetisi yang diikuti banyak pianis cilik dari mancanegara.

Tahun ini, selain dilangsungkan di Bali juga akan pentaskan di Batam. Hal itu untuk menarik wisman dengan spending besar dari Singapura dan Malaysia.

Bahkan, lebih dari 30 pianis-pianis Vietnam sudah mendaftarkan diri. Pianis cilik yang akan tampil di kompetisi pasti selalu membawa rombongan keluarganya, baik ayah, ibu, kakek, nenek, kakak, atau adik mereka.

"Kita dukung atraksi yang mendunia seperti kompetisi piano berlevel internasional ini. Terlebih venue Bali punya daya magis bagi peserta. Peserta pasti antusias mengikuti kompetisi yang ada di destinasi wisata. Mereka jauh-jauh hari sudah booking kamar hotel, sekaligus berwisata keluarga, tentu sangat menguntuntungkan bagi Pariwisata Bali dan Indonesia,"  kata Esthy.

Saat berkompetisi, umumnya pianis kelompok usia 7 sampai 18 tahun diantar oleh seluruh keluarga dan sanak keluarga sebagai pendukung. Jadi jangan heran bila satu peserta bisa membawa 5-10 keluarganya.

"Sambil mendukung putra putrinya, bisa sekalian piknik. Kalau peserta sekitar 160 orang, maka diperkirakan audience-nya sekitar 1.000 orang. Event ini bisa men-drive keluarga besar peserta untuk terbang dan menikmati destinasi wisata di Bali," ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga seirama. Menurutnya, Bali memang disiapkan untuk menggelar, mengakomodir, dan melaksanakan event apa pun. Begitu juga dengan musik, acara ini sangat tepat karena musik adalah bahasa universal yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar.

"Setelah acara ini, pasti mereka akan mengenang Bali dengan musik klasiknya dan juga akan kembali ke Bali," tukasnya.

Arief mengungkapkan, Bali, Jakarta, dan Kepri (Batam dan Bintan) merupakan pintu masuk turis ke Tanah Air yang menyumbang wisman sebanyak 40%.

"Produk portofolio pariwisata Indonesia itu wisata budaya. Bali adalah salah satu pusat wisata budaya di Tanah Air yang banyak menggelar event kelas dunia. Selamat berkompetisi, silakan bawa musik klasik kita mendunia," pungkasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER