Jakarta, CNN Indonesia -- Terapi sel atau di Indonesia disebut Cell Cure dikembangkan di beberapa negara. Selain Jerman dan Indonesia, ada Amerika Serikat, Swiss dan Inggris.
Dilansir dari laman resminya, klinik terapi sel di Jerman,
Praxisgemeinschaft fur Zelltherapy yang dibawahi dr Thomas Nesselhut, menjalin sejumlah kerjasama klinik di beberapa negara, di antaranya AS, Swiss, dan Inggris.
Di Jerman sendiri, klinik yang didirikan dr Nesselhut sejak 2008 itu tidak berjalan sendirian. Di antaranya juga berkolaborasi dengan sejumlah dokter di Gottingen, Kiel, Tubingen dan Ulm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia
Cell Cure Center
RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
 Foto: Screenshot via https://www.rspadgs.net/ |
Jerman Prof. Dr. med. J. H. Peters
DC Gesellschaft für Dendritic-cell-Therapie mbH, Göttingen
Prof. Dr. med. F. Fändrich
Klinik für angewandte ZelltherapieUniversitätsklinikum Schleswig-Holstein, Kiel
 Foto: Screenshot via www.medizin.uni-kiel.de |
Prof. Dr. K.-H.Wiesmüller
EMC microcollections GmbH, Tübingen
Prof. Dr. med. M. Schneider
Klinik für Anästhesiologie, Sektion Experimentelle Anästhesie
Universitätsklinikum Ulm
Amerika Serikat dr med Raymond Chang
Meridian Medical Centre, New York
Dilansir dari Cancer Treatment Research, pada 2015, terapi sel dendritik merupakan salah satu terapi kanker yang menjadi pusat perhatian dunia medis di Eropa dan AS. Selain klinik dr Nesselhut di Jerman yang mengembangkannya, mereka juga berkolaborasi dengan dr Raymond Chang di New York, AS.
SwissProfessor Dr med Dr rer nat B Pfeifer
Aeskulap International Ag, Luzern, CH
Inggris Dr. med J Kenyon, Dr med R Fuller
The Dove Clinic for Integrated Medicine, Twyford, GB
Professor Dr. med. A. Dalgleish
St. George's, University of London, GB
(rah)