Jakarta, CNN Indonesia -- Kaum pria umumnya mengaku tak bisa memahami perempuan, ini juga berlaku sebaliknya.
Hal ini tak cuma terjadi soal urusan pola pikir tapi juga hubungan seksual. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam
Journal of Sex and Marital Therapy, untuk bisa mengerti perempuan dalam urusan seksual dan hal lainnya, para pria harus berani bertanya.
Penelitian tersebut dibuat untuk membantu mencari jalan demi memberikan kesenangan dan kenikmatan pada perempuan soal seksual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
Forbes, Debby Herbenick di India University yang terlibat dalam penelitian menemukan bahwa tiap perempuan memiliki preferensi yang berbeda soal urusan ranjang. Hanya saja, ada benang merah yang bisa ditarik soal kemauan perempuan di ranjang.
Studi ini dilakukan dengan metode pemberian kuisioner terhadap 1.055 perempuan heteroseksual di AS. Kuisioner yang diberikan meliputi pertanyaan soal perilaku seksual sampai soal stimulasi genital. Partisipan yang dipilih berusia antara 18-94 tahun.
Berdasar survei, sekitar 36 persen perempuan dilaporkan menginginkan adanya stimulasi klitoral untuk mencapai orgasme. Sekitar kurang dari lima persen lainnya mengaku hubungan seksual itu saja sudah cukup memuaskan di ranjang.
Sedangkan 36 persen lainnya mengungkapkan stimulasi klitoral tidak penting, tapi bisa membantu mencapai orgasme yang lebih baik.
Ketika disinggung soal teknik ideal yang diinginkan perempuan, sekitar dua pertiganya memilih agar pasangannya melakukan stimulasi klitoris secara langsung.
Sedangkan sisanya memilih untuk stimulasi tak langsung. Mayoritas perempuan lebih memilih agar para prianya melakukan sentuhan langsung ke kulit. Sedangkan sisanya lebih memilih untuk melakukan aktivitas sentuhan lainnya.
Penelitian juga memberikan pertanyaan seputar pola stimulasi yang paling diinginkan perempuan. Hasilnya, gerakan berirama dan berulang dianggap paling ideal. Sebaliknya, perempuan juga mengungkapkan bahwa mereka tidak suka saat pasangannya melakukan penekanan ekstrem pada satu bagian dengan satu gerakan, misalnya memberi tekanan pada satu sisi genital.
Tak cuma itu, penelitian juga membuktikan bahwa lebih dari separuh perempuan dalam penelitian mengatakan bahwa mereka ingin memiliki waktu yang lebih panjang untuk membangun gairah sebelum bercinta. Mereka ingin mengetahui apa yang disukai atau tak disukai pasangan.
Hal ini dianggap penting karena dianggap bisa meningkatkan keintiman emosional yang berkontribusi pada orgasme yang lebih baik.
Dalam survei, perempuan juga menilai bahwa stamina kuat pasangan tidak terlalu penting. Hanya 1 dari 5 perempuan mengungkapkan bahwa hubungan seksual dalam waktu lama bisa membuat orgasme terasa lebih baik.
(chs)