REKOMENDASI KULINER

Berburu Makanan Enak di 'Kota Kretek' Kudus

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Minggu, 08 Okt 2017 05:21 WIB
Meski dikenal sebagai kota penghasil tembakau terbaik di Indonesia, Kudus juga menyimpan sejuta nikmat bagi para pencinta kuliner, salah satunya soto Kudus.
Selain penghasil tembakau, Kudus juga surga bagi pencinta kuliner. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sampai di kota Kudus, saya langsung disambut oleh indahnya Gerbang Kudus Kota Kretek atau GKKK.

GKKKadalah sebuah monumen berupa gerbang masuk yang berada di kawasan Taman Tanggun Angin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ini adalah lambang dari Kudus sebagai Kota Kretek.

Meski dikenal sebagai kota penghasil tembakau terbaik di Indonesia, Kudus juga menyimpan sejuta nikmat bagi para pencinta kuliner.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu yang pasti, saat berkunjung ke kota ini, cicipilah nikmatnya semangkuk soto Kudus langsung dari asalnya.


Soto Kudus yang asli disajikan salam sebuah mangkuk keramik kecil dengan sendok bebek. Mangkuk ini  dipenuhi nasi dan kuah soto berwarna kuning tanpa santan dicampur suwiran daging ayam, sedikit soun dan toge.

Selain itu taburan bawang putih goreng di atasnya membuat selera makan jadi meningkat. Tambahan perkedel dan aneka sate, mulai dari sate kulit, jeroan daging, sate ati dan ampela ayam juga membuat makan soto kudus jadi lebih nikmat.
 
Tak hanya soto, Kudus juga punya makanan khas yang hanya bisa ditemukan di Kota Kesunanan itu, yakni Sate Kebo atau Sate Kerbau. Khusus untuk Sate Kebo, ada cerita sendiri kenapa Kudus memilih daging kerbau untuk dijadikan sate ketimbang daging sapi.

Ketika Sunan Kudus menyebarkan ajaran Islam di Kudus, ia mengeluarkan kebijakan kepada masyarakatnya untuk tidak memakan daging sapi demi menghormati warga yang menganut agama Hindu. Pasalnya, buat agama Hindu sapi merupakan hewan yang sakral yang disucikan.


Meskipun kini warga Kudus mayoritas beragama Islam, tapi hal itu masih tetap dijaga. Itu jadi bukti bahwa toleransi beragama telah diajarkan oleh para pemuka agama sejak dulu.

Saat berkunjung ke Kudus, saya sempat menjajal kenikmatan Sate Kebo “Pak Kusrin 57” lokasinya terletak di Jl. Agus Salim, Kudus, tidak begitu jauh dari alun-alun atau pusat kota Kudus.

Untuk mencicipi sate ini, Anda harus menyediakan waktu sore hari karena warung sate ini buka mulai pukul 14.30

Sate Kerbau ini bentuknya mirip sate lilit khas Bali. Bedanya, tidak ada campuran kelapa selain bumbu rempah dan daging khas kerbau dalam lilitan sate serta rasanya yang manis.

Sate kerbau termasuk kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kudus.Sate kerbau termasuk kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kudus. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Selain untuk menghormati adat, pemilihan daging kerbau juga lantaran dinilai tidak memiliki lemak seperti yang dimiliki daging sapi.

“Dagingnya sudah dipisahkan dari otot, lemak dan gajih, lalu dicincang sampai halus, dicampur rempah-rempah dililit kemudian dibakar sampai matang,” kata Wahyudi, penjual Sate Kerbau 57 yang sudah berdagang sejak 1976 itu.

Sate kerbau ini dihidangkan di atas piring beralas daun jati muda atau daun pisang bersama kuah yang merupakan serundeng, atau kelapa yang disangrai dan dibumbui rempah dicampur kecap khusus yang hanya diproduksi di Kudus, kecap THG.

Seporsi sate kerbau yang berisi 10 tusuk dihargai Rp28 ribu dan tambahan Rp3 ribu untuk nasi putih.

Selain sate, Kudus juga menjajakan banyak variasi makanan dari daging kerbau. Kalau biasanya pindang terkenal dengan ikan, di Kudus ada yang namanya Pindang Kerbau seperti yang dijual di Masakan Khas Kudus Soto Ayam dan Pindang Kerbau Pak Denuh.

Bentuknya sekilas mirip Rawon khas Surabaya dengan kuah hitamnya. Tapi, pindang kerbau tidak memakai petis untuk penghitam kuah, melainkan kecap manis yang dicampur rempah termasuk daun melinjo yang digodok bersama daging kerbau.

Pindang kerbau bentuknya seperti rawon, berkuah hitam yang didapat dari kecap manis.Pindang kerbau bentuknya seperti rawon, berkuah hitam yang didapat dari kecap manis. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Harga seporsi pindang kerbau pun terbilang cukup murah, yakni Rp13 ribu. Lokasinya tidak jauh dari GOR Djarum Jati, Kudus atau tepat di dekat lampu merah Jl. AKPB R. Agil Kusumadaya, Jati, Kudus.

Bagi Anda yang menghindari daging merah, Garang Asam bisa jadi pilihan. Isinya, potongan daging ayam yang dibumbui dengan irisan belimbing wuluh dan bumu rempah yang cukup pedas di kukus menggunakan daun pisang.

Rumah Makan Sari Asih menjadi penyedia garang asam yang cukup terkenal di Kota Kudus. Selain Kudus, beberapa daerah juga banyak menyediakan garang asam, namun rasanya tidak sepedas yang ditawarkan Kudus.

Setelah puas makan daging dan ayam netralkan perut dengan menyeruput kopi khas Kudus di Muria Coffee yang terdapat di lantai dua Mubarok Pusat Sentra Bisnis dan Budaya. Biji kopi yang dijajakan berasal dari perkebunan kopi yang ada di dekat Gunung Muria.

Biji kopi baru akan dihaluskan jika ada pesanan. Kopi hitam dicampur sedikit gula rasanya cukup untuk bisa menetralkan daging kerbau yang masuk ke perut. Satu gelas kopi hitam panas dibanderol Rp12 ribu, sedangkan kopi susu Rp14 ribu.

Garang asam bisa menjadi pilihan bagi Anda yang tidak suka ikan.Garang asam bisa menjadi pilihan bagi Anda yang tidak suka daging merah. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Masih banyak makanan lain yang disajikan Kudus kepada para pecinta kuliner, seperti Opor Ayam Panggang, Tahu Gimbal dan Lentog Tanjung. Jadi, para pecinta kuliner, jika Anda ke Kudus, jangan lupa untuk mencicipi surga makanan khas Kota Kretek ini.

Kopi kudus juga patut dicoba setelah menyantap makanan-makanan lezatnya.Kopi kudus juga patut dicoba setelah menyantap makanan-makanan lezatnya. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER